Warga Lampung Tunggu Jokowi Naik Motor Libas Jalan Rusak, Gubernur Tinjau Lokasi Naik Mobil Mewah

Presiden Jokowi akan mengunjungi Lampung yang baru-baru ini jadi pembicaraan publik karena buruknya jalan di provinsi tersebut.

Editor: Ign Prayoga
Tribunnews/Akbar Permana
Kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Provinsi Lampung ditunda dari yang sebelumnya diagendakan pada Rabu (3/5/2023) menjadi Jumat (5/5/2023). Salah satu agenda Jokowi di Lampung adalah meninjau jalan rusak. 

Menurut Margiman, dia bersama ratusan warga lain mengetahui kedatangan Jokowi setelah melihat Pos Paspampres di Desa Purwotani.

Namun Margiman mengatakan, mereka tidak mengetahui kalau kunjungan Jokowi ke Lampung hari ini dibatalkan.

"Kami tahu info Pak Jokowi mau datang ke sini dari Desa Purwotani karena di sana ada pos Paspampres-nya," ujar Margiman

"Infonya pak Jokowi mau lewat sini, tapi belum pasti juga kalau pak Jokowi jadi lewat sini, makanya siap-siap kami kumpul di sini," imbuhnya.

Margiman menjelaskan, dia bersama ratusan warga lain menunggu sang Presiden sejak pukul 08.00 wib.

Namun, karena tidak ada kejelasan terkait kedatangan presiden Jokowi, sebagian dari warga telah pulang dengan rasa kecewa.

"Sebagian ibu-ibu dan anak-anak yang ikut sudah pulang, ada juga yang tetap di sini sambil tunggu informasi," imbuhnya.

Menurut Margiman, mereka menunggu kedatangan Jokowi lantaran hendak menyampaikan aspirasi serta keluh kesah sebagai rakyat kecil.

"Niatnya kalau pak Jokowi lewat sini kami mau menyampaikan keluhan, biar bisa didenger langsung sama Presiden," kata dia.

Adapun sejumlah keluhan warga setempat, kata Margiman, di antaranya warga menolak penyewaan lahan oleh pemerintah terhadap lahan pertanian yang ada di Kotabaru.

Dimana kata Margiman, setiap warga dikenakan biaya sewa Rp 3 juta per hektare untuk menggarap lahan di wilayah tersebut.

"Ini kan tanah pemerintah kok disewakan, kami petani cuma minta agar bisa menggarap lahan ini saja," ucapnya

"Yang kedua kami minta jalan menuju Kotabaru agar segera diperbaiki," imbuhnya.

Selain itu, Margiman mengatakan, warga setempat juga berharap agar pemerintah dapat menstabilkan harga singkong.

Kemudian, warga setempat juga meminta agar biaya potongan hasil penjualan singkong dari perusahaan bisa diturunkan.

Sumber: Tribun Lampung
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved