10 Orang Meninggal Setelah Terjangkit Penyakit Leptospirosis di Kabupaten Tangerang

Sebanyak 10 orang warga Kabupaten Tangerang dikabarkan meninggal dunia akibat tejangkit wabah leptospirosis.

Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Jefri Susetio
NBC News
Ilustrasi tikus. Penyakit yang disebabkan air kencing tikus atau leptospirosis telah merenggut 10 nyawa di Kabupaten Tangerang sepanjang kurun waktu Januari-Desember 2022. 

TRIBUNTANGERANG.COM - Sebanyak 10 orang warga Kabupaten Tangerang dikabarkan meninggal dunia akibat tejangkit wabah leptospirosis.

Leptospirosis dikenal sebagai penyakit yang disebabkan dari kencing tikus.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Sumihar Sihaloho mengatakan, sepuluh orang itu meninggal selama periode Januari hingga Desember 2022 lalu.

Baca juga: Jemaah Umrah Alami Peningkatan, Diprediksi Semakin Ramai saat Ramadan, Imigrasi Siapkan Terminal 2F

"Selama tahun 2022, terdapat 49 kasus wabah leptospirosis di wilayah Kabupaten Tangerang dan 10 orang diantaranya meninggal dunia," ujar Sumihar Sihaloho, Jumat (10/3/2023).

Kemudian Sumihar menerangkan, selama Tahun 2023 saat ini telah terdapat satu kasus terdampak wabah leptospirosis.

Mayoritas masyarakat yang terjangkit penyakit leptospirosis, disebabkan akibat cemaran lingkungan sekitar yang tidak bersih.

"Pada periode tahun 2023, ada satu kasus yang muncul, namun tidak ada korban yang meninggal," kata dia.

Meski jumlah kasus telah mencapai puluhan, Pemerintah Kabupaten Tangerang hingga saat ini belum menetapkan wabah leptospirosis sebagai wabah kejadian luar biasa (KLB).

Pasalnya, kejadian kasus leptospirosis tersebut tidak terjadi hanya pada satu wilayah tertentu di Kabupaten Tangerang.

Dalam rangka menangani wabah penyakit tersebut, Pemerintah Kabupaten Tangerang tengah menyiapkan langka-langkah pencegahan dan penekanan kasus tersebut.

Mulai dari melakukan surveilans sentinel kasus dengan melakukan pemasangan trap tikus disekitar tempat tinggal pasien positif leptospirosis, hingga melakukan pembedahan tikus untuk mengambil sampel tikus

Nantinya, sampel kepadatan tikus akan dilakukan pengecekan di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Kemenkes dan Dinkes Provinsi Banten.

"Selanjutnya skrining akan dilakukan pada pasien atau orang yang bergejala dengan penggunaan rapid test," tuturnya.

"Kemudian kami akan bekerja sama dengan lintas sektoral untuk menggiatkan dan mengedukasi kepada masyarakat desa tempat tinggal pasien," terangnya.

Menurutnya, penyakit leptospirosis merupakan jenis penyakit yang mudah menular di tempat yang lembab, seperti di wilayah yang kerap terlanda banjir.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved