Prakonsepsi Sebelum Menikah hingga Bidan Punya Peran Penting Cegah Stunting
Prakonsepsi adalah proses perencaan sebelum terjadi kehamilan dengan rentang waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi.
TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA - Menerapkan Prakonsepsi sebelum menikah ternyata memiliki manfaat tersendiri salah satunya yaitu mencegah stunting.
Prakonsepsi adalah proses perencaan sebelum terjadi kehamilan dengan rentang waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo melihat masih banyak anak muda yang akan menikah lebih mementingkan kegiatan prewedding daripada hal mendesak yakni prakonsepsi.
Padahal, menurut Hasto prakonsepsi tidak memerlukan biaya yang besar.
"Anak-anak muda prewedding mulu enggak prakonsepsi, enggak pikir prakonsepsi. Ukur lingkar lengan, periksa hb, itu saja," kata dia dalam kegiatan BKKBN dan Tribun Network di Studio 1 Kompas TV, Palmerah, Jakarta, Senin (17/7/2023).
Ia menerangkan, prakonsepsi bisa dilakukan oleh calon orangtua tiga bulan sampai satu tahun sebelum kehamilan.
Calon ibu hamil dapat memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.
Nantinya, calon ibu hamil bisa meminum asam folat, memeriksakan lingkar lengan dan hb (hemoglobin).
Sementara bagi calon ayah, bisa menanggalkan kebiasaan buruk seperti merokok dan minum alkohol agar menghasilkan sperma yang baik.
Upaya ini dapat mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti pertumbuhan janin yang lambat atau kehamilan yang mengalami gangguan.
"Karena yang jadi concern serius itu bahwa merencanakan anak itu belum dianggap penting. Ini tantangan serius. Keluarga itu harus direncanakan, jangan main-main kalau mau hamil," ungkap dia.
Baca juga: Mom Wajib Tahu! Kelahiran Anak Terlalu Dekat Juga Beresiko Stunting
Baca juga: 75 Persen Perceraian Terjadi Atas Permintaan Perempuan, BKKBN Tekankan Tanggung Jawab Suami
Karena itu diharapkan, masyarakat bersama pemerintah bersama-sama menurunkan angka stunting sesuai yang diamanatkan Presiden Jokowi yakni 14 persen.
Salah satunya, memahami pentingnya kehidupan 1000 hari pertama kelahiran dengan kesiapan nikah, kesiapan untuk hamil, serta mengetahui bagaimana menjaga jarak kehamilan.
Pentinya Peran Bidan
Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Emi Nurjasmi mengatakan jika perempuan bersama bidan punya peran penting dalam pencegahan stunting.
"Perempuan dengan bidan, bermitra. Jadi kami punya tagline bidan sahabat perempuan. Karena memang kita di Indonesia bidan itu, semuanya perempuan," ungkap Emi.
Ia pun menjelaskan tugas bidan memiliki hubungan erat dengan perempuan.
Mulai dari siklus reproduksi, sebelum kehamilan, saat hamil, melahirkan hingga pelayanan alat kontrasepsi, termasuk bayi dan balita.
Baca juga: Megawati Terima Penghargaan dari Tribun Network, Sebagai Inspirator dan Penggerak Cegah Stunting,
Apa lagi, bidan dan perempuan sangat mudah untuk berkomunikasi.
"Karena kita ada di tengah masyarakat mudah diakses. Lebih 400 ribu bidan, sekitar 75 persen ada di masyarakat. Seperti pelayanan primer, Puskemas dan sebagainya," katanya.
Dari sisi edukasi ini bidan mempunyai peran mengintervensi stunting.
Edukasi mulai diberikan sebelum menikah hingga sesudah kehamilan.
"Kemudian tadi, bagaimana menjaga jarak kehamilan, tugas utama bidan adalah memberikan edukasi. Setelah itu kita melakukan pelayanan," ucapnya. (Tribunnews.com/Rina Ayu Panca Rini/Aisyah Nursyamsi)
Gencarkan Program Keluarga Berencana, BKKBN Banten Salurkan Alat Kontrasepsi ke Kota Tangerang |
![]() |
---|
Kemendukbangga Minta Tambahan Anggaran Rp 650 Miliar untuk Sediakan Alat Kontrasepsi |
![]() |
---|
2 Wali Kota Ini Tolak Dibelikan Mobil Dinas Baru, Alihkan Anggaran untuk Beli Gerobak Sampah |
![]() |
---|
Punya Trik Jitu, Ini Cara Sachrudin Atasi Stunting di Kota Tangerang |
![]() |
---|
Tuntaskan Masalah Stunting, Intan Nurul Hikmah akan Tingkatkan Kualitas Nakes hingga Berdayakan KWT |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.