Potret Rumah Mewah Ismail Bolong, Polisi Pangkat Rendahan Main Batubara, Ngaku Setor Rp 6 Miliar

Potret rumah Ismail Bolong pengusaha batubara sekaligus pensiunan dini polisi yang viral ngaku beri setoran kepada Kabareskrim Polri

Editor: Jefri Susetio
istimewa
RUMAH-- Kediaman Ismail Bolong kawasan Kecamatan Sungai Pinang, Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Pada pelataran rumah terlihat sejumlah mobil mewah terparkir 

TRIBUNTANGERANG.COM - Ismail Bolong, pengusaha batubara sekaligus pensiunan polisi ini menjadi sorotan karena pengakuannya memberikan setoran kepada petinggi Polri.

Ismail Bolong mengaku memberikan uang miliaran kepada Kabareskrim Polri, Komjen Pol Agus Andrianto.

Berdasarkan penelurusan Tribun, Ismail Bolong memiliki rumah mewah di kawasan Kecamatan Sungai Pinang, Kota Samarinda, Kalimantan Timur.

RUMAH MEWAH--- Potret rumah mewah Ismail Bolong, pensiunan dini polisi sekaligus pengusaha tambang batubara di Kalimantan Timur
RUMAH MEWAH--- Potret rumah mewah Ismail Bolong, pensiunan dini polisi sekaligus pengusaha tambang batubara di Kalimantan Timur (istimewa)

Baca juga: Ismail Bolong, Oknum Polisi Nyambi Pengusaha Batubara, Viral Video Dugaan Setoran ke Kabareskrim

Rumah mewah Ismail Bolong warna putih dengan perpaduan biru. Jadi, rumah miliknya terlihat mewah dibandingkan rumah rumah lain yang berada di kawasan tersebut.

Ada sejumlah mobil yang terparkir di rumah milik Ismail Bolong di antaranya mobil Lexus, Fortuner putih beserta beberapa sepeda motor terparkir di teras dan garasi.

Tidak hanya itu, sejumlah tanaman hias juga tersusun rapi di pelataran rumah tersebut

Rumah beton mewah tersebut juga terlihat asri dengan beberapa tanaman hias di halaman rumahnya.

Selain itu, rumah Ismail Bolong terlihat lengang, hanya ada beberapa orang yang terlibat di pelataran rumah itu.

Baca juga: Setelah Muncul Video Ismail Bolong, Komjen Agus Andrianto Dilaporkan ke Propam Polri

Penjelasan Ketua RT

Ketua RT, Titus Sidete mengatakan terakhir kali bertemu Ismail Bolong pada Kamis (3/11/2022). Kala itu, Ismail Bolong mendatangi pernikahan warga setempat.

"Setelah itu tidak pernah lagi bertemu. Nomornya juga semua sudah ganti," ujar pria asal Bone ini.

Titus menjelaskan, Ismail Bolong tinggal di kawasan itu sudah sepuluh tahun.

"Dia punya empat anak. Yang tinggal di rumah itu kurang lebih sepuluh orang, sudah termasuk pembantunya ya," katanya.

Sedari dulu Ismail Bolong sudah menjadi anggota Polri namun belakangan menjalankan bisnis pertambangan hingga kemudian pensiun dini dari kepolisian.

"Jadi setahu saya memang usaha tambang," bebernya.

Ismail Bolong dan keluarga merupakan pribadi yang santun, rendah hati, mau berbaur dan selalu berpartisipasi dalam setiap kegiatan lingkungan.

"Ada kegiatan apa saja pasti beliau bantu. Soal nilai (bantuan tunai) beliau tidak pernah keberatan.
Ada yang nikahan, perbaikan dan program pemerintah pasti dia bantu. Apalagi kalau orang sakit dan dia tahu, pasti sangat cepat membantu," pujinya.

Oleh sebab itu, terkait kasus yang menyeret warganya tersebut, dirinya enggan berkomentar.

Walaupun ia bersama warga setempat mengaku terkejut dengan munculnya permasalahan yang viral belakangan ini.

"Jujur saya kaget sekali ada kasus seperti itu. Tapi lepas dari itu di mata kami beliau sangat berjiwa sosial tinggi. Itulah mengapa kami di sini memanggil beliau Bos," ujarnya.

RUMAH MEWAH-- Kediaman Ismail Bolong yang Mewah Dibandingkan Rumah-rumah Lain di Kompleknya.
RUMAH MEWAH-- Kediaman Ismail Bolong yang Mewah Dibandingkan Rumah-rumah Lain di Kompleknya. (istimewa)

6 Fakta Pengakuan Ismail Bolong

Video pengakuan Ismail Bolong soal bisnis tambang ilegalnya di Kalimantan Timur, beredar di media sosial.

Dalam video itu, Ismail Bolong mengaku pernah menyetorkan duit kepada perwira tinggi Polri.

Ia mengaku menjadi pengepul dari konsesi tambang batu bara ilegal di Desa Santan Ulu, Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Ismail Bolong meraup keuntungan dari pengepulan dan penjualan tambang ilegalnya sejumlah Rp 5-10 miliar setiap bulan, terhitung sejak Juli 2020 hingga November 2021.

Selama tambang ilegalnya beroperasi, Ismail Bolong berkoordinasi dengan perwira tinggi Polri agar mendapat perlindungan, sehingga aktivitas ini tak menjadi kasus hukum.

1. Setor uang Rp6 miliar kepada Petinggi Polri

Dalam video pengakuannya, Ismail Bolong menyebutkan koordinasi yang dilakukan dengan petinggi Polri itu dilakukan dengan menyetor uang Rp6 miliar.

Ismail Bolong tiga kali menyetor uang Rp6 miliar kepada petinggi Polri tersebut.

“Terkait kegiatan yang saya laksanakan, saya sudah berkoordinasi dengan Kabareskrim, yaitu ke Bapak Komjen Pol Agus Andrianto dengan memberikan uang sebanyak tiga kali. Yaitu pada bulan September 2021 sebesar Rp 2 miliar, bulan Oktober 2021 sebesar Rp 2 miliar, dan bulan November 2021 sebesar Rp 2 miliar,” ungkap Ismail, dikutip dari TribunKaltim.

Setiap bulan Ismail Bolong menyerahkan secara langsung kepada Komjen Pol Agus Andrianto di ruang kerjanya.

"Sejak bulan Januari 2021 sampai dengan bulan Agustus yang saya serahkan langsung ke ruangan Agus."

2. Tambang ilegal merupakan bisnis pribadi

Ismail Bolong menjelaskan dalam videonya, tambang ilegal tersebut ia operasikan sendiri.

Ia mengklaim, tidak ada campur tangan atau perintah dari atasannya.

Menurut sejumlah pemberitaan sebelumnya, Ismail Bolong disebutkan sebagai mantan anggota Polri di Poltabes Samarinda, Kalimantan Timur.

3. Setor uang Rp200 juta ke Polres Bontang

Selain menyetor uang Rp6 miliar kepada petinggi Polri, Ismail Bolong juga menyetor uang Rp200 juta ke Polres Bontang.

"Saya pernah memberikan bantuan sebesar Rp 200 juta pada bulan Agustus 2021 yang saya serahkan langsung ke Kasatreskrim Bontang AKP Asriadi di ruangan beliau," kata Ismail Bolong dalam videonya.

Ia juga mengaku mengenal Tampoli, orang yang pernah menjual batu bara ilegal yang telah ia kumpulkan kepada saudari Tampolin, sejak bulan Juni 2020 sampai dengan bulan Agustus tahun 2021.

4. Video pengakuan Ismail Bolong direkam pada Februari 2022

Setelah videonya viral dan menghebohkan publik, Ismail Bolong (46), mengungkapkan fakta dari video pengakuannya tersebut.

Video pengakuan itu ternyata ia buat sejak Februari 2022.

Ismail Bolong mengaku saat itu ia dalam posisi diintimidasi.

Ismail juga menyampaikan permintaan maaf kepada Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Kabareskrim) Polri Komjen Pol Agus Andrianto, atas testimoninya soal penyerahan uang.

Ismail mengaku, video testimoni itu direkam Februari 2022 lalu di sebuah hotel di Balikpapan, Kaltim, dalam kondisi tertekan karena diancam oleh eks Karopaminal Divpropam Polri, Brigjen Hendra Kurniawan

"Saya mengajukan permohonan maaf ke Pak Kabareskrim. Saat testimoni itu saya dalam tekanan dari Brigjen Hendra dari Mabes," ujar Ismail Bolong kepada wartawan TribunKaltim, Sabtu (5/11/2022).

Ia heran video tersebut beredar saat adanya sidang kasus Ferdy Sambo dan Brigjen Hendra Kurniawan.

"Padahal itu direkam Februari (2022) sebelum saya ajukan pensiun dini," katanya.

5. Ismail Bolong mengaku ia tertekan saat membuat video pengakuan

Ismail Bolong mengaku dirinya berada dalam kondisi tertekan ketika membuat video pengakuan tersebut.

Ia mengatakan, perekam video itu adalah anggota Paminal dari Mabes.

Video itu direkam melalui ponsel iPhone milik 1 dari 6 anggota Paminal mabes yang datang khusus ke Balikpapan.

Sebelum direkam, Ismail Bolong diperiksa di ruang Propam Polda Kaltim, di Balikpapan.

Dia diperiksa mulai pukul 22.00 WITA hingga pukul 02.00 WITA dini hari.

"Saya ingat, saya di hotel sampai subuh, dikawal 6 anggota dari mabes."

Karena tidak bisa berbicara dan dalam tekanan, akhirnya ia terus intimidasi dan dibawa ke hotel lantai 16.

6. Ismail Bolong dipaksa membaca naskah pengakuan

Ismail Bolong mengungkap, dirinya diminta membaca naskah yang berisi testimoni penyerahan uang kepada petinggi Polri.

Saat diintimidasi di kamar hotel, seorang bintara sudah menulis konsep apa yang harus ia baca.

"Saya sampai tiga kali ditelepon Jendral Hendra, dan diancam akan dibawa ke Propam Mabes kalau tidak baca itu testimoni." kata Ismail Bolong.

Akhirnya, konsep tulisan itu dia bacakan dan direkam menggunakan ponsel.

Dia menyebut, karena tekanan dan ancaman dari Brigjen Hendra Kurniawan (kala itu Karo Paminal Propam Mabes Polri) itu, Ismail Bolong mengajukan pensiun dini bulan April 2022, namun baru disetujui 1 Juli 2022.

Baca Berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul FOTO-FOTO Rumah Mewah Ismail Bolong: Ada Mobil Lexus dan Fortuner Putih Terparkir di Garasi

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved