Tangerang Raya
Tanggapan Buruh soal Buka Masker telah Diperbolehkan Presiden RI Joko Widodo
Presiden RI Joko Widodo telah mengizinkan masyarakat tidak memakai masker saat beraktivitas di luar ruangan.
Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Intan UngalingDian
TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Presiden RI Joko Widodo telah mengizinkan masyarakat tidak memakai masker saat beraktivitas di luar ruangan.
Pelonggaran protokol kesehatan tersebut dilakukan seiring kondisi pandemi Covid-19 terus membaik di Indonesia.
Kebijakan pemerintah pusat tersebut terlihat telah diterapkan oleh masyarakat Kota Tangerang.
Salah satunya saat acara Ketupat May Day yang difasilitasi Pemerintah Kota Tangerang di Stadion Benteng Reborn, Kota Tangerang, Rabu (18/5/2022).
Acara Ketupat May Day itu diikuti ratusan buruh Kota Tangerang.
Pantauan Tribuntangerang.com, ratusan buruh yang mengikuti aksi tersebut mayoritas tidak menggunakan masker untuk menutupi hidung dan mulut.
Mereka berbaur antara kelompok satu dan lainnya tanpa lagi mengenakan masker.
Begitu juga saat acara di atas panggung, para buruh tidak memakai masker.
Kendati demikian, masih ada buruh-buruh yang tetap menutup hidung dan mulut dengan masker saat bercengkerama dengan rekannya.
Buruh lainnya menggantung masker di dagu saat sedang sendiri.
Ketika berbicara dengan orang lain, masker itu dipasang lagi di wajahnya.
Baca juga: 273 Personel Gabungan Dikerahkan saat Aksi Unjuk Rasa Buruh May Day Fiesta
Baca juga: Buruh Tolak Upah Murah Hingga Mogok Kerja Tiga Hari Tiga Malam
Salah seorang buruh yang berasal dari kelompok Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Rian mengatakan, kebijakan melonggarkan protokol kesehatan Covid-19 sebagai keputusan terlambat.
Pasalnya, masyarakat telah melepas masker saat melakukan aktivitas di luar ruangan sudah terjadi sejak beberapa bulan terakhir.
"Seharusnya sudah dari kemarin dibahas, bukan sekarang," ujar Rian saat diwawancarai Tribuntangerang.com, Rabu (18/5/2022).
"Lagipula sebenarnya, mayoritas temen-teman buruh atau pun masyarakat pasti sudah bosan untuk mengenakan masker, dan mereka melepas masker bukan baru sekarang, tapi sejak beberapa waktu lalu," katanya lagi.
Dia menilai, kebijakan dapat menstabilkan perekonomian masyarakat pasca-pandemi Covid-19 lebih baik dibanding pelonggaran prokes Covid-19.
Alasannya, selama pandemi Covid-19, kondisi perekonomian sosial masyarakat terpuruk dan merugikan.
Hal tersebut dilakukan untuk memberi kesejahteraan layak kepada masyarakat.
Khususnya para buruh yang menjadi korban kebijakan perusahaan akibat pengaruh pandemi Covid-19.
Baca juga: Ariza Bilang, Kebijakan Buka Masker Menandai Jakarta dan Indonesia Semakin Membaik Masalah Covid-19
Baca juga: Pengguna Transportasi Publik Masih Wajib Pakai Masker, Pelonggaran untuk Kegiatan di Luar Ruangan
"Seharusnya yang harus kita lakukan saat ini adalah menstabilkan perekonomian di negara kita ini, agar masyarakat seperti kami buruh ini dapat memiliki kesejahteraan. "
"Kan kita sudah sama-sama mengetahui kalau negara dan kota lain, sudah ada yang lepas masker," katanya.
Meskipun begitu, dia tetap mengapresiasi keputusan Presiden Joko Widodo yang telah menetapkan pelonggaran prokes itu.
Harapannya, pemerintah tidak perlu takut masyarakat terpapar Covid-19.
Menurutnya, setiap masyarakat telah memiliki kesadaran masing-masing terhadap menjaga kesehatan dan kekebalan tubuh dari Covid-19 seperti vaksinasi Covid-19.
Contohnya, buruh berani melepas masker karena telah vaksinasi Covid-19 hingga dosis ketiga atau booster.
"Tapi bagaimana juga, saya tetap mengapresiasi pernyataan Pak Jokowi terkait melepas masker di luar ruangan, karena memang kita sudah sangat lama mendambakan kondisi seperti ini."
"Kami juga sadar pentingnya prokes seperti memcuci tangan, ya karena itu untuk kesehatan diri sendiri kan,"
Harapan lainnya, melepas masker menjadi langkah pertama untuk menuju masa endemi Covid-19 di Indonesia.
"Mudah-mudahan pelonggaran prokes ini adalah hal positif dan langkah awal dari pandemi menuju endemi Covid-19, supaya situasi bisa kembali seperti semula," kata Rian.