Kuliner Jakarta
Kuliner Jakarta, Asinan Kamboja Jakarta Timur, Paduan Manis, Asam, dan Asin yang Bertahan Sejak 1970
Asinan Legendaris Kamboja Alm H Mansyur Jakarta Timur, Sejak 1984 Kerap Menjadi Tongkrongan Anak Kampus UNJ
Penulis: Rendy Rutama | Editor: Lilis Setyaningsih
Tempat legendaris ini rupanya dijelaskan Ayu, selaku Penerus Asinan Kamboja Alm H Mansyur, sudah berdiri sejak tahun 1970, dan mulai beroperasi memanfaatkan ruko yakni pada tahun 1984.
Proses mencapai memiliki ruko tersebut, memiliki perjalanan yang diungkapkan Ayu tidaklah mudah bagi Alm H Mansyur kala itu.
Berjualan berkeliling dengan memanfaatkan gerobak dipikul, hingga mencoba menawarkan dagangan berupa kacang rebus, hingga telur asin sempat dilalui.
"Sebelum seperti ini, dulunya berjualan berkeliling di wilayah Rawamangun, berjualannya pun dia memakai sistem pikul, dan itu sudah dilakukan sekitar tahun 1965," kata Ayu, saat ditemui awak media, Senin (23/1/2022).
Seusai melewati beberapa tahapan berjualan, bertemulah di tahun 1970, Alm H Mansyur tertarik meracik makanan Asinan.
Berbekal insipirasi dari keinginan pribadi, yang kala itu mencari solusi untuk memanjakan masyarakat di cuaca panas dengan mengonsumsi sesuatu asupan, terciptalah asinan.
Baca juga: Kuliner Jakarta dan Sekitarnya, Bernostalgia dengan Es Woody yang Hits Tahun 1980-an
Tanpa berfikir panjang, Alm H Mansyur langsung mencoba berkomunikasi dengan kedua orangtuanya untuk diarahkan atau diperlihatkan membuat racikan Asinan yang khas.
"Ketika itu dia melihat suasana terik matahari pada siang hari, dan dia punya inspirasi seperti itu, ketika termenung kayak sendiri, tiba-tiba lewat seperti tukang rujak dan dia bilang sama orang tuanya ingin mengolah makanan yang cita rasanya itu bikin segar-segar di siang hari," jelasnya.
Kini, usaha tersebut terus dilanjutkan hingga generasi ke tiga, yang merupakan bagian dari pihak keluarga Alm H Mansyur.
Terhitung secara rinci, mulai dari Orangtua Alm H Mansyur, lanjut Alm H Mansyur, kemudian anak, dan kini cucu.
"Alhamdulillah Pak Haji setelah membangun kemudian dilanjutkan anak-anaknya sekitar 2008, pak Haji itu udah almarhum dan dilanjutkan hingga sekarang terus berjalan," lugasnya.
Walaupun sudah lintas generasi, cita rasa khas yang dimiliki Asinan ini pun masih tetap terjaga alias sama.
Uniknya, rasa Asinan ini lebih terkenal dengan perpaduan manis, asam, dan asin, berbeda tempat umumnya yang hanya asam.
Sehingga, pengunjung yang datang pun kerap merasa sensasi berbeda dengan Asinan lainnya ketika menyantap dari lokasi ini.
Baca juga: Kuliner Jakarta, Nostalgia dengan Jajanan Masa Kecil di Pasar Nusantara Sarinah
"Intinya asinan di sini itu rasanya lebih ke terasa manis bukan kerasa asam," ujarnya.
Soto Goreng Bang Ateng Kini Viral Diburu Food Vloger: Dulu Berawal dari Iseng |
![]() |
---|
Restoran Chanba Tawarkan Konsep Private Dining di Jakarta Cocok untuk Makan Bersama Keluarga |
![]() |
---|
Jadi Favorit Anak Muda, Kerak Telor Milik Hasan Basri di Kota Tua Ternyata Sudah Ada Sejak 1992 |
![]() |
---|
Menikmati Legit dan Gurihnya Cendol Langkok Khas Bukittingi di Inspeksi Kali Grogol Palmerah |
![]() |
---|
Bakmie Doraemon Kuliner Legendaris Satu-satunya Sejak 1986 di Kelurahan Rawasari Cempaka Putih |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.