Mantan Sopir Angkot dan Tukang Pikul, Ini Profil Bahlil Lahadalia, Calon Kuat Ketum Golkar

Sebelumnya, ketum Golkar Airlangga Hartarto mundur dari jabatan ketum Golkar.

Editor: Joseph Wesly
(KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D)
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. 

TRIBUN TANGERANG.COM, JAKARTA- Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia jadi calon kuat ketum Golkar selanjutnya.

Bahlil disebut sudah direstui 34 DPD I Golkar menjadi suksesor partai Golkar.

Sebelumnya, ketum Golkar Airlangga Hartarto mundur dari jabatan ketum Golkar.

Golkar lalu menunjuk Agus Gumiwang Kartasasmita sebagai Plt ketum Golkar.

Bahlil diketahui adalah pengusaha ulung dan mengibarkan sayap perusahaanya di bawah PT Rifa Capital sebagai induk perusahaan.

Jokowi melantik Bahlil sebagai Menteri Investasi pada Rabu (28/4/2021). 

Ia sudah dipercaya sebagai Kepala BKPM sejak 23 Oktober 2019. Meski kini sukses menjabat sebagai menteri sekaligus pengusaha, perjalanan hidup Bahlil terbilang penuh perjuangan.

Semasa kecil hingga dewasa ia menghabiskan hidup di Papua. Dikutip dari Antara, Kamis (29/4/2021), pria kelahiran Banda, Maluku Tengah, pada 7 Agustus 1976 itu punya latar belakang sebagai pengusaha dengan memiliki 10 perusahaan di berbagai bidang di bawah bendera PT Rifa Capital sebagai induk perusahaan.

Dengan pengalamannya sebagai pengusaha, Bahlil Lahadalia pun pernah menjabat sebagai Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi) periode 2015–2019.

Baca juga: Bahlil Lahadalia Didukung 34 DPD I Golkar untuk Jadi Ketum Golkar Selanjutnya

Di dunia politik, Bahlil Lahadalia pernah bergabung sebagai kader Partai Golkar

Namun ia sudah keluar dari partai tersebut pada 2009. Meski lahir di Maluku, Bahlil melanjutkan sekolah dan meraih gelar sarjananya di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay, Jayapura, Papua.

Manis karirnya saat ini sungguh berbeda dengan pahitnya kehidupan yang dijalaninya sejak kecil.

Dalam berbagai kesempatan, Bahlil Lahadalia kerap menceritakan pengalaman hidupnya yang merupakan seorang putra dari ayah yang bekerja sebagai kuli bangunan dan ibu sebagai tukang cuci.

 Kondisi tersebut membuatnya mandiri dan punya tekad kuat untuk sukses.

"Ketika SD, saya harus pikul kelapa dari gunung api untuk membiayai uang sekolah saya. Ketika saya melanjutkan sekolah ke Papua, saya berjualan kue dari rumah ke rumah, dari hasil yang Ibu saya buat. Saya juga pernah menjual koran, menjadi kondektur dan sopir angkot. Tapi saya tidak pernah malu," kisah Bahlil Lahadalia dalam suatu kesempatan.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved