Sejarah Jakarta
Sejarah Jakarta: Bir Pletok Inovasi Minum Halal yang sudah ada Sejak Zaman Kolonial
Bir pletok bukan bir pada umumnya yang memabukkan, akan tetapi bir pletok terbuat dari rempah seperti jahe dan serai.
Penulis: Desy Selviany | Editor: Lilis Setyaningsih
TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA -- Jakarta punya satu minum khas yang terkenal namanya Bir Pletok. Pada Sejarah Jakarta, Bir Pletok mulai muncul di era kolonialisme Belanda.
Pada sejarah Bir Pletok yang dikutip dari situs Kemendikbud.go.id bir pletok bukan bir pada umumnya yang memabukkan, akan tetapi bir pletok terbuat dari rempah seperti jahe dan serai.
Ada pula campuran daun pandan yang membuatnya wangi. Jika ingin warnanya lebih merah, saat merebus bir pletok tinggal tambahkan kayu secang.
Tambahan cengkih, kayu manis, kapulaga, dan pala juga biasanya dicampurkan saat membuatnya. Bir pletok biasa disajikan panas.
Minuman khas Jakarta itu cocok diminum di malam hari.
Namun, bir pletok modern juga bisa disajikan dingin sehingga membuat segar di siang hari.
Asal usul bir pletok menurut mayarakat betawi yaitu ketika masa penjajahan Belanda.
Dalam sejarah Bir Pletok, pribumi awalnya tidak mau kalah dengan penjajah yang suka meminum Beer yang mengandung alkohol.
Karena itu, mereka menciptakan minum sendiri yang fungsinya hampir sama yaitu menghangatkan badan.
Lantaran masyarakat Betawi mayoritas muslim, mereka mencari alternatif minuman yang bisa menghangatkan tubuh namun tetap halal.
Baca juga: Ramuan 13 Rempah di Bir Pletok Bang Isra, Awet Hingga 3 Bulan Walaupun Tanpa Pengawet
Kemudian, nama Pletok sendiri digunakan berdasarkan tiga asumsi, yaitu bunyi pletok yang keluarlah dari bambu karena hasil pencampuran bahan-bahannya, bunyi pletok dari es batu dalam teko berisi bir tersebut, dan bunyi pletok yang berasal dari kulit secang yang merupakan salah satu bahan minuman ini.
Selain itu, Sejarah Bir Pletok berawal dari kebiasaan para bapak-bapak atau kaum pria yang senang berkumpul bersama, entah di pos hansip, di rumah atau hajatan.
Mereka menghabiskan waktu malam hari dengan minum Bir Pletok agar tubuh mereka menjadi hangat.
Kebiasaan tersebut lama-lama menjadi tradisi dan Bir Pletok makin di kenal oleh masyarakat sebagai minuman tradisional khas Betawi.
Baca juga: Sejarah Jakarta, Kelezatan Kerak Telor Disukai Orang Belanda di Betawi, jadi Kudapan Pembuka
Cara pembuatan Bir Pletok cukup sederhana yakni 2 liter air dicampur dengan ½ liter gula pasir dan diberi bumbu jenis rempah-rempah diantaranya kayu manis, jahe, serai, cengkeh, babakan secang, bunga pala, lada, cabe, jeruk purut, daun pandan, dan garam.