Nama Jalan Diganti
Nama Jalan di Kawasan Setu Babakan Diganti, Warga Heran: Kok Baru Sekarang
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan telah mengganti 22 nama jalan yang ada di Ibu Kota dengan tokoh Betawi.
Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Lilis Setyaningsih
TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan telah mengganti 22 nama jalan yang ada di Ibu Kota dengan tokoh Betawi.
Di antaranya berada di kawasan Setu Babakan, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Lokasi tepatnya di Bantaran Setu Babakan Barat yang saat ini menjadi Jalan H. Rohim Sa'ih.
Plang nama itu dipasang di samping jembatan kecil yang menghubungkan Bantaran Setu Babakan Barat dengan Bantaran Setu Babakan Timur.
Baca juga: Daftar Nama Pahlawan yang Diabadikan Jadi Nama Jalan di Kota Tangerang
Sekitar 10 meter dari Jalan H. Rohim Sa'ih, terdapat juga nama Jalan KH. Ahmad Suhaimi yang sebelumnya bernama Bantaran Setu Babakan Timur.
Lokasi pendirian plang nama Jalan KH. Ahmad Suhaimi berada di dekat Rumah Jaga Pintu Air Babakan.
Penggantian nama jalan tersebut mendapat tanggapan dari warga sekitar bernama Wawan (45).
"Mungkin buat mengenang, mengenal. Tapi kalau untuk anak-anak sekarang kayaknya sih kurang memahami nama-nama jalan di sini," kata dia, saat ditemui pada Selasa (21/6/2022) sore.
Baca juga: Selisik Jejak Sosok Pahlawan Betawi di Rumah Si Pitung Marunda
"Mungkin ya dia kenalnya kaya jalan-jalan yang sudah ada, kaya jalur Setu Babakan, satu jalur. Satu nama jalan. Itu yang dia tahu," sambungnya.
Ia baru mengetahui adanya nama Jalan H. Rohim Sa'ih dan Jalan KH. Ahmad Suhaimi yang menggantikan Bantaran Setu Babakan Barat serta Bantaran Setu Babakan Timur.
Meski begitu, Wawan heran mengapa pergantian nama jalan baru dilakukan pada saat ini.
Ia mengaku tidak mengenal kedua sosok yang dijadikan nama jalan di kawasan Setu Babakan tersebut.
Baca juga: Tandai 100 Tahun Kehadiran di Indonesia, FFI Luncurkan Kampanye Pahlawan Kemajuan Keluarga Indonesia
"Kok, ini nama-nama jalan sekarang diganti. Nama-nama tokoh. Harusnya sih dari zaman dahulu kalau pengin diubah," kata dia.
Seperti diketahui, Pemprov DKI Jakarta mengabadikan sejumlah tokoh Betawi sebagai nama jalan, gedung dan zona khusus dalam rangka menjadikan Jakarta sebagai kota yang menghargai sejarah.
Pengabadian nama-nama tokoh Betawi pada ruang publik itu secara simbolis diresmikan di Kawasan Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Jakarta Selatan, Senin (20/6/2022).
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengatakan bahwa pemberian nama jalan ini sebagai bentuk upaya penghormatan untuk mengenang kontribusi besar para tokoh Betawi tersebut.
Baca juga: Prabowo Subianto Ziarah Makam Pahlawan sekaligus Nyekar Makam 2 Paman di TMP Taruna
“Mereka adalah pribadi yang dikenang karena mereka memberikan manfaat bagi sesama, mereka ini adalah pribadi yang kita kenang karena hidupnya dihibahkan untuk kemajuan,” kata Anies
Pemprov DKI Jakarta ingin menjadikan jalan di Jakarta sebagai ‘museum peradaban’ yang dapat dikenang oleh warga ketika mereka berjalan kaki maupun berkendara melewati lokasi tersebut.
"Ketika kita lewat jalan itu, kita akan sadar nama itu dan kontribusinya, sekaligus di Jakarta kami ingin melakukan perbaikan nama jalan yang akan ditata sebagai penunjuk sesungguhnya,” ujar Anies.
Berikut rincian nama jalan yang diubah sebagai berikut:
Di Jakarta Pusat
1. Tino Sidin adalah seorang tokoh seni lukis dan pendidikan melukis/menggambar anak yang terkenal karena mengisi pogram TV di TVRI, juga dikenal pada era revolusi kemerdekaan berperan dalam militer. Namanya diabadikan sebagai nama jalan di Jalan Cikin VII.
2. Mahbub Djunaidi adalah seorang tokoh yang dikenal sebagai ketua umum pertama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), juga dikenal sebagai wartawan, sastrawan, kolumnis, agamawan dan politikus. Namanya diabadikan sebagai nama jalan di Jalan Srikaya, sekitar Kebon Sirih.
3. Raden Ismail adalah kemenakan dari pahlawan nasional MH Thamrin yang aktif di dunia seni peran yang pernah berkeliling hingga ke Singapura, Malaya dan Thailand bersama grup opera dan dikenal sebagai aktor Betawi era 1950-an. Namanya diabadikan sebagai nama jalan di Jalan Buntu.
4. A Hamid Arief adalah seorang aktor Indonesia yang aktif pada era tahun 1950-1980-an. Namanya diabadikan sebagai nama jalan di Jalan Tanah Tinggi 1 Gang 5.
5. H Imam Sapi’ie adalah Pahlawan Kemerdekaan yang berjuang melawan penjajah, pernah diangkat menjadi Menteri Urusan Keamanan Rakyat pada zaman revolusi. Namanya diabadikan sebagai nama jalan di Jalan Senen Raya.
6. Abdullah Ali adalah seorang putra Betawi yang dijuluki maestro dan legenda perbankan Indonesia. Namanya diabadikan sebagai nama jalan di Jalan SMP 76.
7. M Mashabi adalah seorang pemusik yang turut serta memperkenalkan gaya musik melayu modern. Namanya ditetapkan sebagai nama jalan di Jalan Kebon Kacang Raya sisi Utara.
8. HM Saleh Ishak merupakan putra asli Jakarta dan Pahlawan Kemerdekaan pada tahun 1945-1950an. Namanya ditetapkan sebagai nama jalan Kebon Kacang Raya sisi Selatan.
Di Jakarta Utara
1. Mualim Teko merupakan ulama Betawi yang wafat di Kapuk Teko. Namanya dijadikan sebagai nama jalan di depan Taman Wisata Alam Muara Angke.
Di Jakarta Barat
1. Guru Ma’mun adalah seorang intelektual sekaligus ulama Betawi di Rawa Buaya Cengkareng, Jakarta Barat. Namanya dijadikan nama jalan di Jalan Rawa Buaya.
2. Syekh Junaid Al Batawi adalah ulama Betawi yang menyebarkan agama Islam di Betawi pada abad ke-18. Namanya diabadikan sebagai nama jalan di Jalan Lingkar Luar Barat (dari Pasar Cengkareng ke arah Kamal).
Di Jakarta Selatan
1. H Rohim Sa'ih yang pernah menyediakan lahan untuk disewakan guna pembuatan Perkampungan Budaya Betawi yang sekarang kita kenal dengan Zona Embrio. Namanya diabadikan sebagai nama jalan di Bantaran Setu Babakan Barat.
2. KH Ahmad Suhaimi adalah seorang tokoh masyarakat yang dikenal sebagai penggagas berdirinya Masjid Baitul Ma’mur (kini menjadi Masjid Raya Baitul Ma’mur), juga beberapa masjid di sekitar Kelurahan Srengseng. Namanya diabadikan sebagai nama jalan di Bantaran Setu Babakan Timur.
3. KH Guru Amin adalah seorang ulama yang turut berjuang melawan penjajahan pada masa revolusi. Namanya diabadikan sebagai nama jalan di Jalan Raya Pasar Minggu sisi utara.
4. Hj Tutty Alawiyah adalah seorang mantan Menteri pemberdayaan perempuan, akademisi/dosen, dan ulama Wanita. Namanya diabadikan sebagai nama jalan di Jalan Warung Buncit Raya.

Di Jakarta Timur
1. Mpok Nori adalah seorang komedian Betawi. Namanya dijadikan sebagai nama jalan di Jalan Bambu Apus Raya.
2. H Bokir bin Dji’un adalah seorang seniman topeng Betawi yang namanya diusulkan untuk sebagian ruas Jalan Raya Pondok Gede, yakni dari Hek sampai Prapatan Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
3. Haji Darip adalah seorang yang piawai dalam ilmu bela diri, pendakwah dan pejuang pada masa revolusi yang dijuluki Panglima Perang Klender. Namanya dijadikan sebagai nama jalan di Jalan Bekasi Timur Raya.
4. Entong Gendut adalah seorang pejuang terhadap perlawanan rakyat dari daerah Tanjung Oost (saat ini kampung Gedong, Condet). Namanya dijadikan sebagai nama jalan di Jalan Budaya.
5. Rama Ratu Jaya adalah seorang guru bela diri yang berjuang melawan penjajahan Belanda pada tahun 1869. Namanya dijadikan sebagai nama jalan di Jalan BKT sisi barat.
Di Kepulauan Seribu
1. Habib Ali bin Ahmad adalah seorang yang dikenal sebagai ulama dan mubaligh yang pertama kali menyebarkan Islam di Pulau Panggang dan sekitarnya. Namanya dijadikan sebagai nama jalan di Pulau Panggang.
2. Kyai Mursalin adalah seorang yang dikenal sebagai ulama yang piawai dalam ilmu bela diri. Namanya dijadikan sebagai nama jalan di Pulau Panggang.