Berita Tangerang Raya
Kekuatan Media Sosial! Sampah yang Menumpuk di Kali Mati Akhirnya Diangkut
Tindak Lanjuti Laporan Warga, Petugas DLH Kota Tangerang Selatan Bersihkan Tumpukan Sampah di Kali Mati, Ciputat
Penulis: Rafzanjani Simanjorang | Editor: Lilis Setyaningsih
TRIBUNTANGERANG.COM, CIPUTAT -- Saat ini 'kekuatan' media sosial kerap membawa dampak.
Walaupun bisa positif atau negatif tergantung postingan kontennya.
Berita di media sosial juga bisa menjadi cara pintas agar keluhan didengar pemangku kebijakan.
Sebuah postingan warga di sosial media soal tumpukan sampah di Kali Mati atau Kali Kompas, Kelurahan Ciputat, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan membawa dampak.
Baca juga: Proses Ramah Lingkungan ini Dilakukan Produsen Bumbu Penyedap agar Bebas Sampah
Sampah yang menumpuk lama itu, tiga hari lalu langsung ditindaklanjuti oleh Pemkot Kota Tangsel melalui dinas lingkungan hidup.
Sebanyak 20 tim gempur dengan empat pengawas DLH (dinas lingkungan hidup) Kota Tangsel (tangerang selatan) terjun langsung ke lapangan.
Bambang, selaku pengawas menjelaskan alasan mengapa timnya baru hari ini mengeksekusi sampah tersebut.
"Ini kendalanya curam. Jadi mungkin ada yang bertanya, "mengapa tidak langsung diambil?", jadi wilayahnya curam dan sampahnya tidak terjangkau," ujarnya saat ditemui di lokasi, Kali Mati Jalan Bawang Merah, Kompleks Kompas RT 3 RW 08, Kelurahan Ciputat, Rabu (1/6/2022).
Baca juga: Pembakar Sampah Sembarangan di Pasar Minggu Dijatuhkan Denda Rp500 Ribu
Pihaknya juga mendapat penyebab tumpukan sampah karena ada tebing longsor beserta pohon yang membuat sampah menyangkut.
Sampah sendiri disebut terbawa dari aliran air Setu Sasak Tinggi.
"Jadi sampahnya mengalir kesini karena aliran airnya sambungnya memang kesini," katanya.
Lanjut Bambang, pihaknya bekerja dengan peralatan seadanya.
Baca juga: Emak-emak di Ciputat Timur Olah Sampah Pangan Rumah Tangga Jadi Pupuk Cair dan Padat
Mengingat medan cukup curam, Bambang menyebut pihaknya kesulitan mengangkat sampah ke atas, sehingga mengalirkan pecahan sampah terlebih dulu ke aliran kali di bawahnya (Kali Bunut).
"Setelah sampai ke dataran yang lebih rendah, baru sampah itu kami angkat," katanya.
Sementara itu, untuk mengantisipasi kejadian serupa, pihaknya telah mengajukan pembuatan jaring sampah atau pagar besi, sehingga sampah bisa menyangkut di tempat yang mudah dijangkau. (Raf)