Pileg 2024

Memiliki Wajah dan Nama Mirip Artis Korea, Caleg Golkar Chong Sung Kim Berpeluang Melenggang ke DPR

Pernah jadi pengusaha garmen, pria kelahiran Korea, Chong Sung Kim, yang telah jadi WNI ini berpeluang jadi anggota DPR

Penulis: Rusna Djanur Buana | Editor: Ign Prayoga
TribunTangerang.com/Yolanda Putri Dewanti
Chong Sung Kim, caleg Partai Golkar asal Korea Selatan yang sangat menyukai rendang dan terhipnotis keindahan Danau Toba 

TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA - Ada satu nama asing pada daftar calon anggota legislatif (caleg) Partai Golkar daerah pemilihan (dapil) DKI Jakarta II dan Luar Negeri.

Caleg tersebut adalah Chong Sung Kim.

Menilik identitasnya, caleg ini memiliki nama seperti nama-nama orang Korea Selatan.

Chong Sung Kim memang seorang pria kelahiran Korea Selatan.

Namun sejak tahun 2013, pria bergelar sarjana hukum ini telah resmi menjadi warga negara Indonesia (WNI).

Chong Sung Kim mengaku jatuh cinta kepada Indonesia setelah tinggal di Jakarta ejak tahun 1992.

Kecintaannya itu kemudian diwujudkan dengan mengucap sumpah setia kepada NKRI dan kini berkontestasi di Pileg 2024.

"Saya sejak September 1992 saya hidup di Jakarta," ujar Chong Sung Kim beberapa waktu lalu.

Awalnya, Chong Sung Kim berprofesi sebagai pengusaha garmen, lalu menjadi manajer di sebuah perusahaan.

"Setelah itu saya investasi dan memulai bisnis. Sekarang saya sebagai profesinya lawyer (pengacara)," lanjutnya.

Kim mengaku cinta dengan negara Indonesia sehingga memutuskan untuk menjadi WNI.

Dia sudah merasa menjadi bagian dari Indonesia.

"Saya selama hampir 30 tahun ini saya mempekerjakan orang Indonesia cukup banyak. Sekarang coba saya ide dan pengalaman saya lebih produktif, maka saya maju jadi anggota pemerintahan atau lembaga negara," ujarnya seperti dilansir Bangkapos.

Profesinya sebagai pengacara menjadikannya memiliki komitmen untuk memperjuangkan kesetaraan hukum, pemerataan keadilan, serta perlindungan bagi pekerja migran Indonesia.

Potensi Melenggang ke Senayan

Dalam Pemilu 2024, Kim memutuskan untuk maju sebagai calon anggota DPR RI di Dapil DKI Jakarta II.

Wilayah tersebut dikenal sebagai dapil neraka karena dihuni oleh sejumlah artis hingga mantan menteri yang tentunya memiliki pengaruh dan popularitas di kalangan masyarakat.

Namun, hal ini tidak mengurangi semangat Kim.

Chong Sung Kim menunjukkan bahwa dengan komitmen, dedikasi, dan cinta kepada Indonesia, siapa pun dapat meraih kesuksesan, bahkan di tengah persaingan yang ketat sekalipun.

Berdasarkan data terbaru Sirekap yang dipublikasi di pemilu2024.kpu.go.id , versi Kamis (22/2/2024) pukul 23.00 WIB, Chong Sung Kim telah meraih 17.702 suara.

Di internal partainya, dia hanya kalah dari Abraham Sridjaja.

Sosok Abraham Sridjaja merupakan anak muda potensial di Partai Golkar.

Pemuda kelahiran tahun 1992 itu merupakan sosok Wakil Ketua Umum Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) dan juga Wakil Ketua Umum Indonesia Crypto Consumer Association.

Ia pernah menjadi Advisor Junior Chamber International dan mewakili delegasi Indonesia di PPB dalam agenda pertemuan dunia Youtg Assembly 2018.

Persaingan ketat

Lantas bagaimana peluang Chong Sung Kim lolos ke Senayan?

Persaingan di Dapil DKI Jakarta II memang sangat ketat. Dapil ini mendapat jatah tujuh kursi.

Terdapat nama-nama top di antaranya penyanyi Once Mikel yang bertarung melalui PDI Perjuangan.

Kemudian ada nama calon incumbent yakni Hidayat Nur Wahid yang telah mengantongi 83.028 suara.

Mantan Presiden PKS ini telah bercokol di Senayan sejak tahun 2024.

Selebriti Uya Kuya juga bertarung di Dapil DKI Jakarta II melalui PAN. Perolehan suaranya mencapai 42.296.

Selain itu ada nama pegiat media sosial dan dosen Universitas Ade Armando yang telah memperoleh 25.574 suara.

Namun dia akan gagal ke Senayan jika partainya yakni PSI gagal memenuhi electoral threshold atau ambang batas parlemen 4 persen.

Chong Sung Kim masih punya peluang lolos ke Senayan. Pasalnya hingga saat ini suara yang masuk baru 5622 dari 9844 TPS atau 57,11 persen di Dapil DKI Jakarta II.

Wawancara dengan Chong Sung Kim

Berikut wawancara eksklusif Chong Sung Kim oleh manajer peliputan Warta Kota Eko Priyono beberapa waktu lalu:

  • Bisa dijelaskan sejak kapan Anda mulai terlibat di dunia politik?

Mungkin saya bisa jelaskan mulai awal tinggal di Indonesia. Saya sejak September 1992 (sudah tinggal di Indonesia) berarti sudah 31 tahun 4 bulan saya hidup di Jakarta.

Awalnya saya sebagai pengusaha garmen, saya masuk sebagai manajer di sebuah perusahaan.

Setelah itu saya investasi dan memulai bisnis. Sekarang saya sebagai profesinya lawyer (pengacara).

Jadi saya mulai tertarik dengan politik, karena saya ada ide dan saran.

Saya sudah bicara dengan teman-teman politikus dan pejabat serta pemerintahan tapi tidak langsung ambil andil.

Maka saya pikir, saya harus masuk ke dalam sistem pemerintahan atau sistem lembaga negara.

  • Mengapa bang Kim memutuskan menjadi WNI?

Saya sudah lepas status kewarganegaraan Korea sebelum jadi Warga Negara Indonesia (WNI), karena persyaratan mau sumpah harus lepas dulu (kewarganegaraan) baru saya sumpah jadi WNI pada tahun 2013.

Karena saya sudah cukup lama merasa bagian Indonesia dan saya suka Indonesia, cinta Indonesia.

Kenapa suka? Karena kultur sosial, kalau lihat di luar, film Korea itu kehidupan sehari-hari tergambar wajahnya tegang,serius, kurang senyum, dan ramah.

Apalagi matanya kecil, ya kalau diam seperti marah. Jadi kalau diam pasti kesannya marah dibandingkan kalau orang Indonesia itu senyum ramah. Itulah yang saya suka dan cinta Indonesia.

Makanya saya sampai segini lama saya ikuti Indonesia, sambil jalan saya merasa sudah bagian Indonesia dan saya harus buat sesuatu yang saya lakukan untuk Indonesia.

Saya selama hampir 30 tahun ini saya mempekerjakan orang Indonesia cukup banyak, sekarang coba saya ide dan pengalaman saya lebih produktif, maka saya maju jadi anggota pemerintahan atau lembaga negaranya.

  • Apa visi-misi bang Kim sebagai caleg DPR RI?

Karena saya setiap kali datang ke dapil, keluhannya itu semua biaya pendidikan.

Mereka hampir sudah patah semangat karena sebabnya keterbatasan ekonomi orangtua, walaupun mungkin anaknya pintar sekali punya bakat akademisi tapi tetap mereka tidak bisa lanjut karena kurang biaya dan kebanyakan orang juga sudah daftar calon beasiswa tetapi tetap ujungnya tidak dapat.

Saya pikir anak bangsa ini apabila mereka mempunyai bakat dari segi akademis saya ingin mereka maju, saya bawa mereka kuliah di Korea (Selatan/Korsel) dengan cara sambil kerja dan belajar.

Kenapa? Kalau saya bicara begitu, warga-warga di dapil saya bilangnya kok Bang Kim bisa bawa ke luar negeri.

Pasti mereka langsung bertanya, apa ini benar? Saya jelaskan kalau di Indonesia pertama biaya pendidikan cukup mahal dibandingkan Korsel. Di Korsel biaya pendidikan enggak terlalu mahal walaupun kondisi kampusnya jauh lebih bagus tetapi biayanya jauh lebih murah.

Di sini sulitnya contoh tenaga kerja, nilai tenaga kerja mungkin empat atau lima kali lebih murah (penghasilannya) dibandingkan Korsel, tetapi biaya pendidikan lebih mahal, maka sulit di sini kerja keras pun juga hasil dari keringat untuk membayarkan kuliah sulit.

Contoh salah satunya jurusan kedokteran, sampai setahun Rp 850 juta seperti itu (pengeluarannya). Kalau di Korsel walaupun jurusannya kedokteran tak terlalu mahal (biayanya).

Jadi maka program kami sambil kerja sambil belajar di Korsel itu nyata, bukan hanya impian.

  • Apakah program tersebut tetap dijalankan apa pun hasil pileg di pemilu 2024 mendatang?

Tetap jalan (programnya) karena itu saya berangkatnya peduli sama rakyat di dapil saya terutama atau rakyat di Jakarta.

Jadi itu tidak ada terkait saya terpilih atau tidak terpilih, itu tetap jalan. Kami sudah mendirikan satu wadah namanya "Yayasan Bang Kim Peduli", nanti kriteria-kriteria itu akan diumumkan di dalam website kami.

Nantinya anak-anak Jakarta bisa daftar ke sana dan kami seleksi.

Yang ingin mendaftar harus bisa bicara berbahasa Korea dan lain-lain sudah memenuhi syarat kriteria itu.

Lalu, akan proses administrasi pendaftaran apabila sudah dapat konfirmasi dari sebuah kampus di Korea, itu baru proses keberangkatan.

Kalau tidak bisa mereka nanti kami rekomendasikan dan kampus di Korea mereka nanti menentukan karena mereka ada kriteria bahasa Korea dan lain-lain sudah memenuhi syarat untuk masuk ke kampus itu baru dapat konfirmasi dan baru proses di Indonesia.

  • Soal pendidikan, bagaimana mengenai kerja sama soal pekerjaan?

Pekerjaan itu kami ada Memorandum of Understanding (MoU) atau Nota Kesepakatan dengan universitas melalui pesan Indonesia Center.

Dari situ mereka rekomendasi yang kerja sama dengan kampus itu jadi mereka di situ maksimal per minggu (kerjanya) 25 jam.

Kalau nilai dia bagus bisa dapat 5 jam bonus. Jadi maksimal per minggu bisa 30 jam kerja.

Maka dari hasil kerja itu bisa bayar biaya pendidikan di sana, terus jadi biaya asrama bisa bayar juga.

Minimum setengah tahun 4.000 dolar Amerika Serikat (penghasilannya). Nantinya juga akan ada pelatihan bahasa Korea terlebih dahulu.

  • Baliho Anda tersebar banyak di Jakarta. Apakah itu termasuk strategi Anda?

Pencalegan itu kan sesuai dengan semua aturan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, jadi saya sudah memenuhi syarat untuk Daftar Calon Sementara (DCS), pada bulan Mei 2023, kemudian sudah memenuhi syarat sebagai Daftar Calon Tetap (DCT) pada bulan Oktober dan setelah DCT baru KPU umumkan saya menjadi caleg.

Saya ikuti sesuai dengan prosedur itu, saya ikut aturan perundang-undangan yang berlaku.

Soal baliho, mungkin dari desain saya pikir begini, saya kan orang baru dan wajah baru di politik jadi bagaimana supaya warga-warga di dapil saya bisa mudah mengingat.

Saya membawa semangat baru karena semangat baru gerakannya juga baru ya.

Dengan yang tiga ini untuk rakyat, Jakarta, dan Indonesia maju.

Mungkin perbedaan dengan caleg lain, saya bikin cerita kehadiran saya dengan ceritanya.

Butuh enam baliho satu paket (di satu tempat) mungkin itu sedikit beda ya. Kalau untuk pendanaan semua dari caleg (saya) sendiri.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved