Hari Jadi Bogor

Prosesi Ngumbah Tugu Kujang Bogor Libatkan Pemanjat Tebing dan Budayawan

Ngumbah Tugu Kujang ini akan dilaksanakan selama 6 hari dimulai Senin (20/6/2022),gunakan peralatan khusus pemanjat tebing dari Federasi Panjat Tebing

Penulis: Cahya Nugraha | Editor: Lilis Setyaningsih
Tribun Tangerang/Cahya Nugraha
Para budayawan Kota Bogor sedang melakukan ritual doa dan pembacaan wangsit Prabu Siliwangi sebelum dimulainya prosesi ngumbah Tugu Kujang, Senin (20/6/2022). 

TRIBUNTANGERANG.COM, BOGOR -- Rangkaian  perayaan Hari Jadi Bogor (HJB) ke 540 tahun masih terus dilakukan.

Kali ini masyarakat punya kesempatan untuk menyaksikan kegiatan mencuci Tugu Kujang.

Tugu Kujang menjadi ikon Kota Bogor yang di Jalan Pajajaran,  Baranangsiang, Kota Bogor, Jawa Barat.

Selama enam hari sejak Senin (20/6/2022).

Budayawan Kota Bogor  menggelar ngumbah Tugu Kujang atau mencuci Tugu Kujang.

Baca juga: Tak Ingin Ondel-Ondel Jadi Pengamen Jalanan, Kini Diberi Wadah Manggung di Pusat Perbelanjaan

Menggunakan air suci yang diambil dari tujuh sumber mata air yang ada di wilayah Bogor, Jawa Barat.

Di antaranya sumber mata air Cikahuripan yang berada di Kebun Raya Bogor.

Ngumbah Tugu Kujang ini akan dilaksanakan selama enam hari dimulai hari ini dengan menggunakan peralatan khusus pemanjat tebing dari Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI).

Sebelum dilaksanakan prosesi ini terdapat beberapa rangkaian kegiatan yaitu, para sesepuh melaksanakan doa dan memohon kelancaran kegiatan tersebut selanjutnya pembacaan wangsit Prabu Siliwangi.

Baca juga: Di Tangan Shadim, Regenerasi Wayang Kulit Cepak, Indramayu, Jawa Barat

Kemudian baru dimulainya prosesi ngumbah Tugu Kujang yang dilakukan oleh Abah Hermasyah yang merupakan saksi hidup Tugu Kujang.

Kegiatan ini diikuti para seniman dan budayawan Bogor, Kerukunan Warga Bogor (KWB), Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI), Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kota Bogor (DK3B), Ormas dan beberapa komunitas lainnya turut memeriahkan acara ini

Sebagai informasi Tugu Kujang dibangun pada tahun 1982 di masa kepemimpinan Wali Kota Bogor, Ahmad Sobana.

Sementara itu, prosesi pencuciannya (Ngumbah Kujang) pertama kali dilakukan pada tahun 1990 di masa kepemimpinan Wali Kota Bogor, Suratman sebagai rasa cinta warga Bogor dalam merawat dan menjaga kebersihan Tugu Kujang yang menjadi ikon Kota Bogor.

Prosesi ngumbah Tugu Kujang yang dilakukan oleh Abah Hermasyah, Senin (20/6/2022)
Prosesi ngumbah Tugu Kujang yang dilakukan oleh Abah Hermasyah, Senin (20/6/2022) (Tribun Tangerang/Cahya Nugraha)

Dikutip dari blog Kompasiana dari Cecep Gunawan disebutkan Tugu Kujang berdiri memiliki tinggi 25 meter.

Terbuat dari bahan stainless steel yang dilapisi perunggu dan kuningan.

Tugu ini menghadap ke arah lokasi Istana Bogor.

Di bagian bawah tugu tertulis 'Dinu kiwari ngancik nu bihari seuja ayeuna sampeureun juga' yang artinya 'apa yang dilakukan hari ini dan esok harus lebih baik dari hari-hari sebelumnya'.

Baca juga: Geliat Kampung Ondel-ondel Kramat Pulo Senen

Tulisan tersebut berasal dari Prasasti Lingga dan Batutulis Kerajaan Pajajaran yang dipimpin oleh Sri Baduga Maharaja Ratu Adil.

Kujang merupakan senjata pusaka tradisional dari etnis Sunda.

Pusaka ini sudah ada sejak masa pemerintahan Kerajaan Prabu Siliwangi.

Pada masa itu, kujang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Sunda, karena fungsinya sebagai peralatan pertanian lalu menjadi senjata saat menumpas penjajahan.

Pernyataan itu tertera dalam naskah kuno Sanghyang Siksa Kanda Ng Karesian (1518 M) maupun tradisi lisan yang berkembang di beberapa daerah diantaranya di Rancah, Ciamis.

Sampai saat ini, kujang sebagai peralatan berladang masih bisa ditemui di masyarakat Baduy, Pancer Pangawinan di Sukabumi. (m33)

 

 

Sumber: Tribun depok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved