Pilkada Kota Tangerang 2024
Ini Formula Faldo-Fadhlin untuk Wujudkan Zero Persen Pengangguran di Kota Tangerang
Iya kalau yang namanya Pilkada pasti kurang istirahat. Karena kan waktunya pendek, hanya 60 hari sebetulnya, tapi ya mau enggak mau istirahatnya agak
Penulis: Nurmahadi | Editor: Joseph Wesly
Laporan Reporter TribunTangerang.com, Nurmahadi
TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG- Senyum Bakal Calon Walikota Tangerang, Faldo Maldini tampak merekah kalah menyambut tim Warta Kota Network (TribunTangerang.com), untuk melakukan podcast pada Senin (2/9/2024) siang.
Meski begitu, matanya tampak kemerahan, menandakan dirinya cukup lelah lantaran setiap hari harus turun langsung menemui masyarakat Kota Tangerang.
Seakan tak menghiraukan rasa lelahnya, Faldo terlihat tetap melontarkan candaan kepada tim Warta Kota.
Pria kelahiran Padang 9 Juli 1990 itu kemudian bercerita soal keseriusannya dalam memimpin Kota Tangerang.
Di mana, dirinya dan Fadhlin Akbar akan menambah jumlah titik kunjungan, setelah resmi mendaftarkan diri sebagai Bakal Calon Wali Kota Wakil Wali Kota Tangerang.
Dengan tagline "Gerak Cepat". Tentunya Faldo-Fadhlin telah mempersiapkan sejumlah program agar permasalahan di Kota Tangerang bisa diatasi dengan tuntas.
Di samping permasalahan infrastruktur, pendidikan, hingga kesehatan, salah satu program penting Faldo-Fadhlin adalah zero pengangguran bagi usia produktif.
Setidaknya, terdapat tiga cara yang telah dipikirkan Faldo-Fadhlin agar zero pengangguran di Kota Tangerang, dapat terwujud.
Tiga cara itu dipaparkan Faldo Maldini secara detil, saat wawancara ekslusif dengan Warta Kota Network (TribunTangerang .com), di Laksa Sari, Kota Tangerang, pada Senin (2/8/2024).
Berikut petikan wawancara ekslusif Warta Kota dengan Calon Wali Kota Tangerang, Faldo Maldini;
Mata abang merah, apakah kelelahan karena Pilkada?
Iya kalau yang namanya Pilkada pasti kurang istirahat. Karena kan waktunya pendek, hanya 60 hari sebetulnya, tapi ya mau enggak mau istirahatnya agak kurang. Tapi saya kira kalau jadi (Walikota) matanya makin merah, istirahatnya jauh lebih kurang
Fokusnya apa setelah kemarin pendaftaran?
Kita akan masuk ke fase yang lebih serius kampanyenya karena kemarin kami kira masih pemanasan ya, masih belum 20 titik sehari, masih belasan, jadi kemarin itu bagi kami masih pemanasan. Nah ketika sudah mendaftar mau lebih serius dan lebih masif eskalasinya. Di waktu tersisa kamu yakin mencapai kemenangan di Kota Tangerang
Apa yang Faldo-Fadhlin tawaran ke warga Kota Tangerang?
Kami menawarkan sebuah semangat bekerja yang cepat dan tuntas, karena kami lihat persoalan di Kota ini dari hal mendasar, menengah, sampai hal rumit, itu masih banyak yang belum beres, bahkan bisa dibilang enggak tuntas, karena kami kira kami punya penantang yang sebetulnya sudah lama menjadi orang yang bekerja di Kota Tangerang, tentu kami menghargai itu, karena persoalan yang banyak ini, kalau 1 tahun enggak selesai mungkin karena budget dan SDM, kalau 5 tahun mungkin enggak masuk visi misi, tapi kalau 10 tahun masalah sampah, masalah trotoar, banjir, kemacetan dan lain-lain masih ada, kami kira itu merupakan pembiaran. Jadi kami hadir untuk menjawab keresahan itu, bahwa kota ini tidak butuh orang yang berpengalaman saja, tapi orang yang ingin bekerja, kerjanya cepat, kerjanya tuntas, jadi tawaran kami begitu. Dalam mengeksekusinya tentu kami memiliki semangat yang berbeda. Bukan semangat yang begitu-gitu aja
Begitu-gitu aja tuh gimana maksudnya?
Yaudah kotanya gini-gini aja, macet tetap ada, trotoar tetap enggak ada, sampah masih banyak, habis itu belum lagi polusi, lingkungan, kemiskinan, pelayana kesehatan, pendidikan dan sebagainya. Jadi kita pengen bener-bener ngurusin kota ini secara serius, terlebih Faldo-Fadhlin bukan anak muda yang sebenarnya ingin memperkaya diri, ingin korupsi, enggak, saya pun enggak punya bisnis di sini. Jadi kepentingan kami berdua ya bekerja secara serius, cepat dan tuntas. Jadi bukan hanya sekedar jaga kota ini yang kaya gini aja, dengan keseimbangan, ketenangan, enggak. Ini harus diberesin, kita melihat sampah yang berserakan di mana-mana. Belum lagi kabel yang turun membahayakan pengendara, belum lagi kita melihat infrastruktur jalan yang bolong, itu kan harus diurus
Yang bisa dikasih contoh saru detail persoalan di Kota Tangerang apa?
