Tangerang Raya
Alasan Lhiza Patasik Unggah Video Keluhan tentang Transparansi PPDB SMAN 13 Tangerang
Lhiza Patasik (30) mengunggah video di media sosial yang melontarkan keluhannya terhadap layanan di SMAN 13 Tangerang.
Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Intan UngalingDian
TRIBUNTANGERANG.COM, CILEDUG - Lhiza Patasik (30) mengunggah video di media sosial yang melontarkan keluhannya terhadap layanan di SMAN 13 Tangerang.
Video itu pun viral di Instagram dan Tiktok.
Lhiza Patasik menyampaikan keluhan sebagai wali calon murid yang sedang mengurus pendaftaran sekolah.
Namun, saat di SMAN 13 Tangerang, dia tidak bisa menemui pengurus dan panitia pendaftaran penerimaan peserta didik baru (PPDB).
Perekam video, Lhiza Patasik yang warga Ciledug mengatakan, alasannya merekam dan mengunggah video tersebut lantaran bingung harus mengadu kepada siapa.
Menurutnya, dia sudah 3 kali mendatangi sekolah tersebut, namun tidak menemukan perangkat sekolah yang bertugas seperti petugas keamanan, guru, hingga kepala sekolah.
"Masa enggak ada sama sekali guru atau panitia PPDB yang masuk," ujar Lhiza Patasik saat diwawancarai Tribuntangerang.com, Jumat (8/7/2022).
Dia menjelaskan, rekaman video itu Selasa (5/7/2022) dan Rabu (6/7/2022) saat mendatangi SMAN 13 Tangerang untuk menanyakan PPDB.
Ketika, dia bertemu dengan salah satu guru di sekolah tersebut dan mengajukan pertanyaan terkait PPDB, guru tersebut justru pergi.
Guru itu berkata bahwa dia akan memanggil guru yang bertugas menjadi panitia PPDB.
Namun setelah lebih dari dua jam menunggu, ia tidak melihat guru menemui orangtua murid yang telah berkumpul.
Dia malah melihat guru di sekolah tersebut telah keluar melalui pintu belakang.
Hal tersebut yang menjadi dasar alasan Lhiza menduga ada yang tidak beres di SMAN 13 Tangerang.
Baca juga: SMAN 13 Tangerang Bungkam saat Dikonfirmasi Video Viral Pendaftaran PPDB Tak Transparan
Baca juga: Ari Tunggu 30 Menit untuk Cabut Berkas Lantaran Tak Ada Panitia PPDB di SMAN 13 Tangerang
"Orangtua calon siswa yang nunggu di sekolah itu bukan hanya saya, tapi banyak. Mereka juga punya keluhan dan pertanyaan yang sama dengan saya. "
"Tapi kok gurunya enggak ada yang nemuin kita, malah satu persatu pergi keluar naik motor lewat belakang," kata dia.
"Makanya saya mikir ada yang enggak beres di sekolah ini, karena mereka tau kita orangtua sudah numpuk, tapi mereka enggak ada yang kasih penjelasan atau apapun," tuturnya.
Dia menjelaskan, pertanyaan yang hendak disampaikan kepada sekolah yakni nama-nama calon siswa yang mendaftar melalui jalur seleksi afirmasi dan prestasi yang tidak muncul di website.
Menurutnya, calon peserta didik yang mendaftar pada jalur tersebut tidak mengetahui peringkat atau daftar hasil pengumuman dikeluarkan.
Pasalnya, ia telah melengkapi persyaratan pendaftaran jalur afirmasi dan memiliki akumulasi nilai tinggi saat mendaftar jalur prestasi.
"Kalau kita daftar anak lewat sistem zonasi, nama anak itu pasti muncul di website mulai dari tanggal daftar, seleksi sementara, sampai hasil pengumuman."
"Tapi kalau di jalur afirmasi dan prestasi, kita nggak bisa tau posisinya ada di mana."
"Pokoknya daftar dan kalau namanya ada saat pengumuman lulus, kalau enggak ada ya enggak lulus," katanya.
"Saya kan enggak paham kenapa nggak lulus, padahal syarat seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP) untuk jalur afirmasi punya dan di keterangannya, anak yatim itu diutamakan."
"Dan di jalur prestasi juga sama, kok bisa nilainya yang lebih rendah masuk, yang tinggi enggak," ujarnya.
Baca juga: Video Viral, SMAN 13 Tangerang Tidak Transparan Melayani Orangtua Calon Murid saat PPDB
Baca juga: Inilah Tiga Zona yang Berlaku di PPDB SMP Negeri Kota Tangerang
Kejanggalan-kejanggalan dari proses PPDB tersebut, diketahuinya dari teman keponakannya, sesama calon peserta didik.
"Jadi yang lagi saya daftarin ini keponakan saya, dan mereka punya teman waktu di SMP kan. Nah sesama mereka cerita kalau pada masuk lewat jalur masing-masing."
"Nah itu yang menjadi kecurigaan yang sangat besar buat saya," katanya.
Dia mengaku, telah mencoba menyampaikan aduan ke Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Provinsi Banten tentang masalah tersebut.
Namun demikian, dia belum menerima jawaban atau penjelasan terkait keluhannya yang telah tersebar luas di media sosial.
"Saya sudah coba dateng ke KCD Tangerang Kota, tapi begitu doang, enggak diberi penjelasan sama sekali sampai sekarang," kata Lhiza Patasik.