Viral Mahasiswi Papua Universitas Pamulang Ajak Adik Masuk Kelas karena Tidak Ada yang Menjaga

Dorfince Pigai, mahasiswi Papua, mengajak adiknya ke kampus karena tidak ada yang menjaga.

Editor: Joseph Wesly
(Tangkapan layar Instagram)
Mahasiswi asal Papua, Dorfince Pigai, membawa adiknya saat mengikuti kelas di Universitas Pamulang, Tangerang, Banten, Rabu (19/6/2024). 

TRIBUN TANGERANG.COM, PAMULANG- Viral unggahan dosen Universitas Pamulang, Tangerang, Banten, Anis Syamsu Rizal soal mahasiswinya yang meminta izin kepadanya untuk membawa adiknya masuk ruang kelas.

Dorfince Pigai, mahasiswi Papua, mengajak adiknya ke kampus karena tidak ada yang menjaga.

Dorfince pun mengirim WhatsApp agar diberikan izin membawa adik lelakinya masuk kelas.

"Perkuliahan masuk jam 08.50 WIB, jam 07.30 dia menghubungi via WhatsApp, 'Bapak Dosen, mohon izin, saya Dorfince Pigai. Adik saya tidak ada yang menjaga di rumah, apakah saya boleh membawa adik saya ke kelas?'," kata Anis kepada Kompas.com, Jumat (16/8/2024).  

Cerita Dorfince Pigai itu lalu diabadaikan Anis dalam sebuah video yang diunggahnya di Instagram-nya pada 22 Juni 2024, menuai 87.000 lebih likes, 494 komentar, dan 914 kali dibagikan. 

Kolom komentar dipenuhi dengan kalimat yang menyejukkan hati. Menyoroti kegigihan dan tanggung jawab sang mahasiswa, juga kemurahan hati Anis sebagai pengajar.  

Bagi Anis, ini bukan kali pertama mahasiswa di kelasnya melakukan hal itu, ia pun tak pikir dua kali untuk memberikan izin.  

"Silakan dibawa adiknya dan hati-hati di jalan," kata Anis yang menjadi solusi masalah Dorfince Pigai saat itu. Ia tetap bisa belajar sekaligus menjaga adiknya.  

Izin dari Anis menjadi realisasi pesan pendiri Universitas Pamulang, Darsono, yang menjadi prinsip para dosen dan dipegang teguh hingga kini.  

"Mudahkanlah urusan mahasiswa, maka kita akan dipermudah urusan sama Allah", begitu kata Anis menyampaikan pesan dari Alm. Darsono.  

Tak dipungkiri masih ada prasangka terhadap etnis di Indonesia. Namun, Dorfince Pigai membuktikan sebaliknya.  

"Mahasiswa dari Timur yang saya temui di Universitas Pamulang, baik dari Papua, Nusa Tenggara, hingga Maluku, punya etika, bagaimana mereka bersikap di dalam dan luar kelas," tutur Anis.  

Jangankan soal etika terhadap orang lain, kata Anis, Dorfince Pigai dan teman-temannya dari wilayah Indonesia Timur juga sangat menghargai diri sendiri.  

Mereka bersolek dan selalu memperhatikan penampilan dari ujung kepala hingga kaki, sehingga menimbulkan impresi positif.  

Pancaran sinar Dorfince Pigai bukan cuma saat dia membawa adiknya, tapi sosoknya yang aktif di kelas juga patut diacungi jempol.

Disiplin, religius, punya tekad kuat, dan berusaha terus meningkatkan diri mengingatkan dosen-dosen dengan Dorfince Pigai.  

"Mahasiswa dari Indonesia Timur punya kemampuan setara. Bahkan, ada yang di atas rata-rata. Mereka jarang sekali absen. Jika terlambat, mereka selalu izin dulu. Mereka juga sangat religius dan disiplin saat mengikuti pembelajaran," ungkap Anis.

3.171 Mahasiswa Papua Terancam Putus Kuliah

Merespons adanya potensi 3.171 mahasiswa Papua yang terancam putus kuliah baik di dalam maupun luar negeri, Staf Khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi), Billy Mambrasar, meminta adanya perhatian dari Pemerintah Pusat.

Hal itu disampaikan Stafsus Billy kepada awak media, dalam rilis pers yang diterima Tribun-Papua.com di Jayapura, Minggu (18/6/2023).

"Saya sudah menyampaikan permasalahan ini dalam Forum Komunikasi Publik Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025 hingga 2045 di Mataram, agar Pemerintah Pusat bisa turut andil berikan perhatian," jelasnya.

Ia juga meminta rekan-rekan di pusat agar membantu dalam hal fasilitasi permasalahan beasiswa Otsus, yang kini tengah dihadapi oleh para mahasiswa Papua yang sedang menempuh pendidikan tinggi.

"Sebetulnya ini ranah Pemprov Papua, hanya saja kami tentu harus bisa juga turut mencarikan solusi bersama-sama dan dengan adanya perhatian dari pusat diharapkan bisa lebih diclearkan atau dibereskan," terangnya.

Tak hanya itu saja, Stafsus Billy juga mendesak agar akuntabilitas penggunaan dana Otsus Papua dapat segera diperbaiki.

"Hal ini bertujuan agar supaya isu-isu ketidakefektifan dari penggunaan anggaran seperti kasus beasiswa tak dapat terjadi lagi seperti yang saat ini dialami adik-adik mahasiswa kita dari Papua," tandasnya.

Sebelumnya diketahui, Forum Komunikasi Orangtua Mahasiswa Penerima Beasiswa Otonomi Khusus Dalam Negeri dan Luar Negeri mendatangi Kantor Gubernur Papua di Kota Jayapura, pada Kamis 15 Juni 2023 lalu.

Pemprov Papua didesak untuk tetap mengurus dan membiayai Program Beasiswa Otonomi Khusus atau Otsus Papua bagi anak-anak mereka yang tengah berkuliah di dalam dan luar negeri.

Adapun terhambat pembayaran beasiswa mahasiswa Papua tersebut karena sebelumnya telah ada perubahan payung hukum Undang-undang Otsus Nomor 1 Tahun 2001 ke Undang-undang Otsus Provinsi Papua Nomor 2 Tahun 2021.

Di mana dengan jelas mengubah kewenangan pengelolaan dana Otsus dari pemerintah provinsi ke pemerintah kabupaten dan kota.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com 

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved