Kecelakaan
Penjaga Palang Pintu Kereta di Silebu Libatkan 4 Orang Tanpa Gaji
Perlintasan kereta api di Desa Silebu, Kragilan, Kabupaten Serang, Banten, kini telah dipasang oleh warga setempat.
Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Lilis Setyaningsih
TRIBUNTANGERANG.COM, SERANG -- Kecelakaan odong-odong yang tertabrak kereta pada pukul 11.00 pada Selasa (26/7/2022) membuat warga gotong royong membangun palang pelintasan secara swadaya.
Tidak hanya palangnya saja yang dibuat swadaya, petugas yang menjaga pun tidak digaji.
Perlintasan kereta api di Desa Silebu, Kragilan, Kabupaten Serang, Banten, kini telah dipasang oleh warga setempat.
Pemasangan palang pintu kereta tersebut dipasang oleh warga sekitar dengan cara gotong royong pada Rabu (27/7/2022) malam hingga Kamis (29/7/2022) dinihari.
Sebanyak empat orang pun dikerahkan untuk menjaga palang pintu kereta api jurusan Merak - Rangkasbitung tersebut.
"Penjaga palang pintu kereta ini ada empat orang yang bekerja secara bergantian atau terbagi dalam dua shift," ujar Mulyana Soleh (32) salah seorang penjaga palang pintu kereta di Desa Silebu, Minggu (31/7/2022).
"Kami yang empat orang ini merupakan warga sekitar yang tinggal di dekat perlintasan rel kereta api," imbuhnya.
Baca juga: Ngeri Kecelakaan! Odong-odong Berseliweran di Jalan Raya Cilincing Berdampingan dengan Truk Trailer
Baca juga: Trauma Saksi Mata Kecelakaan Odong-odong, Tak Bisa Tidur, Makan, hingga Takut Melihat Kereta
Mulyana menjelaskan, sistem penjagaan palang pintu kereta tersebut dibagi menjadi dua shift, yaitu pagi hingga sore dan malam hingga pagi.
Setiap shiftnya akan ada dua penjaga yang bertugas di dua sisi perlintasan rel kereta api. Nantinya, pengendara yang melintas akan diperingatkan untuk berhenti apabila kereta api tengah melintas.
Penjagaan palang pintu itu dilakukan lantaran kereta api yang melintas di desa tersebut tidak ada hentinya, alias 24 jam non-stop.
"Jadi shif pagi itu mulai pukul 07.00 WIB sampai 19.00 WIB, sedangkan shift malem pukul 19.00 WIB sampai 07.00 WIB," kata dia.
"Dalam satu jam, ada dua kali kereta penumpang yang lewat di perlintasan ini, kalau kereta barang itu biasanya malem hari," sambungnya.

Pantauan Tribuntangerang.com, dua palang pintu terpasang di dua sisi pada Jalan Pasar Silebu itu.
Palang pintu tersebut menggunakan besi berukuran kecil dengan dicat berwarna merah putih khas bendera Indonesia, dengan rambu lalu lintas hati-hati.
Polisi tidur berukuran sedang juga dipasang di dua sisi badan jalan, menuju perlintasan kereta api jurusan Merak-Rangkasbitung itu.