KAHMI Dorong Polisi Tuntaskan Kasus Pengeroyokan Haris Pertama
KAHMI mendorong Polda Metro Jaya mengungkap kasus pengeroyokan terhadap Ketua KNPI Haris Pertama. Motif pengeroyokan ini belum jelas.
Penulis: Desy Selviany | Editor: Ign Prayoga
TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG -- Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) mendorong Polda Metro Jaya mengungkap kasus pengeroyokan terhadap Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Haris Pertama.
Sekjen KAHMI, Manimbang Kahariady mengatakan, dukungan moril diberikan lantaran Haris juga menjabat sebagai salah satu ketua bidang Majelis Nasional KAHMI.
Manimbang menambahkan, alumni Cipayung akan berkumpul untuk membicarakan masalah penganiayaan Haris Pertama.
Menurut Manimbang , ada tiga pembelajaran penting dari kasus penganiayaan Haris Pertama.
Baca juga: PENELITI Unpad Temukan Konsentrasi Gas Radon Pendeteksi Gempa di Sesar Lembang, Bahayakah?
"Pertama, hukum harus ditegakkan secara berkeadilan. Indonesia adalah negara hukum, jadi hukum harus menjadi panglima," ujar Manimbang dalam keterangan tertulis, Jumat (11/3/2022).
Kedua, kasus pengeroyokan itu harus bisa menjadi pelajaran bagi siapapun untuk tidak bertindak semena mena.
Ia menegaskan, tidak ada yang boleh menggunakan cara primitif seperti ini, untuk mencapai tujuannya.
Ketiga, para aktifis harus tetap semangat untuk memperjuangkan kebenaran.
Baca juga: Viral Geng Motor Kejar Warga Sambil Acungkan Celurit di KBT Cakung, Rawan Aksi Kejahatan
Ia meminta para aktivis tidak kendur untuk tetap terus menyuarakan keadilan.
Manimbang berharap proses hukum kasus pengeroyokan Haris Pertama terus berjalan. "Kami berikan dukungan moril kepada polisi, agar bekerja profesional," kata Manimbang.
Sebelumnya diberitakan, Ketua KNPI Haris Pertama jadi korban pengeroyokan di Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (21/2/2022).
Polisi menetapkan politisi Golkar Azis Samual sebagai otak pengeroyokan tersebut.
Baca juga: Gerindra Bela Anies Baswedan, M Taufik: Upaya Banding Kali Mampang Hanya Ikuti Prosedur Hukum
Namun, hingga saat ini polisi belum bisa menemukan motif pengeroyokan. Sehingga diduga masih ada sosok dalang dalam aksi pengeroyokan tersebut.
Haris Pertama juga meyakini ada dalang dalam pengeroyokan yang dialaminya.
Ia merasa menjadi target pembunuhan berencana oleh seseorang yang belum diketahuinya.
Haris menegaskan, dia tidak kenal ketiga pelaku pengeroyokan. Haris juga merasa tidak punya masalah pribadi dengan siapapun.
"Saya tidak pernah punya masalah dengan mereka bertiga saya juga tidak kenal tiba- tiba dia (pelaku) pukul saya," ujar Haris, Selasa (22/2/2022).
Baca juga: Sikap Rizky Billar dan Lesti Kejora saat Dikonfirmasi Soal Terima Uang dari Doni Salmanan
Informasi lain yang diterima TribunTangerang menyatakan, penganiayaan terhadap Haris Pertama diduga merupakan sebuah upaya pembungkaman.
Haris Pertama dinilai telah membuka aib seorang pejabat tinggi di lingkaran dalam Presiden Jokowi.
Pada Februari lalu, Haris mengunggah foto dan tulisan di Twitter tentang seorang wanita bernama Rifa Handayani yang diduga pernah berselingkuh dengan pejabat tinggi tersebut.
Sementara, di bulan Januari lalu, ada spanduk misterius di sejumlah titik di Jakarta Selatan yang bertuliskan kalimat "Selamatkan Rifa Handayani" dan di bawahnya ada tulisan "Pecinta Layangan Putus".
Baca juga: AS dan Eropa Jatuhkan Sanksi, Putin Membalas: Ekspor 200 Lebih Produk Rusia Resmi Dilarang
Siapakah Rifa?
Rifa disebut-sebut pernah melapor ke polisi tentang ancaman dan intimidasi yang diterimanya. Laporan tersebut ditolak dengan alasan bukti-buktinya tidak kuat.
Kisah Rifa memantik simpati yang dituangkan dalam petisi online bertajuk "Perempuan Indonesia Bersama Rifa". Inisiator petisi mengajak para perempuan Indonesia membela Rifa agar mendapat keadilan.
Belum ada konfirmasi tentang teori Haris Pertama dianiaya gara-gara membuka aib seorang pejabat tinggi. (des)