Pilgub Jakarta
Resmi Ditinggal Parpol Pengusung di Pilpres, Anies Tetap Pede Bisa Ikutan di Pilgub Jakarta
Koalisi yang bernama 'Koalisi Perubahan' ini memilih untuk bergabung dengan Golkar dan Gerinda di Pilkada DKI Jakarta 2024,
TRIBUN TANGERANG.COM, JAKARTA- Anies Baswedan resmi ditinggal tiga partai politik pengusung dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024, yakni Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Koalisi yang bernama 'Koalisi Perubahan' ini memilih untuk bergabung dengan Golkar dan Gerinda di Pilkada DKI Jakarta 2024,
Hingga saat ini baru Ridwan Kamil yang digadang-gadang menjadi calon Gubernur DKI Jakarta.
Ridwan Kamil akan berpasangan dengan Suwarno yang merupakan elite Partai Keadilan Sejahtera.
PKS, partai yang dinilai paling setia dan memiliki basis pemilih Anies terbanyak, paling awal menyatakan sikapnya.
Pada 7 Agustus 2024, juru bicara PKS, M Kholid, menyatakan dukungan partai berwarna oranye itu kepada Anies telah kedaluwarsa.
Anies dinilai tak mampu menjawab pekerjaan rumah mencari mitra koalisi agar pasangan Anies-Sohibul Iman bisa mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Daerah Jakarta.
"Sebenarnya, tenggat waktu 40 hari yakni sejak 25 Juni deklarasi pasangan Anies-Sohibul Iman adalah waktu yang seharusnya cukup bagi Mas Anies untuk sama-sama mengusahakan agar tiket ini berlayar," ujar Kholid, Rabu (7/8/2024).
Pencabutan dukungan PKS ini sempat diwarnai drama berbalas pesan suara antara Anies dan Ketua DPW PKS Jakarta, Khoiruddin. Dalam pesan suara yang beredar, ketegangan sedikit terjadi ketika Khoiruddin membalas pesan Anies dan mengungkit jasa PKS membesarkan karier politik eks gubernur Jakarta 2017-2022 itu.
Baca juga: Anies Baswedan Soal Ridwan Kamil Baru Mau Mencintai Persija Jika Terpilih: Saya Sudah dari Dulu
"Tentunya Pak Anies masih ingat bahwa demi mencalonkan Pak Anies jadi cagub DKI Jakarta 2017, PKS rela berkorban dengan menarik pencalonan kader utamanya yaitu Mardani Ali Sera," kata Khoiruddin.
Setelah PKS, menyusul partai Nasdem yang ikut memunggungi Anies. Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengaku sudah bicara dengan Anies soal keputusan partainya itu.
"Saya sudah beritahu Pak Anies, 'Pak Anies Anda sebagai adik, ini bukan momen Anda untuk maju pada Pilkada Jakarta Raya'," kata Paloh seperti dikutip dari Kompas TV, Kamis (15/8/2024). Padahal, sama seperti PKS, Partai Nasdem sebelumnya telah mendeklarasikan dukungan kepada Anies untuk maju pada Pilkada Jakarta.
"Kita cari momentum yang lebih tepat lagi kedepannya. Ada pemahaman itu," ucap Paloh. Terakhir, PKB juga menyatakan sikap untuk meninggalkan Anies dan berpaling mendukung Ridwan Kamil yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju.
Sekretaris Jenderal PKB Hasanuddin Wahid tidak mengungkap secara eksplisit dukungan PKB kepada Ridwan Kamil, ia hanya menyebut bahwa PKB akan bekerja sama dengan Gerindra.
"PKB sudah final bahwa untuk Pilkada di DKI (Jakarta) ini bersama Gerindra, jadi tidak ada pembicaraan di luar itu," tutur Hasanuddin, Minggu (18/8/2024).
Dengan sikap resmi yang dilontarkan para elite partai Koalisi Perubahan, kini Anies tak mengantongi satu pun dukungan partai politik untuk maju pada Pilkada Jakarta.
Cari Koalisi
Juru bicara Anies, Sahrin Hamid mengatakan, pihaknya menghormati segala keputusan partai Koalisi Perubahan yang kini membelakangi Anies. "Terkait dengan kewenangan partai tentunya kita menghormati dan menghargai apa yang dipustuskan oleh partai karena itu adalah kewenangannya," ujar Sahrin.
Ia mengatakan, pihak Anies hanya bisa menebak apa yang menjadi dasar Koalisi Perubahan yang dulunya solid mendukung kini solid juga meninggalkan.
"Bisa jadi itu lah dinamika yang dihadapi oleh partai, Karena kita semua tahu bahwa keputusan partai adalah kewibawaan partai," kata Sahrin.
Anies tetap optimistis bisa menjadi salah satu calon gubernur Jakarta. Menurut Sahrin, peluang Anies maju pada Pilkada Jakarta tetap terbuka hingga ditutupnya masa pendaftaran pada 29 Agustus 2024.
"Pendaftaran masih 27-29 Agustus, masih ada waktu untuk itu. Peluang selalu terbuka, karena dinamika di dalam politik masih terus ada," kata dia.
Anies kini hanya bisa berharap dengan PDI-P yang hingga kini masih belum menentukan sikapnya, meski PDI-P harus mencari mitra koalisi jika ingin mengusung Anies.
Namun, dukungan dari PDI-P pun tidak mudah diraih. Sebab, PDI-P punya sosok Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang masih berambisi menjadi kontestasn pilkada Jakarta.
Mantan gubernur DKI Jakarta itu menyebutkan, PDI-P tak akan mencalonkan orang dari luar partai jika kadernya sendiri siap untuk maju.
"Jadi, kita itu, yang saya tahu, PDI Perjuangan tidak mungkin mengambil orang dari luar selama kadernya siap. Itu sih," kata Ahok di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Rabu (14/8/2024). Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Kunjungan RK ke Solo Temui Jokowi Disebut Pengamat Blunder, Bikin Pendukung Anies Semakin Menjauh |
![]() |
---|
Bikin Kaget, Elektabilitas Pramono-Rano Ungguli Ridwan-Suswono di 4 Wilayah Kecuali Jaksel Versi LSI |
![]() |
---|
Mandra dan Opie Kumis Santai Ngopi Gelas Plastik meski Beda Pilihan di Pilgub: Emang Kudu Marahan? |
![]() |
---|
Minta Ahokers Tidak Kecewa, Ahok Ceritakan Alasan Megawati Pilih Pramono Anung di Pilgub Jakarta |
![]() |
---|
Ridwan Kamil Dimintai Beras oleh Warga Pancoran saat Blusukan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.