Kuliner

Kuliner di Jakarta, Warung Aceh Bang Ari di Tebet Jadi Langganan Pejabat dan Artis

Warung Aceh Bang Ari dalam sekejap sudah punya banyak pelanggan meskipun usia warung ini baru dua bulan.

Penulis: Miftahul Munir | Editor: Intan UngalingDian
Tribun Tangerang/Mifathul Munir
Seorang pekerja sedang membuat minuman teh tarik di Warung Aceh Bang Ari, di Tebet Dalam Barat 5, Tebet, Jakarta Selatan. Warung Aceh Bang Ari ini menyediakan beragam menu bercita rasa Aceh seperti nasi goreng, mi, dan sate. 

TRIBUNTANGERANG.COM, TEBET - Tempat kuliner di Jakarta, salah satunya Warung Aceh Bang Ari yang dalam sekejap dibuka sudah punya banyak pelanggan.

Lokasi Warung Aceh Bang Ari di  Jalan Tebet Dalam Barat V, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan.

Tidak tanggung-tanggung, dalam tempo dua bulan setelah warung ini dibuka,  langganan Warung Aceh Bang Ari mulai dari pejabat DPR RI, musisi, dan penyanyi.

Anggota DPR yang datang ke warung antara lain Nasir Djamil dari PKS, Nazaruddin Dek Gam, Illiza Saaduddin, Muslim, Muslim Ayub, Masinton pasaribu Wibi dan Budiman Sujatmiko.

Sedangkan artis yang pernah mampir untuk mencicipi makanan khas Aceh adalah Elly Sugigi, Irma Darmawangsa dan mantan vokalis band Drive sekaligus musisi Anji.

Ruah makan  yang menyajikan makanan khas Aceh ini diluncurkan pada 13 Agustus 2022 dan setiap hari dibanjiri pengunjung.

Tidak hanya orang-orang keturunan Aceh, pelanggan dari suku lain juga kerap bersantap di Warung Aceh Bang Ari.

Makanan khas yang ditawarkan antara lain mi aceh, nasi goreng aceh, sate matang, kari kambing, teh tarik, kopi sanger aceh, dan kopi pancung.

Manager Warung Aceh Bang Ari, Putri menjelaskan, koki yang dipekerjakan didatangkan langsung dari Aceh.

Untuk rasa dan pengolahannya menggunakan bumbu rempah dan rahasia khas dari Nanggroe Aceh Darussalam, kampung halaman Putri.

Baca juga: Kuliner Jakarta dan Sekitarnya, Bakso Kameumeut Isiannya Mulai dari Kepala Sampai Bagian Ekor Sapi

Baca juga: Kuliner Jakarta, Obati Rasa Kangen Panganan Khas Makassar di Rumah Makan Ikan Bakar Phinisi

Nama matang yang ada pada menu sate matang mengacu pada nama daerah di Aceh, Matang.

Sate matang ini menggunakan bumbu kacang yang berbeda dengan sate lainnya karena menggunakan bumbu rahasia khas Aceh.

Bahan utama sate Aceh  ada dua pilihan yakni kambing dan sapi yang disajikan menggunakan kuah sop atau soto.

Warga Aceh asli yang rindu dengan sate khas kampung halaman bisa mampir ke Warung Bang Ari.

"Kalau rasa sudah bisa kami jamin lebih enak daripada warung Aceh lainnya dan harganya juga tidak terlalu mahal alias bersahabat," kata Putri saat ditemui Sabtu (24/9/2022).

Dia mengatakan, untuk minuman khas Aceh seperti teh tarik diolah dari berbagai macam teh dan dicampur susu.

Kopi sanger ini memakai bubuk kasar robusta dan disaring. Minuman kopi ini tidak terlalu pahit karena telah dicampur susu.

Sedangkan kopi pancung ini memiliki arti setengah porsi atau disajikan menggunakan gelas sedang  dan tidak penuh.

Baca juga: Kuliner Jakarta, Cara Bertransaksi Unik di Warung Kerek Mpok Neneng

Baca juga: Kuliner Jakarta, Warteg Warmo yang Namanya Diberi oleh Raja Dangdut Rhoma Irama

Menurut Putri,  sajian  kopi kerap dijadikan media dakwah ulama saat penyebaran Islam di Aceh.

Warga juga menyeruput kopi di warung-warung dekat masjid.

Rata-rata warung kopi di Aceh itu dekat masjid dan setiap adzan berkumandang semua warung mematikan lampu.

Setelah selesai melaksanakan salat, warung menyalakan lampu dan warga berdatangan ke warung untuk ngopi kembali.

Hal ini juga diterapkan oleh Warung Aceh Bang Ari karena lokasinya persis di samping masjid

"Biasanya di sana benar-benar selesai salat subuh pada ke warung untuk ngopi, kalau kita buka dari pukul 10.00 WIB sampai 00.00 WIB, kalau Sabtu-Minggu sampai pukul 02.00 WIB," ujarnya.

Perempuan berhijab ini berencana akan membuka Warung Aceh Bang Ari selama 24 jam.

Namun, dia belum tahu kapan akan mulai membuka warung 24 jam karena tergantung dari pemilik Warung Aceh Bang Ari.

Putri menjelaskan, alasan ingin membuka 24 jam karena hampir semua warung kopi di Aceh hampir tak pernah tutup setiap harinya.

"Karena kita orang Aceh ini suka nongkrong, pulang kerja pasti nongkrong minum kopi," tuturnya.

Lokasi populer

Wilayah Tebet, Jakarta Selatan, memang dikenal sebagai tempat nongkrong masyarakat karena di mana-mana dari tempat makan, kafe, atau warung kopi.

Owner Warung Aceh Bang Ari bernama Ari Nuzul antusias ingin membuka usaha di Tebet.

Tebet secara geografis berada di perbatasan antara wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.

Pangsa pasarnya pun besar untuk memperkenalkan warung kopi tersebut dari kalangan muda sampai orangtua.

"Kalau secara pangsa pasar di Tebet ini cukup ramai ya, apalagi di Tebet ini belum ada warung kopi dengan kosep modern atau tempat anak-anak muda biasa nongkrong," tuturnya.

Terbentuk dari pemikiran masyarakat, Tebet tempat nongkrong sehingga tidak terlalu menyulitkan untuk mencari pelanggan.

Namun, managemen Warung Aceh Bang Ari harus tetap mencari perbedaan dari tempat makan Aceh lainnya.

Oleh karena itu, konsep modern sejak awal diusung supaya menarik orang yang lalu lalang bertandang ke sana.

"Karena di Tebet ini pangsa pasarnya sudaj terbentuk, jadi gampang buat giring kita cari perbedaan," ujarnya.

Sebelum menjalankan bisnis warung Aceh ini, kata Putri, bosnya lebih dulu membuat konsep restoran yang nyaman dan cocok sebagai tempat berkumpul.

Artinya, konsep awal warung ini egaliter (setara) dan bisa diterima semua kalangan ketika menyeruput kopi atau makan di tempat.

Pemilih Warung Aceh ini punya dua lokasi sasaran bisnis kuliner, pertama di Bendungan Hillir, Jakarta Pusat dan kedua di Tebet Jakarta Selatan.

Lantaran di Bendungan Hillir tak menemukan tempat yang cocok, akhirnya sang owner mencari lahan di Tebet, Jakarta Selatan.

Setelah menemukan lokasi strategis dan bersebelahan dengan masjid, maka pihaknya membuat bangunan yang sudah dikonsep sejak awal.

Untuk lahannya sendiri masih menyewa milik orang lain, tapi Putri tak merinci berapa uang sewa tempat di sana.

Keuntungan Warung Aceh berdampingan dengan masjid menjadi menambah suasana warung seperti asli di Aceh.

Hal ini membuat warga asli Aceh bisa melepas kerinduan dengan kampung halaman. 

"Biasanya kalau yang lagi ngopi di warung, terus adzan mereka tutup gelasnya dengan cangkir, tandanya kopi itu belum selesai diminum dan si orang itu akan balik lagi selesai salat," ujarnya.

Ratusan pengunjung setiap hari

Pengunjung Warung Aceh Bang Ari setiap hari terus bertambah,  bisa mencapai 500-800 orang per hari.

Bahkan, ketika Sabtu-Minggu jumlah pengunjungnya bisa dua kali lipat.

Saat akhir pekan dan ibur nasionak, pengunjung akan dihibur pertunjukan live music.

"Kalau hari-hari biasa enggak ada, kami cuma ada live Sabtu dan Minggu," ujarnya.

Menu khas di Warung Aceh Bang Ari ini paling banyak di buru seperti sate matang, mi, nasi goreng, teh tarik, kopi sanger, dan kopi pucung.

Putri berharap, usahanya akan terus berkembang dan tidak menutup kemungkinan bakal membuka cabang.

"Kalau kita buka cabang, konsepnya bukan lagi mengenalkan warung kita, tapi melebarkan usaha kita," ujar Putri.

"Bisnis itu sudah pasti rugi, risiko besarnya adalah untung, jadi kami ingin memiliki risiko untung besar dengan melebarkan Warung Aceh Bang Ari," kata Putri.

 

 


 

 

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved