Kelangkaan Elpiji 3 Kg Jadi Perhatian Jokowi, Pertamina Bantah Gas Melon Menghilang

Kelangkaan gas elpiji disorot Presiden Jokowi saat mengunjungi Pasar Bululawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (24/7/2023).

Editor: Ign Prayoga
Kompas.com/M Zaenuddin
Tabung gas berukuran 3kg (subsidi) atau disebut gas melon jadi sasaran oplos ke tabung 12 kg dan 50 kg karena ada selisih harga 

TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Kelangkaan elpiji 3 kg sempat terjadi di beberapa daerah. 

Baru-baru ini kelangkaan LPG terjadi di Sulawesi Utara. Sebulan lalu keluhan serupa mencuat di Kalimantan Timur, Bali, dan beberapa kabupaten di Jawa Timur.

Kelangkaan gas elpiji disorot Presiden Joko Widodo (Jokowi). Presiden mengingatkan gas elpiji 3 Kg merupakan elpiji bersubsidi yang diperuntukkan bagi masyarakat tidak mampu.

"Itu hanya untuk yang kurang mampu. Itu yang harus digarisbawahi," kata Jokowi di Pasar Bululawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (24/7/2023).

Merespons kabar kelangkaan liquefied petroleum gas (LPG) tiga kilogram atau gas melon, PT Pertamina Patra Niaga memberikan klarifikasi.

Pertamina Patra Niaga menyatakan, ada peningkatan konsumsi elpiji 3 kg selama Juli 2023.

"Kami mencatat peningkatan konsumsi elpiji 3 Kk selama periode bulan Juli 2023 sebesar 2 persen, dibandingkan periode bulan sebelumnya. Berdasarkan pemantauan di lapangan, saat ini stok dan penyaluran LPG bersubsidi dalam kondisi aman. Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir," kata Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting, Selasa (25/7/2023).

Untuk memastikan pasokan LPG 3 kg dalam kondisi aman dan sesuai kuota untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, pemantauan penyaluran LPG terus dilakukan pada lebih dari 50 ribu pangkalan resmi se-Indonesia.

Selain melakukan pemantauan di level agen dan pangkalan resmi, Pertamina Patra Niaga turut bekerjasama dengan Pemerintah Daerah untuk memastikan ketersediaan pasokan serta penyaluran elpiji 3 Kg bersubsidi tepat sasaran.

"Beberapa upaya kami lakukan diantaranya mengadakan operasi pasar di beberapa wilayah di Jawa serta menyiapkan tambahan pasokan di wilayah Kalimantan dan Sumatera Utara," ungkap Irto.

Sebagai upaya mendorong penyaluran elpiji 3 Kg bersubsidi yang lebih tepat sasaran kepada masyarakat yang memang berhak, sejak 1 Maret 2023 Pertamina Patra Niaga tengah melakukan pendataan pengguna elpiji 3 Kg di pangkalan resmi.

"Saat ini Pertamina fokus ke pencocokan data yang dilakukan di 411 kota/kabupaten di seluruh Jawa, Bali, dan sebagian Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Kami terus melakukan monitoring di lapangan jika terdapat kendala terkait proses pendataan," ujar Irto.

Pertamina Patra Niaga juga turut mengimbau agar masyarakat menggunakan elpiji sesuai dengan peruntukkannya. Adapun elpiji 3 kg merupakan produk subsidi yang ditujukan khusus masyarakat yang kurang mampu.

Berdasarkan Surat Edaran Dirjen Migas Nomor B-246/MG.05/DJM/2022, kelompok usaha restoran, peternakan, hotel, pertanian (diluar ketentuan Peraturan Presiden 38/2019 yang belum di konversi), tani tembakau, jasa las, batik, dan binatu tidak diperbolehkan menggunakan elpiji subsidi 3 Kg.

"Pertamina juga menyediakan produk elpiji non-subsidi Bright Gas 5,5 Kg dan 12 Kg, yang tersedia di outlet minimarket, Bright Store, maupun layanan pesan antar Pertamina Delivery Service dengan menghubungi nomor telepon 135," katanya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved