Anggaran Fantastis Pendampingan Keluarga yang Disedot DP3AP2KB Tangerang Selatan Demi Cegah Stunting
DP3AP2KB Kota Tangerang Selatan mengelontorkan dana yang cukup besar dalam program menurunkan angka stunting.
Penulis: Rafzanjani Simanjorang | Editor: Joko Supriyanto
Laporan Reporter TRIBUNTANGERANG.COM, Rafsanzani Simanjorang
TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Dinas pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, pengendalian penduduk dan keluarga berencana (DP3AP2KB) Kota Tangerang Selatan turut serta ditugasi program menurunkan angka stunting.
Seperti diketahui, pemerintah pusat menggelontorkan anggaran sebesar Rp 30 triliun untuk penurunan stunting di wilayah-wilayah Indonesia untuk tahun 2023.
Di Kota Tangerang Selatan sendiri, pemanfaatan dana dari negara tersebut tergolong besar. Hal ini diungkap, Tri Utami Pertiwi kepala bidang keluarga berencana DP3AP2KB Kota Tangerang Selatan.
"Untuk pendampingan keluarga saja hampir Rp 6.5 M setahun," katanya saat ditemui di Puspemkot Tangerang Selatan, Selasa (28/11/2023).
Dana tersebut diberikan kepada 3.100'an orang yang ditugasi ke lapangan, keliling dan mencari dan melaporkan sasaran stunting.
Baca juga: Perbanyak Konsumsi Protein Hewani Terutama Ikan, Cegah Anak Mengalami Stunting
Kata Tri, setiap bulannya 3.100'an orang tersebut mendapat Rp 210.000.
"Rp 100.000 untuk pengganti pulsa, karena mereka laporan menggunakan aplikasi, Rp 110.000nya untuk uang lelah," kata Tri.
Sementara dana APBD Kota Tangerang Selatan untuk program stunting kata Tri digunakan sebagai pelengkap kegiatan mereka.
Tri mengklaim anggaran tersebut telah efektif digunakan karena angka stunting di Tangerang Selatan mengalami penurunan.
Baca juga: Program Cegah Stunting di Depok Disorot, Anggaran Rp 18 Ribu Cuma Dapat Nugget 3 Potong
Adapun sepanjang tahun ini, pihaknya telah mengaudit 531 kasus dari lima sasaran.
"Sasarannnya calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, balita dan batita. Itu jumlahnya 531," ucapnya.
Kata Tri, data dari 531 tersebut langsung diolah tim pakar untuk melihat mana saja yang perlu intervensi atau didatangi.
Ratusan kasus tersebut tersebar di masing-masing wilayah.
Tri mengatakan tugas timnya lebih ke pencegahan. Sementara pengobatan merupakan ranah dinas kesehatan.
"Di kami ada tim pendamping keluarga yang dibentuk terdiri dari Kader PKK dan Naker. Mereka mendata, mengawal, mendampingi dan mengedukasi seluruh sasaran," katanya.
Kemudian, pihaknya juga memiliki program dapur dasyat di kelurahan, dimana dalam dapur dasyat tugasnya membuat makanan yang diberi langsung ke anak. (Raf)
Kasus TBC di Tangsel Tembus 4.000, Banyak Pasien Tak Sadar dan Berobat Saat Parah |
![]() |
---|
Jadwal SIM Keliling di Tangerang Selatan Senin 13 Oktober 2025, Ada 2 Lokasi Simak Syaratnya |
![]() |
---|
Cegah Stunting dari Hulu, Calon Pengantin di Tangsel Diwajibkan Periksa Kesehatan |
![]() |
---|
Jadwal SIM Keliling di Tangerang Selatan Minggu 12 Oktober 2025, Berikut Persyaratnnya |
![]() |
---|
Deteksi Dini Diperluas, Dinkes Tangsel Hadapi Stigma dan Ketakutan Warga Lewat Program Ngider Sehat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.