Kuliner Jakarta

Kuliner Jakarta, Asinan Kamboja Jakarta Timur, Paduan Manis, Asam, dan Asin yang Bertahan Sejak 1970

Asinan Legendaris Kamboja Alm H Mansyur Jakarta Timur, Sejak 1984 Kerap Menjadi Tongkrongan Anak Kampus UNJ

Penulis: Rendy Rutama | Editor: Lilis Setyaningsih
Tribun Tangerang/Rendy Rutama
Asinan Legendaris Kamboja Alm H Mansyur Jakarta Timur, Sejak 1984 Kerap Menjadi Tongkrongan anak UNJ 

TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA -- Kuliner yang sudah ada sejak 1970 tentunya punya jejak panjang para konsumennya.

Bahkan pemilik kuliner juga sudah berganti generasi.

Seperti Asinan Kamboja Alm H Mansyur di bilangan Rawamangun Jakarta Timur, yang sudah sampai generasi ketiga.

Mempertahankan rasa jadi kunci bertahan.

Seperti dikemukakan Teguh (57) selaku alumni dari kampus Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang jadi konsumen Asinan Kamboja

Ia menjelaskan Asinan Legendaris Kamboja milik Alm H Mansyur kerap menjadi referensi tempat hangout masa lalu bagi angkatannya sejak tahun 1984.

Selain lokasinya yang dijelaskan Teguh terbilang dekat dengan UNJ, tempat ini pun memiliki khas citarasa yang menempel di lidah kalangan mahasiswa mahasiswi  kala itu.

"Saya makan asinan di sini bukan hanya baru pertama kali tapi sudah sejak tahun 1984, karena saya dulu kuliah di UNJ dan saya biasa makan sama teman-teman kampus di sini dan rasanya itu tidak berubah," kata Teguh, Senin (23/1/2023).

Kala itu, harganya pun juga terbilang terjangkau, yakni Rp 5 ribu.

Walaupun harganya terus bertambah mengalami perubahan hingga saat ini, untuk rasanya tetap sama.

"Walaupun sudah berganti penerus dari almarhum ke anak cucunya, luar biasa tetap sama," lugas Teguh.

Di akhir penjelasannya, Teguh mengungkapkan tempat ini layak dijadikan referensi perihal seseorang yang ingin mencari Asinan di wilayah Jakarta Timur.

"Dia gulanya, asin, asam, dan manisnya sama aja rata, dan tidak berubah, tapi racikannya sama, luar biasanya disitu, rasanya pas," pungkas Teguh.

Baca juga: Kuliner Jakarta, Sedapnya Gulai Kepala Ikan di RM Medan Baru, Menu Favorit Presiden Jokowi

Perlu diketahui, beragam jenis kuliner menarik bisa kalian jumpai jika datang ke wilayah ibu kota bagian timur.

Antara lain, Asinan Kamboja Alm H Mansyur, yang terletak di Jalan Taman Kamboja, No 10, RT 8/RW 11, Rawamangun, Kecamatan Pulo Gadung, Jakarta Timur.

Tempat legendaris ini rupanya dijelaskan Ayu, selaku Penerus Asinan Kamboja Alm H Mansyur, sudah berdiri sejak tahun 1970, dan mulai beroperasi memanfaatkan ruko yakni pada tahun 1984.

Proses mencapai memiliki ruko tersebut, memiliki perjalanan yang diungkapkan Ayu tidaklah mudah bagi Alm H Mansyur kala itu.

Berjualan berkeliling dengan memanfaatkan gerobak dipikul, hingga mencoba menawarkan dagangan berupa kacang rebus, hingga telur asin sempat dilalui.

"Sebelum seperti ini, dulunya berjualan berkeliling di wilayah Rawamangun, berjualannya pun dia memakai sistem pikul, dan itu sudah dilakukan sekitar tahun 1965," kata Ayu, saat ditemui awak media, Senin (23/1/2022).

Seusai melewati beberapa tahapan berjualan, bertemulah di tahun 1970, Alm H Mansyur tertarik meracik makanan Asinan.

Berbekal insipirasi dari keinginan pribadi, yang kala itu mencari solusi untuk memanjakan masyarakat di cuaca panas dengan mengonsumsi sesuatu asupan, terciptalah asinan.

Baca juga: Kuliner Jakarta dan Sekitarnya, Bernostalgia dengan Es Woody yang Hits Tahun 1980-an

Tanpa berfikir panjang, Alm H Mansyur langsung mencoba berkomunikasi dengan kedua orangtuanya untuk diarahkan atau diperlihatkan membuat racikan Asinan yang khas.

"Ketika itu dia melihat suasana terik matahari pada siang hari, dan dia punya inspirasi seperti itu, ketika termenung kayak sendiri, tiba-tiba lewat seperti tukang rujak dan dia bilang sama orang tuanya ingin mengolah makanan yang cita rasanya itu bikin segar-segar di siang hari," jelasnya.

Kini, usaha tersebut terus dilanjutkan hingga generasi ke tiga, yang merupakan bagian dari pihak keluarga Alm H Mansyur.

Terhitung secara rinci, mulai dari Orangtua Alm H Mansyur, lanjut Alm H Mansyur, kemudian anak, dan kini cucu.

"Alhamdulillah Pak Haji setelah membangun kemudian dilanjutkan anak-anaknya sekitar 2008, pak Haji itu udah almarhum dan dilanjutkan hingga sekarang terus berjalan," lugasnya.

Walaupun sudah lintas generasi, cita rasa khas yang dimiliki Asinan ini pun masih tetap terjaga alias sama.

Uniknya, rasa Asinan ini lebih terkenal dengan perpaduan manis, asam, dan asin,  berbeda tempat umumnya yang hanya asam.

Sehingga, pengunjung yang datang pun kerap merasa sensasi berbeda dengan Asinan lainnya ketika menyantap dari lokasi ini. 

Baca juga: Kuliner Jakarta, Nostalgia dengan Jajanan Masa Kecil di Pasar Nusantara Sarinah

"Intinya asinan di sini itu rasanya lebih ke terasa manis bukan kerasa asam," ujarnya.

Ketertarikan karena cita rasa yang berbeda, berbuah hasil dengan hitungan per hari mencapai 1000 porsi. Atau dengan perhitungan lebih kurang omzet mencapai Rp 18 juta.

Dengan bahan materil sayuran kubis mencapai 1 setengah kwintal, dan tahu sejumlah 1500 per hari.

Berdasarkan harga yang dijual, yakni: 

1. Asinan Buah Rp 18.000

2. Asinan Sayur Rp 20.000

"Sehari itu bisa 1000 lebih, tapi kalo weekend bisa sampai 1500 hingga 2000, tapi kalau cuaca terik pasti ramai yang datang, karena cocok, kalau musim hujan menurun drastis," tegasnya.

Jika kalian ingin mencoba santapan Asinan tersebut, dianjurkan datang ke lokasi langsung, mengingat lebih diprioritaskan jika dibandingkan memesan menghubungi via telpon.

Selain itu, Ayu juga menegaskan, tempat ini pun juga tidak menyediakan pelayanan melalui order aplikasi online, walaupun kerap beberapa pedagang yang menjual dengan nama serupa di aplikasi online.

"Jadi kita tegaskan bahwa penjualan hanya di satu tempat ini aja," pungkasnya.

Perihal jam operasional, tempat ini mulai buka pukul 10.00 WIB hingga 21.00 WIB. m37

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved