Lifestyle

Jangan Biarkan Lansia Alami Malnutrisi, Akibatkan Kelemahan dan Gangguan pada Otot

faktor usia hormon-hormon pengatur selera makan pada lansia cenderung sudah menurun, sehingga berpotensi menyebabkan lansia mengalami malnutrisi.

Penulis: | Editor: Lilis Setyaningsih
istimewa
Meningkatkan kualitas hidup lansia dengan tetap rajin berolahraga dan asupan nutrisi yang gizi seimbang 

TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG – Seiring usia, selera makan pada lansia (lanjut usia) cenderung menurun.

Padahal lansia membutuhkan nutrisi agar tidak malnutrisi. 

Malnutrisi menyebabkan lansia rentan terkena penyakit.

Banyak cara dilakukan agar lansia tidak kekurangan selera makan.

Baca juga: Kegigihan Porter Lansia di Stasiun Pasar Senen, Berharap Rezeki dari Mereka yang Datang dan Pergi

Asam amino glutamat yang terkandung dalam bumbu umami seperti Monosodium Glutamat (MSG) memiliki banyak sekali manfaat yang sangat berpengaruh dalam meningkatkan selera makan lansia.

Peningkatan selera makan ini membantu dalam pemenuhan asupan gizi yang baik, yang berujung pada perbaikan kondisi fisik dan kualitas hidup lansia yang diantaranya terukur dari hasil analisa darah dan anthropometri pada sebuah study bertajuk “Elderly Project”.

PT Ajinomoto Indonesia bekerjasama dengan tim peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan penelitian “Elderly Project” yang dikepalai oleh Dr. Toto Sudargo, M.Kes, dosen di Departemen Gizi FK-KMK UGM.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemberian program makanan dengan kandungan tinggi protein, energi, vitamin, dan mineral tetapi rendah garam, gula, dan lemak, dapat meningkatkan status gizi pada lansia yang berujung pada peningkatan kualitas hidupnya.

Baca juga: Survei: Pasien Rawat Inap di Indonesia Punya Risiko Malnutrisi Sedang Hingga 76 Persen

Periode penilitian ini dilakukan pada Oktober 2021 – Januari 2022, dengan metode purposive sampling, dengan lokasi penelitian di Balai Pelayanan Sosial Tresna Werdha (BPSTW) Unit Abiyoso dan BPSTW Budi Luhur - Yogyakarta.

Kedua lokasi penelitian tersebut dipilih selain keduanya bersedia menjadi tempat penilitian, kedua BPSTW tersebut belum pernah mendapatkan intervensi serupa, serta memiliki dapur yang mampu menyelenggarakan makanan yang dilakukan secara mandiri.

Menurut Dr. Toto, karena faktor usia hormon-hormon pengatur selera makan pada lansia cenderung sudah menurun, sehingga berpotensi menyebabkan lansia mengalami malnutrisi.

Malnutrisi menunjukkan efek buruk yang dapat dialami pada sebagian besar lansia, yaitu kelemahan dan gangguan pada otot.

Baca juga: Kabar Baik! Lansia Boleh Booster Minimal 3 Bulan Setelah Mendapat Vaksinasi Lengkap

“Study Elderly Project yang kami lakukan bersama Ajinomoto ini menunjukkan bahwa, setelah diberikan program pemberian makan pada lansia, terjadi penurunan yang signifikan pada kadar gula darah," ungkap Dr. Toto, Jumat (10/6/2022).

Hal ini ditunjukkan dari persentase pria lansia yang memiliki nilai HbA1C pada kelompok diabetik yaitu sebesar 52.9 persen turun menjadi 23.5 persen.

Terjadi  peningkatan pada kelompok normal dengan persentase yaitu 14.7 persen naik menjadi 47.1 persen.

"Pendidikan gizi tentang pentingnya menjaga pola makan seperti mengurangi makanan manis mampu menurunkan kadar gula darah secara signifikan. Signifikansi kenaikan asupan protein terjadi pada kedua kelompok lansia pria dan wanita,” ungkap Dr. Toto.

Baca juga: Tergiur dengan Tawaran Dapat Bansos, Wanita Lansia 65 Tahun Justru Kehilangan Perhiasan Emas 15 Gram

Berdasarkan hasil penelitian juga menunjukkan bahwa menu rendah garam dalam program pemberian makan terbukti dapat menurunkan tekanan darah pada lansia, yaitu SBP (Systolic Blood Pressure) dan DPB (Dyastolic Blood Pressure).

Sebelumnya, petugas dapur pada BPSTW Unit Abiyoso dan Budi Luhur telah diberikan edukasi tentang pentingnya diet garam terutama pada menu makanan lansia.

Pemakaian garam dapur pada BPSTW Unit Abiyoso dan Budi Luhur yang telah diturunkan tidak membuat nafsu makan para lansia menurun, hal tersebut dapat disimpulkan bahwa rasa makanan terbukti tetap enak walaupun tidak mengandung takaran garam sebanyak sebelumnya

Menurut Dr. Toto, selera makan lansia sebenarnya cenderung rendah karena berbagai faktor fisiologis dan psikologis, namun sebenarnya dapat diatasi dengan meningkatkan daya terima reseptor rasa melalui pengaturan keseimbangan rasa dasar (manis, asam, pahit, asin, dan Umami).

Baca juga: Arief R Wismansyah Prioritaskan Vaksinasi Covid-19 untuk Lansia dan Anak-anak

“Melalui study “Elderly Project” yang kami lakukan bersama UGM ini kami ingin memberikan pemahaman kepada masyarakat luas bahwa pada usia lanjut pun masyarakat sangat bisa tetap meningkatkan kualitas hidup dan harapan hidup sehat, dengan cara menjaga asupan makanan bergizi seimbang dan juga mengurangi asupan gula, garam, dan lemak,” ucap Grant Senjaya, Head of Public Relations Department – PT Ajinomoto Indonesia.

Kampanye Bijak Garam dilakukan untuk  mengedukasi masyarakat tentang pentingnya diet rendah garam dan mengajak keluarga Indonesia untuk hidup lebih sehat dengan mengurangi asupan atau penggunaan garam dalam mengolah makanan, namun tetap bisa memperoleh cita rasa yang tinggi.

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved