Pemilu 2024

Cerita Isma Batal Jadi Petugas Sortir-Lipat Surat Suara di GOR Tanjung Duren karena Orang Dalam

Bagi sebagian orang, menjadi petugas lipat sortir merupakan momen aji mumpung lima tahun sekali untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah.

Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Joko Supriyanto
tribuntangerang.com/M40
Isma (40), warga yang tak bisa masuk menjadi petugas sortir lipat si GOR Kebon Jeruk, Jakarta Barat. 

Selain itu, ia memandang bahwa ada banyak orang dalam yang membuat Isma tersingkir menjadi petugas sortir lipat.

"Karena kepenuhan, saya kesingkir sama Kebon Jeruk. Banyakan pakai orang dalam. Gigit jari saya, nunggu. Punya name tag (tanda pengenal) belum tentu masuk," ungkapnya. 

Padahal, Isma mengaku telah datang ke lokasi pelipatan sejak pukul 07.00 WIB menggunakan ojek online dari rumahnya di Kota Bambu, Palmerah, Jakarta Barat.

"Makanya saya bingung gimana saya pulang harus ada duit," pungkasnya.

Sementara itu, Ketua KPU Jakarta Barat Endang Istianti mengonfirmasi bahwa petugas sortir lipat merupakan mereka yang pernah terlibat dalam pemilihan umum (Pemilu) 2019 lalu.

Selain itu, para petugas itu merupakan orang-orang yang termasuk teman, saudara, serta masyarakat setempat.

"Ini semua sebenarnya bukan orang jauh, pasti ini semua temannya teman dari lingkungan KPU sendiri, baik lingkungan petugas kecamatan, kelurahan, maupun teman-teman dari staff di kecamatan dan kelurahan masing-masing, jadi bukan orang jauh," ungkap Isti.

Hanya saja, Isti menekankan kepada seluruh petugas agar dapat mengikuti gerak kerja di tempat sortir lipat tersebut.

"Karena kami harus gerak cepat nih, tidak bisa hanya melipat sekian ratus sehari, karena kami juga melakukan evaluasi siapa yang melipatnya tidak cepat atau misalnya keluar istirahat tapi lama enggak balik lagi, itu kami evaluasi, kami juga punya hak mengganti petugas yang tidak konsisten menjalankan tugas," ungkapnya.

Adapun saat disinggung soal orang dalam, Isti menyebut jika ia tidak tahu bentuknya seperti apa.

Namun, apabila ada warga yang ingin menjadi petugas sortir lipat dan tidak bisa masuk, hal itu lantaran tempatnya yang terbatas sehingga tidak bisa seluruhnya terakomodir.

"Dan kami juga mengevaluasi kelompok-kelompok yang kami lihat ini kalau kerja bagus, satu hari bisa 10 box, itu mereka kami pertahankan, kami enggak bisa terlalu (penuh) di dalam," pungkasnya. (m40)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved