Ketua Segmen 3P Tegaskan, Program Makan Siang di Sekolah Bukan Sekadar Urusan Perut Kenyang
relawan Prabowo di bawah bendera Segmen 3P menggelar Konsolidasi Jaga Pangan. Ketua Segmen 3P menyatakan program makan siang tak sekadar urusan perut.
TRIBUNTANGERANG.COM, DEPOK - Relawan Prabowo-Gibran, Segmen 3P, menggelar Konsolidasi Jaga Pangan di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat, 3-4 Februari 2024.
Ketua Segmen 3P, Bungas T Fernando Duling menjelaskan, Konsolidasi Jaga Pangan dihadiri ratusan pelaku pertanian, perkebunan, dan peternakan (3P) dari berbagai daerah.
Konsolidasi Jaga Pangan membahas berbagai topik tentang hilirisasi dan kedaulatan pangan.
Topik tersebut selaras dengan program kedaulatan pangan yang disiapkan capres-cawapres Prabowo-Gibran, termasuk program makan siang dan minum susu di sekolah.
"Hilirisasi bukanlah proses dari hulu ke hilir," kata Fernando atau Nando.
Ketua Satuan Tugas Khusus (Satgasus) Jaga Pangan ini menjelaskan, hilirisasi adalah proses mengubah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi ataupun bahan jadi.
"Pada proses pengubahan ini ada kegiatan yang melibatkan sektor lain," katanya.
Nando memberikan gambaran petani yang tidak hanya menjual gabah atau padi hasil panen.
Menurutnya, para petani harus berpikir untuk menjual hasil turunan beras.
Produk turunan tersebut dipastikan memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan nilai jual gabah atau beras.
"Dampaknya harga sembako jadi murah," ujar Nando.
Nando menegaskan, hilirasi di sektor pangan merupakan salah satu komitmen Prabowo-Gibran jika mereka menang pilpres 2024.
Menurutnya, komitmen hilirisasi di sektor pangan ini mirip hilirisasi pada bahan tambang di era Presiden Jokowi.
Nando juga menjelaskan, program makan siang dan susu gratis bagi pelajar bukanlah urusan perut kenyang.
"Ini adalah program untuk menyiapkan generasi masa depan," katanya.
Nando mengajak para pelaku pertanian, peternakan, dan perkebunan untuk mendukung program hilirisasi di sektor pangan agar petani dan peternak semakin meningkat taraf kehidupannya.
Konsolidasi Jaga Pangan juga menghadirkan beberapa tokoh dan pakar di antaranya Dr Jan S Marinka sebagai keynote speaker dan Prof Dr Ir Rachmat Pambudy yang membahas food estate.
Pembicara lain adalah Wibowo, peternak domba yang sukses mengembangkan usahanya. Wibowo menjelaskan, langkah pertama yang dia lakukan sebelum beternak domba adalah menamam rumput dan memproduksi pakan ternak lewat proses fermentasi.
Hal tersebut dia lakukan 3 bulan sebelum mendatangkan domba.
Ketika domba-domba mulai didatangkan ke kandang, Wibowo sudah memiliki stok pakan domba yang cukup untuk beberapa bulan.
Wibowo mendokumentasikan seluruh kegiatan, mulai dari menanam rumput sampai memelihara domba, lalu mengunggahnya ke media sosial.
Langkah ini sangat efektif pada pemasaran domba yang dipelihara Wibowo.
Narasumber lain juga membagikan pengalamannya. Di antaranya Dave Permana yang membahas digitalisasi pasar serta Muhammad Bayu Hermawan yang membahas shorgum sebagai salah satu bahan pangan lokal yang perlu diperbanyak.
Sedangkan Grace Taliwongso Nelwon membagikan pengalamannya pada pengembangan kacang koro di berbagai daerah. Grace menjelaskan, kacang koro juga bisa diolah menjadi berbagai jenis makanan yang populer di masyarakat.
Peternak vs Integrator
Salah satu pembicara pada Konsolidasi Jaga Pangan adalah Ketua Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Rakyat (LPER) Jawa Barat, H Mulyadi Atma.
Mulyadi yang memiliki pengalaman panjang sebagai peternak ayam broiler dan ayam petelur menyampaikan aspirasi dari para peternak mandiri.
Owner Teluria ini menjelaskan, peternak unggas menghadapi masalah serius sejak berlakunya UU No 18 tahun 2009 tentang peralihan posisi peternakan rakyat.
Peternak mandiri yang dulu disebut pengusaha peternakan, saat ini terpuruk bahkan cenderung jadi sapi perah.
Pemberlakuan undang-undang tersebut menghilangkan peran peternak inti rakyat (PIR) dan para peternak mandiri dipaksa berkompetisi dengan industri unggas berskala besar (integrator).
"Peternak ayam mandiri tak berdaya dengan tidak adanya batas maksimal atau HET (harga eceran tertinggi) bahan baku dan batas harga bawah. Kalau tidak dibenahi ini, kondisinya akan bertambah memprihatinkan," kata Mulyadi.
Perusahaan berskala besar atau integrator ini menguasi berbagai lini bisnis perunggasan.
"Cakupan integrator ini meliputi pabrik feed mill (pakan), breeding (penetasan), peternakan, RPHU (rumah potong unggas), pergudangan dan retail (ecer)," kata Mulyadi.
Ketua Koperasi Usaha Produsen Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Rakyat (KUP LPER) ini menggambarkan, saat ini peternak unggas disuplai bahan baku oleh integrator.
Dalam hal ini, integrator sudah mengambil margin.
Dalam hal produksi, peternak mandiri dipaksa berkompetisi dengan integrator yang kapasitas produksinya mencapai ratusan juta setiap bulannya.
"HPP (harga pokok produksi) dan kualitas bahan baku milik integrator sudah pasti lebih bagus dibandingkan peternak mandiri," kata Mulyadi.
Solusi lain yang dilontarkan Mulyadi adalah pengontrolan dari sektor hulu yaitu harga grand parent stock (GPS) atau induk dari indukan FS.
Saat ini Indonesia menjadi konsumen dengan harga tertinggi di internasional. Dari yang tadinya Rp 30 ribu saat ini sudah mencapai Rp 70-an ribu per ekor. Hal ini jadi salah satu penyebab harga bahan baku tinggi.
Pada kesempatan ini, Mulyadi juga membagikan pengalamannya membangun gerakan satu RW seribu telur.
Gerakan ini mengajak warga atau kelompok warga memelihara ayam petelur hingga mampu menghasilkan telur untuk memenuhi kebutuhan warga setempat.
"Kami memberikan pelatihan kepada kelompok warga yang menjalankan program satu RW seribu telur," kata Bendahara Umum Relawan PaS Gibran ini.
Pada kegiatan Konsolidasi Jaga Pangan di Hotel Bumi Wiyata tersebut juga dilakukan penyematan Satgasus Jaga Pangan oleh Dewan Pembina, Prof Fransisca Sestri.
Dewan Pengarah PaS Gibran ini meminta Satgasus Jaga Pangan mensukseskan program kedaulatan pangan yang dicanangkan Prabowo-Gibran.
"Jaga pangan, jaga masa depan!" seru Prof Sestri.
Kegiatan konsolidasi jaga pangan ditutup dengan pembagian telur dan sejumlah bahan pokok kepada warga Depok.
Aksi bagi-bagi telur ini dilakukan oleh para anggota Satgasus Jaga Pangan. (*)
Penggiat Ketahanan Pangan Fernando Duling Pimpin Kerja Sama Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan |
![]() |
---|
Segmen 3P Gelar Konsolidasi Jaga Pangan, Ketua LPER Jabar Serukan Aspirasi Peternak Unggas |
![]() |
---|
Segmen 3P Gelar Konsolidasi Jaga Pangan, Bahas Food Estate Hingga Peluang Usaha Perunggasan |
![]() |
---|
Makan Siang dan Susu Gratis Disebut TKN Prabowo-Gibran Hanya Lanjutkan Program Anies Baswedan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.