Wabah PMK
Sebaiknya Jangan Makan Jeroan, Bagian Kaki Ternak Saat Wabah PMK, ini Alasannya
Dikutip dari @indonesiabaik.id, Kementerian pertanian (Kementan) sebut, virus penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak tidak menular ke manusia
Penulis: Yolanda Putri Dewanti | Editor: Lilis Setyaningsih
TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA --Pemerintah menetapkan lebaran Iduladha akan dilaksanakan esok, Minggu (10/7/2022). Walaupun ada ormas yang melakukan hari ini.
Sehingga akan banyak hewan kurban yang disembelih yang kemudian dibagikan ke masyarakat.
Sementara wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) belum usai.
Dikutip dari @indonesiabaik.id, Kementerian pertanian (Kementan) mengatakan, virus penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak tidak menular ke manusia.
Sehingga konsumsi daging masih terbilang aman.
Baca juga: Mad Romli Bagikan 29 Ekor Sapi di Momen Iduladha, Tiap Kecamatan Dapat Satu Ekor
Baca juga: DKM Al-Azhom Akan Salurkan Hewan Kurban ke-13 Kecamatan di Kota Tangerang Dalam Kondisi Sehat
Sementara bagian yang perlu dihindari dari ternak adalah bagian mulut, lidah, bibir, seluruh bagian kaki, seluruh bagian jeroan. Bagian di organ tubuh tersebut adalah bagian yang paling rawan terserang oleh virus dan memiliki kolesterol tinggi.
Meski demikian Kementan menghimbau kepada masyarakat untuk tetap selektif dalam mengonsumsi daging.
Pasalnya tidak semua bagian dari tubuh hewan ternak bisa dikonsumsi dengan aman, terlebih saat ini ditengah wabah PMK.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan, Nasrullah mengimbau kepada masyarakat peternak agar tak menjadi pembawa virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dari hewan yang sakit ke ternak yang sehat.

"Ya, betul-betul berikan pemahaman pada seluruh masyarakat di kecamatan, khususnya peternak, agar tidak menjadi pembawa virus. Kalau habis dari kandang yang sakit jangan dulu kemana-mana," ucap Narsrullah dalam diskusi daring bertajuk 'Sosialisasi Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Kepada Camat Seluruh Indonesia', Jumat (8/7/2022).
Selain itu, pihaknya juga mengingatkan agar peternak membersihkan diri terlebih dahulu jika ingin bepergian keluar rumah usai menangani hewan ternak yang terpapar PMK.
Hal tersebut lantaran, wabah PMK ini menyebar dengan sangat cepat melalui udara maupun menempel pada benda.
"Penularannya ini yang pertama adalah lalu lintas, yang kedua adalah lewat udara, ketiga lewat kendaraan. Jadi virus bisa lengket di sepatu kita, celana, begitu juga di kendaraan yang mengangkut hewan ternak," jelas dia.
Baca juga: Panduan Penyembelihan Hewan Kurban Idul Adha dari Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang
Baca juga: Penjual Hewan Kurban Akui Harga Kali ini Melambung Dibanding Tahun Lalu, Ini Kisaran Harganya
Dengan demikian, permasalahan ini dibutuhkan kolaborasi kuat dari berbagai pihak agar bisa tertangani dengan cepat.
Adapun peran camat sangat penting dalam menanggulangi PMK di wilayahnya, agar wabah tak semakin bertambah baik di tingkat kecamatan, ataupun kelurahan dan desa.
Harapannya, para camat yang di wilayah kerja mereka masih terbebas dari PMK untuk tetap waspada dan bergerak cepat apabila ditemukan kasus pertama.
Nasrullah meminta apabila ditemukan satu atau dua kasus PMK pertama di wilayah yang sebelumnya terbebas dari penyakit tersebut, untuk segera dilakukan pemotongan bersyarat untuk mencegah penyebaran lebih luas.
"Pak camat kalau ada kasus seperti itu segera saja, jangan biarkan, karena setiap jam semakin besar peluangnya untuk makin banyak," ucap Nasrullah.
Daging hewan ternak yang dipotong bersyarat masih bisa dijual sesuai harga pasaran.
Namun, untuk bagian organ dalam atau jeroan harus langsung dimusnahkan dengan cara dibakar atau ditanam dalam tanah.
Diketahui, saat ini pemerintah telah mendistribusikan 800 ribu dosis vaksin ke 21 provinsi yang tertular PMK di seluruh Indonesia. Adapun, dari sejumlah tersebut, sebanyak 491 ribu dosis sudah disuntikkan ke hewan ternak. (m27)