Nestapa Para Porter Ditengah Sepinya Kondisi Pasar Tanah Abang

Ditengah kondisi sepinya Pasar Tanah Abang, kini para Porter ikut serta terdampak mereka bahkan lebih banyak menganggur dari pada bekerja.

Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Joko Supriyanto
wartakotalive.com
Potret porter Pasar Tanah Abang yang kehilangan banyak pengguna jasa.  

"Enggak bisa dipastiin (penghasilannya) dulu waktu sebelum korona, ya paling Rp 100 ribu, Rp 60 ribu," kata dia.

"Sekarang saya udah dari pukul 06.00 WIB di sini, belum dapat, belum ada yang makai jasa kami. Kan kami jual jasa, kalau ada yang minta dikerjakan, kalau enggak ada ya enggak maksa," imbuhnya.

Getir yang sama juga dirasakan oleh Tedy (45), pria yang sudah 20 tahun menjadi porter itu kerap kali gigit jari lantaran mendapat pengunjung yang menggunakan jasanya.

Pasalnya menurut Tedy, pengunjung Pasar Tanah Abang makin hari makin menurun jumlahnya.

Walhasil, jarang ada yang menggunakan jasanya.

"Kalau dulu dulu sebelum korona sama ada online, sehari bisa sampai Rp 500 ribu, sekarang mah ibarat Rp 500 ribu, buat penglaris, buat makan pukul 13.00 - 14.00 WIB baru dapat," kata Tedy saat ditemui di lobi Blok A Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis.

"Itupun enggak pasti, kadang-kadang dapat duit Rp 50 ribu, Rp 60 ribu. Sekarang mah ya gitu lah sedihnya minta ampun," imbuhnya. 

Pria asal Serang, Banten itu merasa, kesulitan mulai dirasakan kala pandemi Covid-19, sehingga banyak platform online yang mulai bertebaran.

Walhasil, minat beli masyarakat menjadi rendah dan hal itu memengaruhi pendapatannya.

"Kesulitannya ya begitu, kami kan biasanya tiap sebelum-sebelum korona sama ada online, alhamdulillah tu bagus kerja, udah gitu sejak ada online, sehabis korona jadi total sepi," ungkap Tedy.

"Dari daerah belanja juga enggak ada, ada sih ada cuma datang ke sininya kebanyakan online. Kan online mah cuma di rumah, nunggu barang datang," imbuh dia.

Padahal dahulu, dia hampir kewalahan melayani pengguna jasa yang minta tolong diangkut barangnya.

Dia berharap, pemerintah dapat menormalkan kembali Pasar Tanah Abang seperti dahulu.

"Pemerintah juga harus memerhatikan orang-orang yang kecil seperti kami, enggak ada gaji, penghasilan minim, kadang ada kadang enggak," tuturnya.

Dia menyampaikan, bakal bertahan untuk sementara waktu lantaran tak punya pekerjaan lain.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved