Pilkada Jakarta 2024

PKS Tinggalkan Anies Baswedan Jelang Pilkada Jakarta, Segera Umumkan Nama Cagub Pengganti

PKS menarik dukungan untuk mengusung Anies Baswedan-Sohibul Iman pada Pilkada November 2024 mendatang. Berikut alasan dan pesan yang disampaikan PKS.

Penulis: Yolanda Putri Dewanti | Editor: Eko Priyono
wartakotalive.com/m40
Mulai maraknya keberadaan spanduk dukungan warganya terhadap Anies Baswedan di wilayah Kembangan, Jakarta Barat membuat pihak Kecamatan bakal ambil sikap. 

Adapun sejumlah parpol yang telah mendeklarasikan untuk mendukung Anies di Pilkada 2024, belakangan diisukan merapat ke KIM Plus tersebut. Parpol itu adalah NasDem, PKB, dan PKS.

"Nasib Anies bisa maju atau tidak, itu ada di tangan PKS. Tetapi kalau iman politik PKS kokoh ke Anies," ujar Adi saat dikonfirmasi, Kamis (8/8/2024).

PKS menjadi salah satu dari tiga partai yang mendukung Anies untuk bertarung dalam kontestasi politik daerah di Jakarta. Dua partai lainnya yakni PKB dan Nasdem.

Namun, kini PKB dan Nasdem berencana menarik diri untuk mendukung Anies menjadi bakal orang nomor satu di Jakarta. Keduanya telah memberikan sinyal untuk batal mendukung.

PKS disebut Adi berperan penting untuk meyakinkan partai lain salah satunya PDI-P agar bersedia memajukan Anies sesuai syarat.

"PKS harus bisa meyakinkan PDI-P untuk berkoalisi karena saat yang bersamaan, PDI-P tidak punya opsi lain, selain berkoalisi dengan PKS," jelas Adi.

Meski begitu, PDI-P sendiri harus menyodorkan kadernya di luar nama Basuki Tjahja Purnama atau Ahok.

Sebab, Ahok tidak dapat berduet dengan Anies atau sebaliknya. Pasalnya seorang mantan gubernur tidak boleh mencalonkan diri sebagai calon wakil gubernur di daerah yang sama.

Hal itu tertuang dalam Undang-Undang No 1 Tahun 2015 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, Wali Kota sebagaimana diubah beberapa kali dengan UU No 6 Tahun 2020.

"Kalau (PKS) koalisi dengan PDI-P, bukan Ahok jawabanya. Secara regulatif, Ahok tidak boleh maju sebagai calon wakil. itu menabrak aturan. Kedua, kita sering mendengar nama-nama PDI-P yang sering disebut untuk dimunculkan di Jakarta, itu saja yang dimajukan," ungkap Adi. (m27)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved