Gagal Ginjal Anak
WHO Beberkan Temuan Jenis Bahan Kimia Beracun di Sampel Obat Sirup, Pantas Saja Berakibat Fatal
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan temuannya pada sampel uji coba pascatemuan kasus kematian pada anak di Gambia.
Perlu diketahui, anak yang meninggal di Gambia akibat mengkonsumsi obat batuk sirup paracetamol menderita gagal ginjal akut.
Baca juga: Kematian Akibat Gagal Ginjal Anak di Indonesia Terbilang Tinggi, Kemenkens Minta Masyarakat Waspada
Baca juga: Kasus Gagal Ginjal Anak di Indonesia Capai 206 Orang, DPR Dukung Pemerintah Larang Obat Sirup
Lalu apa itu gagal ginjal akut?
Gagal ginjal akut merupakan penyebab kematian nomor satu dalam kasus keracunan, dan itu dimulai antara 8 hingga 24 jam setelah terpapar dosis zat yang mematikan.
Jika penderita tidak segera mendapatkan pengobatan, gejalanya akan berkembang menjadi kegagalan multi organ dalam dua sampai tujuh hari.
Contoh kontaminasi dan kematian terkait dengan dietilen glikol, bukanlah hal baru.
Karena kasus-kasus seperti itu telah dilaporkan sebelumnya terjadi di India, Amerika Serikat (AS), Bangladesh, Panama dan Nigeria.
Pada 2007, Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS mengeluarkan panduan untuk peracikan farmasi, pengemas ulang, dan pemasok tentang potensi bahaya publik gliserin yang terkontaminasi dengan dietilen glikol (DEG), menyebut DEG sebagai 'racun'.
Penasihat FDA mengikuti laporan keracunan DEG fatal dari konsumen yang menelan sirup obat, seperti sirup obat batuk atau sirup asetaminofen.
Tahun lalu, 12 anak meninggal di distrik Udhampur di Jammu India, karena sirup obat batuk yang terkontaminasi yang disebut Coldbest-PC dan diproduksi oleh sebuah perusahaan di Himachal Pradesh.
Kematian ini juga terkait dengan adanya kadar dietilen glikol yang tinggi dalam sirup obat batuk tersebut.
Administrasi Negara Bagian itu kemudian memerintahkan penarikan obat dari semua Negara Bagian lain di mana obat itu dipasarkan.
Ini adalah kasus keracunan glikol massal keempat di India. Pada 1973, terjadi insiden serupa di Rumah Sakit Anak, Egmore di Chennai yang menyebabkan kematian pada 14 anak.
Pada 1986, keracunan serupa di J.J. Rumah sakit menyebabkan kematian 14 pasien, lalu pada 1998, 33 anak meninggal di dua rumah sakit yang terletak di New Delhi karena keracunan serupa.
Penyelidikan WHO yang sedang berlangsung telah memulai penyelidikan lebih dalam melalui koordinasi dengan pihak berwenang India.
Organisasi Pengawasan Standar Obat Pusat India (CDSCO) juga telah meluncurkan penyelidikan terperinci untuk memastikan fakta.