Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangsel Buat Program Jaksa Masuk Sekolah, Ini Tujuannya

Deden Deni, kepala dinas pendidikan dan kebudayaan Kota Tangerang Selatan buka suara terkait program jaksa masuk sekolah.

tribuntangerang.com
Deden Deni, kepala dinas pendidikan dan kebudayaan Kota Tangerang Selatan 

Laporan Reporter TRIBUNTANGERANG.COM, Rafsanzani Simanjorang

TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Deden Deni, kepala dinas pendidikan dan kebudayaan Kota Tangerang Selatan buka suara terkait program jaksa masuk sekolah.

Program ini dibuat setahun lalu saat tawuran marak terjadi, guna menyadarkan siswa siswi akan konsekuensi hukum jika melakukan pelanggaran hukum.

Tujuannya pun guna meminimalisir kenakalan remaja.

Kata Deden, program jaksa masuk sekolah telah membuahkan hasil.

Banyak korban kasus seperti bullying hingga pelecehan yang berani buka suara usai mengetahui hukum.

Sebelumnya, menurut Deden korban kerap memendam masalah sendiri.

"Program ini lebih ke memberi edukasi aja sih ke siswa berkaitan dengan hukum. Kan mereka masih awam," katanya kepada awak media, Rabu (11/10/2023).

Baca juga: Penggunaan Pakaian Adat di Sekolah, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangsel Masih Tunggu Juknis

Tak hanya itu, siswa siswi juga dibekali konsekuensi hukum terkait tawuran yang kerap mengarah ke pidana.

Dengan jaksa masuk sekolah, kenakalan remaja diharapkan diminimalisir.

Setahun berjalan, Deden mengklaim persentasi kenakalan remaja di Tangsel lebih sedikit dibanding prestasi siswa.

"Kalau dilihat persentasi, sebenarnya kecil kejadiannya (kenakalan remaja seperti tawuran). Tapi itu menutupi yang besar. Sebenarnya lebih banyak yang berprestasi dibanding yang ada kasus tawuran, kenakalan, atau bullying," ujar Deden.

Baca juga: Disdik DKI Anggarkan Bantuan untuk Selesaikan Masalah Siswa yang Ijazahnya Ditahan Sekolah

Ditambah pemberitaan tawuran yang kerap viral membuat informasi siswa berprestasi kerap tertutup.

Ia pun berharap media bisa ambil amdil mengimbangkan berita positif.

"Saya keliling ke sekolah banyak siswa berprestasi tapi tidak banyak yang terekspos. Kalah beritanya dengan yg viral tawuran atau bullying. Padahal kalau diprsentasikan lebih banyak yang berprestasi dibanding yang kenakalan," katanya.

Terkait tawuran, Deden turut meminta peran orang tua lebih ektra.

Ia meminta orang tua bisa memberikan pengawasan kepada anak karena tawuran kerap terjadi dini hari.

"Secara pengawasan ini di luar tanggung jawab sekolah. Ini pengawasan orang tua. Jadi orang tua mesti perhatikan kalau anak izin jam 22.00 WIB'an,  mereka harus tau kemana anaknya," tutupnya. (Raf)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved