Sikap 6 Negara Atas Serangan Israel yang Menewaskan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Iran

Tewasnya Ismail Haniyeh membuat sejumlah negara mengambil sikap atas kematian pemimpin Hamas akibat serangan udara.

Editor: Joko Supriyanto
AFP
Petinggi Hamas Ismail Haniyeh dibunuh dalam serangan Israel pada Kamis (31/7/2024) 

TRIBUNTANGERANG.COM - Tewasnya Ismail Haniyeh membuat sejumlah negara mengambil sikap atas kematian pemimpin Hamas akibat serangan udara.

Ismail Haniyeh tewas di Ibu Kota Iran, Teheran, Rabu (31/7/2024) akibat serang udara yang dilancarkan oleh Israel.

Serang itu membuat tempat penginapan yang disinggahi oleh Ismail Haniyeh hancur hingga membuat Pemimpin Hamas itu meninggal dunia.

Kematian Ismail Haniyeh memancing reaksi di sejumlah negara termasuk salah satunya Indonesia.

Dikutip Kompas.com, melalui Al Jazeera, Haniyeh terbunuh usai gedung tempat ia menginap dibom.

Menurut Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), Haniyeh berada di Teheran untuk menghadiri upacara pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian pada Selasa (30/7/2024).

"Saudara, pemimpin, mujahid Ismail Haniyeh, kepala gerakan, kepala gerakan, tewas dalam serangan Zionis di markas besarnya di Teheran setelah dia berpartisipasi dalam pelantikan prepsiden baru (Iran)," bunyi pernyataan Hamas

Kabar meninggalnya Ismail Haniyeh pun mendapatkan respons dari sejumlah negara di dunia.

1. Iran

Merespons kematian Ismail Haniyeh di negaranya, Presiden Iran, Masod Pezeshkian mengecam Israel atas tindakan yang ia sebut pengecut.

Diberitakan USA Today, Rabu, secara terpisah Pemimpin Agung Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan sudah menjadi tanggung jawab Iran untuk menindaklanjuti serangan Israel tersebut.

Oleh karena itu, di hari yang sama dengan kematian Haniyeh, Khamenei memerintahkan pasukan Iran untuk menyerang Israel secara langsung.

Namun, belum diketahui cakupan serangan yang direncankan Iran dan apakah akan memicu ekskalasi terhadap konflik.

"Rezim kriminal dan teroris Zionis membunuh tamu tercinta kami di dalam rumah dan membuat kami berduka. Namun, hal  itu membuka jalan bagi kami untuk menerapkan hukuman yang berat," kata Khamenei dalam sebuah pernyataan.

Terakhir, ia juga sempat menyebut Amerika Serikat ikut bertanggung jawab atas peristiwa ini lantaran merupakan pendukung Israel.

2.Palestina

Diberitakan Al Jazeera, Rabu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyebut pembunuhan yang dilakukan terhadap Haniyeh adalah tindakan yang pengecut dan berbahaya.

Abbas juga meminta seluruh penduduk Palestina untukk bersatu menghadapi serangan Israel.

Secara terpisah, Hamas menambahkan, tujuan penyerangan Israel adalah untuk mematahkan semangat juang mereka.

Namun, Pejabat Humas Sami Abu Zuhri mengatakan tujuan Israel itu tidak akan tercapai.

"Hamas adalah konsep dan insstitusi, bukan orang. Hamas akan terus melanjutkan langkahnya tanpa menghiraukann menghiraukan mereka yang telah berkorban dan kami yakin untuk menang," tegas Zuhri.

3. Amerika Serikat

Merespons tudingan Iran yang ditujukan kepada negaranya, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken menekankan bahwa mereka tidak terlibat dalam pembunuhan Ismail Haniyeh.

Amerika Serikat menurutnya hingga saat ini tetap fokus mengupayakan gencatan senjata untuk mengakhiri perang yang berlangsung di Gaza.

"Ini adalah sesuatu yang tidak kami sadari ataupun terlibat di dalamnya. Sangat penting untuk membantu mengakhiri penderitaan warga Palestina di Gaza dan memulangkan para sandera, termasuk warga negara Amerika," ujar Blinken kepada Channel News Asia, saat berkunjung ke Singapura, Rabu.

Saat ditanya dampak pembunuhan Haniyeh, Blinken menjawab dirinya tidak bisa memberikan spekulasi. 

4. China

Pemerintah China juga ikut mengecam penyerangan dan pembunuhan terhadap Haniyeh. Diberitakan KompasTV, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian mengatakan tindakan tersebut sangat mengkhawatirkan.

"Kami dengan tegas menentang dan mengutuk segala bentuk tindakan kekerasan, serta kami sangat khawatir tentang potensi peningkatan ketidakstabilan regional akibat insiden ini," papar Lin pada Rabu.

Ia menambahkan, Beijing saat ini juga tengah memantau sitasi di Timur Tengah.

5. Rusia

Tak ketinggalan, Rusia juga buka suara soal meninggalnya Ismail Haniyeh.

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Mikhail Bogdanov menyebut pembunuhan politik tidak bisa diterima dan bisa semakin memperburuk ketegangan regional.

"Ini semua sangat buruk. Ini adalah pembunuhan politik yang sama sekali tidak dapat diteerima dan ini akan menyebabkan eskalasi ketegangan lebih lanjut," tutur Bogdanov, dikutip dari kantor berita pemerintah Rusia, RIA Novosti, Rabu.

Selain itu, ia juga memperingatkan kemungkinan peristiwa ini akan memberikan dampak negatif yang signifikan pada negosiasi Doha. 

6 Indonesia

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) mengecam pembunuhan terhadap pimpinan Hamas tersebut. Respons tersebut disampaikan Kemenlu melalui akun resminya di X @Kemlu_RI, pada Rabu.

"Tindakan tersebut merupakan tindakan provokatif yang dapat meningkatan ekskalasi konflik di kawasan dan merusak proses negosiasi yang terus diupayakan," tulis pernyataan Kemlu.

Secara terpisah, mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla juga menyampaikan duka cita sekaligus mengenang sosok Haniyeh.

Ia menyebut Haniyeh pernah berkata, pihaknya hendak berdamai dengan Fatah untuk persatuan Palestina. Haniyeh juga pernah mengutarakan keinginannya berkunjung ke Indonesia bersama perwakilan Fatah.

"Kita mengharapkan cita-cita beliau untuk kedamaian Palestina dapat dicapai, walaupun perang sudah demikian kerasnay di sana. Kita berdoa semoga arwah beliau diterima di sisi-NYa," kata Jusuf Kalla, dikutip dari KompasTV, Rabu.

JK menilai, pembunuhan Haniyeh akan memperburuk situasi di Timur Tengah. Namun, dirinya tetap berharap konflik dapat diselesaikan dengan baik.

 (Kompas.com/Cella Defa)

 

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved