Konflik Rempang

Komnas HAM Sesalkan Aparat Gunakan Gas Air Mata Akibatkan Bayi Sesak Nafas Saat Bentrokan di Rempang

Komnas HAM RI temukan adanya pelanggaran yang terjadi saat bentroak di Rempang Batam, salah satunya penggunaan gas air mata sebabkan bayi sesak nafas

Editor: Joko Supriyanto
ANTARA FOTO/Teguh Prihatna via Kompas.com
Polisi menembakkan gas air mata saat membubarkan unjuk rasa warga Pulau Rempang di Kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam, Batam, Kepulauan Riau, Senin (11/9/2023). Aksi yang menolak rencana pemerintah merelokasi mereka tersebut berakhir ricuh. 

Ketujuh, kata Saurlin, pihaknya juga menerima informasi ada tekanan dari pejabat desa setempat bagi PNS yang bekerja di lingkungan tersebut agar mengikuti persetujuan relokasi.

"Komnas HAM juga menemukan peninggalan berupa makam kuno di Desa Sembulang, yang salah satunya teridentifikasi makam kuno tahun 1958," kata dia.

Panglima Pajaji Geram Ulah Aparat

Konflik yang terjadi di Pulau Rempang, Batam hingga saat ini belum kunjung berakhir.

Rencana pembangunan kawasan industri Rempang Eco City itupun terus menuai protes masyarakat.

Penolakan pembangunan kawasan industri Rempang Eco City ini juga mengakibatkan bentrokan antara aparat dengan warga Rempang.

Bahkan akibat dari bentrokan itu mengakibat beberapa warga Rempang Batam ikut ditangkap oleh pihak kepolisian.

Masyarakat Rempang Melayu terus diintimidasi dan didiskriminalisasi dari tanah yang ditempati.

Baca juga: PA 212 Gelar Demo Singgung Gaya Relokasi Warga Rempang Mirip VOC

Baca juga: Emak-emak di Rempang Batam Kecewa dengan Sikap Menteri Bahlil: Kami Tak Mau Digusur Pak

Hal Inilah yang membuat Panglima Suku Dayak, Panglima Pajaji geram dan menyerukan akan mengerahkan pasukannya demi membela masyarakat adat Kepulauan Rempang di Kepri.

"Menyesalkan tindakan yang terjadi di Pulau Rempang. Saya sangat menyesalkan perbuatan aparat penegak hukum yang mengintimidasi masyarakat, yang ada di Pulau Rempang," kata Panglima Pajaji seperti ditayangkan di akun YouTube Tribunnews, berdasar video di akun Facebook Panglima Pajaji, yang dilihat Wartakotalive.com, Sabtu (16/9/2023).

Panglima Pajaji lalu memberi pesan ke aparat bahwa mereka terlahir dari masyarakat dan dibesarkan oleh masyarakat.

"Anda aparat, para aparat. Anda-anda itu terlahir dari masyarakat dan sama seperti saya. Anda dibesarkan oleh masyarakat. Anda juga didirikan, dihadirkan karena masyarakat," kata Panglima Pajaji.

Namun nyatanya kata Pajaji, tindakan aparat justru menyakiti masyarakat.

"Tapi sekarang tindakan kalian malah berputar arah. Menyiksa masyarakat. Mengintimidasi rakyat negara kalian sendiri. Menjarah negara kalian sendiri," ujarnya.

Panglima Pajaji memahami bahwa aparat hanya menjalankan tugas. 

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved