Minyak Goreng

Minyak Goreng Kemasan Masih Mahal, Pedagang Pasar Tradisional Pilih Jual Curah Non Subsidi

Gara-gara Harga Modal Mahal, Syawal Pedagang Pasar Slipi Sudah Dua Minggu Tidak Menjual Minyak Goreng Kemasan

Penulis: Miftahul Munir | Editor: Lilis Setyaningsih
Tribun Tangerang/Miftahul Munir
Syawal (58) pedagang Pasar Slipi, Palmerah, Jakarta Barat, sudah dua Minggu ini tidak menjual minyak goreng kemasan karena harga modalnya cukup tinggi. 

TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA  - Pedagang Pasar Slipi, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat belum mau menjual minyak goreng kemasan karena harganya cukup mahal dari distributor pada Minggu (20/3/2022).

Syawal (58) mengaku, sudah dua Minggu ini tidak menjual minyak goreng karena harga modalnya cukup tinggi.

Minyak goreng kemasan satu liternya harus menjual sekira Rp 25.000 dan modal yang harus keluar perliternya Rp, 23.000-Rp 24.000.

Sehingga daripada keuntungannya tipis, ia memilih mengosongkan persediaan minyak goreng kemasan di tokonya.

Baca juga: Sufmi Dasco Gelar Operasi Minyak Goreng di Tangerang dengan Harga Rp 14.000 Per Liter

"Masih tinggi harganya, kalau jual pasti belum jalan lah kalau harga segitu," ucap Syawal saat ditemui.

Pria mengenakan topi itu melanjutkan, untuk menyiasati agar tetap ada pembeli ia menjual minyak curah.

Namun untuk minyak curah yang dijual bukan bersumber subsidi sehingga warnanya pun lebih jernih.

Ia menjual curah non subsidi seharga Rp 20.000 dan banyak pelanggan yang membeli di tokonya.

Baca juga: Emak-emak Serbu Operasi Pasar Murah Minyak Goreng di Pasar Sukabungah Bekasi

"Jadi saya mau jual kemasan untungnya dikit jadi jualnya curah saja saat ini," tegas Syawal.

Pria paruh baya itu menduga, selama stok minyak kosong di pasaran karena harganya murah ada permainan dari sejumlah pihak.

Sebab, ketika harga minyak sudah tidak lagi diatur oleh pemerintah, persediaan minyak begitu banyak.

"Ya mungkin mereka juga mau jualnya ke harga yang tinggi," terangnya.

Baca juga: Ditengah Kelangkaan, Perusahaan Minyak Goreng ini Luncurkan Kemasan Botol Ramah Lingkungan

Syawal berharap, pemerintah bisa turun tangan untuk mengusut mafia minyak goreng karena meresahkan masyarakat.

Selama beberapa bulan masyarakat berebutan untuk mencari ketersediaan minyak tapi tidak ada.

Namun setelah harganya sudah diangka Rp, 22.000 ke atas justru berlimpah ruah.

"Jadi kami yang mau jualan minyak pada mikir-mikir, omsetnya dikit banget," katanya. (m26)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved