Berita Jakarta

Kali Mampang Terakhir Kali Dikeruk di Zaman Ahok, Warga Gugat Gubernur Anies ke PTUN

Warga RT10 RW06 Yuli (54) mengatakan, pengerukan Kali Mampang terakhir dilakukan saat perbaikan jembatan di Jalan Pondok Jaya, saat Ahok Gubernur.

Penulis: Desy Selviany | Editor: Hertanto Soebijoto
Wartakotalive.com/Desy Selviany
Warga Pela Mampang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan ceritakan sejarah pengerukan Kali Mampang, Sabtu (19/2/2022)  

TRIBUNTANGERANG.COM, MAMPANG PRAPATAN -- Kali Mampang di Pela Mampang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan ternyata terakhir dikeruk di era Basuki Tjahja Purnama (Ahok) menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Warga RT10 RW06 Yuli (54) mengatakan, pengerukan terakhir dilakukan saat perbaikan jembatan di Jalan Pondok Jaya, saat itu Ahok masih menjadi Gubernur DKI Jakarta di tahun 2017 lalu.

"Terakhir saat jembatan diperbaiki itu tahun 2017 ya era Ahok. Habis itu enggak pernah ada lagi pengerukan," ujar Yuli ditemui di dekat Kali Mampang, Sabtu (19/2/2022).

Yuli mengatakan, meski dikeruk kawasan itu memang kerap terendam banjir tahunan karena dikeliling tiga kali besar sekaligus.

Selain itu, kawasan itu juga merupakan cekungan sehingga air tumpah ke wilayah tersebut.

Maka dari itu, saat itu Ahok memutuskan untuk melakukan normalisasi kali dan melakukan pelebaran terhadap Kali Mampang.

Baca juga: Pascakalah Digugat Warga Soal Banjir, Anies Turunkan Dua Alat Berat di Mampang

Baca juga: Legislator DKI Ingatkan Anies Kurangi ‘Manggung’ dan Fokus Kerja

Saat itu sejumlah rumah sudah terkena titik penggusuran. Namun ketika berganti pemimpin hal tersebut batal terealisasi.

Yuli sendiri tidak tahu kenapa normalisasi kali belum kunjung terealisasi.

Tapi ia sudah merasa sedikit lega akhirnya Kali Mampang dikeruk Pemprov DKI Jakarta hasil dari gugatan di PTUN.

"Karena ini sudah lima tahun tidak dikeruk. Saya juga enggak tahu kenapa pengerukan enggak sampai sini, makanya warga menggugat ke PTUN," jelas Yuli.

Baca juga: Ketika Anies dan RK Main Adu Pinalti, Bagi Pengamat ada 3 Maknanya!

Diharapkan kata Yuli, pengerukan Kali Mampang tidak hanya menjadi simbolisasi semata atas putusan PTUN.

Kalau bisa, Yuli ingin pengerukan dilakukan rutin setiap tiga bulan sekali agar warga bisa tidur tenang saat hujan deras turun.

"Karena di sini kalau hujan deras sebentar saja sudah terendam air sedengkul orang dewasa," ungkapnya.

Sementara itu warga lainnya Bebi (49) mengatakan kawasan itu memang rawan banjir.

Baca juga: ANIES Sebut Resepsi Pernikahan di Jakarta Dibatasi 25 Persen saat PPKM Level 3

Pada Januari tahun 2021 lalu bahkan banjir bisa mencapai dua meter karena diperparah dengan tanggul yang jebol.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved