Anggaran Fantastis Pendampingan Keluarga yang Disedot DP3AP2KB Tangerang Selatan Demi Cegah Stunting

DP3AP2KB Kota Tangerang Selatan mengelontorkan dana yang cukup besar dalam program menurunkan angka stunting.

Tribun Tangerang/Rafzanjani Simanjorang
Seorang ibu menggendong anaknya yang berusia 17 bulan. Anak ini mengalami gangguan tumbuh kembang. Untuk mencegah anak mengalami stunting atau gangguan tumbuh kembang, orangtua harus memerhatikan asupan gizi mulai dari awal kehamilan hingga anak berusia 2 tahun. 

Laporan Reporter TRIBUNTANGERANG.COM, Rafsanzani Simanjorang

TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Dinas pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, pengendalian penduduk dan keluarga berencana (DP3AP2KB) Kota Tangerang Selatan turut serta ditugasi program menurunkan angka stunting.

Seperti diketahui, pemerintah pusat menggelontorkan anggaran sebesar Rp 30 triliun untuk penurunan stunting di wilayah-wilayah Indonesia untuk tahun 2023.

Di Kota Tangerang Selatan sendiri, pemanfaatan dana dari negara tersebut tergolong besar. Hal ini diungkap, Tri Utami Pertiwi kepala bidang keluarga berencana DP3AP2KB Kota Tangerang Selatan.

"Untuk pendampingan keluarga saja hampir Rp 6.5 M setahun," katanya saat ditemui di Puspemkot Tangerang Selatan, Selasa (28/11/2023).

Dana tersebut diberikan kepada 3.100'an orang yang ditugasi ke lapangan, keliling dan mencari dan melaporkan sasaran stunting.

Baca juga: Perbanyak Konsumsi Protein Hewani Terutama Ikan, Cegah Anak Mengalami Stunting

Kata Tri, setiap bulannya 3.100'an orang tersebut mendapat Rp 210.000.

"Rp 100.000 untuk pengganti pulsa, karena mereka laporan menggunakan aplikasi, Rp 110.000nya untuk uang lelah," kata Tri.

Sementara dana APBD Kota Tangerang Selatan untuk program stunting kata Tri digunakan sebagai pelengkap kegiatan mereka.

Tri mengklaim anggaran tersebut telah efektif digunakan karena angka stunting di Tangerang Selatan mengalami penurunan.

Baca juga: Program Cegah Stunting di Depok Disorot, Anggaran Rp 18 Ribu Cuma Dapat Nugget 3 Potong

Adapun sepanjang tahun ini, pihaknya telah mengaudit 531 kasus dari lima sasaran.

"Sasarannnya calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, balita dan batita. Itu jumlahnya 531," ucapnya.

Kata Tri, data dari 531 tersebut langsung diolah tim pakar untuk melihat mana saja yang perlu intervensi atau didatangi.

Ratusan kasus tersebut tersebar di masing-masing wilayah.

Tri mengatakan tugas timnya lebih ke pencegahan. Sementara pengobatan merupakan ranah dinas kesehatan.

"Di kami ada tim pendamping keluarga yang dibentuk terdiri dari Kader PKK dan Naker. Mereka mendata, mengawal, mendampingi dan mengedukasi seluruh sasaran," katanya.

Kemudian, pihaknya juga memiliki program dapur dasyat di kelurahan, dimana dalam dapur dasyat tugasnya membuat makanan yang diberi langsung ke anak. (Raf)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved