Edukasi
Universitas Djuanda Bogor Ingin Cetak Wirausahawan yang Punya Royalti dengan Karakter Tauhid
Selain mencetak lulusan berkualitas, Universitas Djuanda yang berlokasi di Ciawi, Kabupaten Bogor ini menekankan pendidikan karakter tauhid.
Penulis: Hironimus Rama | Editor: Lilis Setyaningsih
TRIBUNTANGERANG.COM, CIAWI - Universitas Djuanda menjadi salah satu kampus di wilayah Bogor, Jawa Barat.
Selain mencetak lulusan berkualitas, kampus yang berlokasi di Ciawi, Kabupaten Bogor ini menekankan pendidikan karakter tauhid.
Menurut Wakil Rektor III Unida Ir Himmatul Miftah, M.Si., pembentukan karakter tauhid niscaya berguna untuk para mahasiswa.
"Selain dibekali kemampuan akademis, para mahasiswa Unida akan memperoleh kecerdasan emosional dan spiritual dengan 21 karakter tauhid," kata Miftah dalam wawancara eksklusif dengan Warta Kota yang berlangsung belum lama ini.
Baca juga: Ahmed Zaki Iskandar Usung Program Pemkab Tangerang Bekerja Sama dengan Universitas Luar Negeri
Nilai-nilai tauhid yang diterapkan ini, lanjut dia, menjadi keunggulan dan ciri khas dari mahasiswa-mahasiswi tamatan Unida.
"Ada satu keinginan kami bahwa mahasiswa Unida lulus dengan 21 Karakter tauhid, meraih dunia menggapai akhirat. Jadi semuanya dapat, tidak hanya dunia saja tetapi juga akhirat," tuturnya.
Untuk pembentukan karakter tauhid, Kampus ini memiliki pesantren mahasiswa di lingkungan kampus.
"Bila siang hari itu biasanya kuliah umum atau kuliah yang akademik maka sorenya ada kajian-kajian dan ada aktivitas pesantren yang lain. Semuanya itu ada di kompleks Kampus Unida," papar Miftah.
Baca juga: Lima Wanita Alumni Universitas Indonesia Menangi Penamaan di Pulau Reklamasi, ini Artinya
Unida juga dilengkapi apartemen dengan fasilitas bintang tiga atau bintang empat untuk para mahasiswa hafiz Quran.
"Apartemen ini baru mau diresmikan dan bisa difungsikan tahun ini," tambah Miftah.
Menurut Miftah, selain cerdas secara intelektual, emosional, dan spiritual dengan 21 karakter tauhid, lulusan Unida juga harus berjiwa wirausaha.
"Jiwa wirausaha ini yang mendukung profesionalisme tadi. Jika di bangku kuliah itu teori-teori kemudian ada praktik, nah kami juga ada kuliah lintas program studi," ungkapnya.

Miftah mengambil contoh mahasiswa bidang agrobisnis yang ingin membuat konten penyuluhan di media sosial.
"Dia tentu perlu ilmu-ilmu tentang komunikasi. Maka kami adakan kursus-kursus singkat terkait profesionalisme di bidang agrobisnis sehingga dia bisa membuat konten-konten tentang sistem penyuluhan yang efektif," ujarnya.
Dengan sistem ini maka proses pembelajaran bisa saling silang dari program studi lain sebagaimana konsep Kampus Merdeka yang dicanangkan pemerintah.