Tagerang Raya
5 Ton Sampah dari Kali Mati Teluk Naga Cemari Lingkungan, Sampah Diangkut ke TPA Jatiwaringin
Sampah di Kali Mati menimbulkan bau tak sedap dan mengganggu warga sekitar. Dinas LHK Kabupaten Tangerang berupaya mengangkat sampah dari Kali Mati.
Penulis: AndikaPanduwinata | Editor: Intan UngalingDian
TRIBUNTANGERANG.COM, TELUK NAGA - Kali Mati Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, penuh tumpukan sampah.
Sampah di Kali Mati tersebut menghambat aliran air sungai dan mencemari lingkungan sekitar.
Akibat tumpukan sampah itu menutup saluran Wates Kali Mati di Desa Kampung Melayu Barat, Teluk Naga.
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Tangerang berupaya membersihkan dan mengangkut tumpukan sampah tersebut.
Menurut Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 DLHK Kabupaten Tangerang, Samsul Romli, pihaknya mendapat keluhan dari warga tentang bau sampah.
Baca juga: Arief R Wismansyah Resmikan Program Pencanangan RW Tanpa Sampah di Kota Tangerang
Baca juga: Pabrik Dibangun di Bantargebang, Akan Olah 2.000 Ton Sampah Menjadi Bahan Bakar
Sampah itu, kata Samampah yang dibuang secara Samsul Romli, dibuang sembarangan ke saluran Wates Kali Mati.
Dia mengatakan, DLHK mengerahkan 8 personel dan 4 armada truk untuk mengangkut sampah.
"Allhamdulillah pada hari ini sudah tinggal pengakutan sampah itu menggunakan truk saja," ucapnya.
Samsul Romli menjelaskan, pembersihan saluran Kali Mati itu dilakukan bertahap.
Sampah dari Kali Mati diangkat ke daratan, lalu dimasukkan ke bak truk, kemudian dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatiwaringin, Mauk.
"Teknis pengerjaannya sampah dinaikkan dahulu ke darat agar airnya turun."
"Insya Allah hari ini diangkut pakai truk sampah. Diperkirakan volumenya 2 truk sampah atau mencapai 5 ton," ujar Samsul.
Baca juga: Kolaborasi Banksasuci dan SiCepat Ekspres dalam Program Cisadane Bebas Sampah 2040
Baca juga: 15 Indikator Penilaian Masyarakat Peduli Sampah di Kota Tangerang
Dia menambahkan, masalah sampah harus ditangani bersama.
Tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, melainkan tugas masyarakat untuk mengatasi masalah sampah di lingkungannya.
"Kita juga terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat, sosialisasi ini juga sebagai kunci utama kita."