Contoh kita bicara soal pendidikan. Pendidikan kita tahu jumlah sekolah negeri, SD, SMP yang ditanggung Pemkot Tangerang sama swasta, 300 di negeri 1.200 di swasta, jadi bayangkan ada ketimpangan di situ. Kita dengan skema pusat zonasi ini, mau enggak mau dengan ketersediaan sekolah yang minim, tentunya dengan supply yang terus bertambah, karena di Tangerang ini kan penduduknya makin banyak yang di usia produktif, tentunya akan membuat mereka kesulitan untuk mendapatkan sekolah yang diatur oleh Pemkot, kita bukan mengenyampingkan swasta, kita ingin ada swasta yang bagus, sehingga standartnya sama. Dengan size yang sedikit begini, seperti PAUD saja cuma ada 5. Dengan kota yang sebesar ini, kan bercanda. Maksudnya dengan ketersediaan sekolah saja, yang bisa mengubah hidup seseorang. Yang bisa mencerdaskan orang, itu saja masih minim. Itu pun dibangun 10 tahun lalu, oleh pak Wahidin Halim, jadi tidak ada pertumbuhan yang signifikan, oleh karena itu tentunya kita akan menbangun sekolah, yang ada akan kita perbaiki, terus bagaimana pembiayaan pendidikan seperti seragam gratis, bukunya gratis, biaya wisuda, uang pangkal, banyak banget. Hidup di kota ini ongkosnya tingg. Oleh karena itu kehadiran Pemkot yang mampu menurunkan biaya hidup mereka dengan menghadirkan transportasi publik yang baik, sekolah yang baik, pelayanan kesehatan yang baik, perizinan yang baik, belum lagi bicara tata kota yang baik. Tentunya akan mengurangi biaya hidup mereka sehingga mereka bisa bahagia di kota ini. Jadi ini orang di kota ini harus diurus benar-benar oleh Pemkotnya
Dari era pak Wahidin Halim ke pak Arief Wismansyah, itu mereka bikin program sekolah swasta didanai oleh Pemkot, kalau Faldo-Fadhlin apa yang akan dibuat?
Kami kira ijtihadnya pak Arief kan begitu, karena ada pandangan beliau begitu solusinya. Kami kira akan menambah jumlah sekolah, karena zonasi. Nah zonasi dulu kan enggak ada, sekarang ada zonasi, di mana ibu-ibu itu teriak anak-anaknya enggak bisa sekolah, karena sekolahnya enggak ada. Dan akhirnya opsi yang tersedia apa yang ada. Nah itu kan teriakan itu enggak bisa diabaikan. Oh iya mungkin ada subsidi, tapi kan kami kira solusi yang paling tepat, makanya setiap saya turun ke bawah, kepada setiap masyarakat yang butuh sekolah, saya minta satu, yaitu dibantu. Bantu sediakan tanahnya, nanti kita ganti untung, begitu. Ini sekolah bapak yang cari, bapak yang bangun, kita yang bayarkan pakai duit bapak juga, yang namanya APBD dan pajak, sehingga bapak-bapak membantu kami. Pola yang kami lakukan adalah partisipatif, jadi kita mengajak, ini kota bapak ibu, saya datang ke sini untuk kerja, tapi bantu saya. Karena enggak mungkin kalau tidak ada partisipatif dari warga, karena pastinya kita butuh swasta untuk pendanaan dan sebagainya. Atau kredit ke bank itu teknisnya. Tapi intinya keberpihakan kita untuk kehadiran infrastruktur penting, seperti pendidikan, kesehatan, itu mutlak untuk kota
Soal Kota Tangerang, ada 61 persen pemilih muda, sedangkan ada 9,9 juta Gen Z tidak bekerja, apa yang akan dilakukan?
Bicara soal ini, makanya kita merasa sama kasusnya dengan problem yang dihadapi bangsa Indonesia, karena kita akan mengalami bonus demografi, jangan sampai kita mengalami beban demografi, oleh karena itu, eksperimen kita ini, target kita soal produktifitas mereka, terlebih di usai 18-35. Dan itu jumlahnya besar sekali di Kota Tangerang, saya kira yang menjadi jawaban yang berhasil diterapkan di Kota Tangerang, saya akan hibahkan ke Pemerintah Indonesia, jika ini berhasil. Pertama, kita akan punya target pengangguran di usia produktif itu 0 persen. Ada tiga stepnya. Pertama, penerapan UU Ketenagakerjaan yang memang kalau seandainya ada unit usaha di satu daerah, harus penerapan 30 persen, harus ada keberanian dari Pemkot, untuk berunding sama pihak privat yang investasi di sini, istilahnya investor mendapatkan uang dari sini, tapi tolong bantu akomodir masyarakatnya. Jangan sampai mohon maap menjadi tenaga pengemudi, tenaga kebersihan, buka dong. Tentunya masyarakat ini akan saya latih juga, kolaborasi dengan Gubernur yang memegang SMA dan SMK, walaupun itu tanggung jawab mereka, tapi itu di kota saya. Saya harus berunding dulu dengan Gubernur, itu step pertama. Yang kedua, kita akan bikin LPK di setiap kecamatan, Lembaga Pelatihan Kerja. Jadi mau enggak mau, kita akan training teman-teman yang ingin bekerja, untuk mendapatkan sertifikasi ujungnya, jadi 2 step ini akan kita jalani untuk yang ingin bekerja. Untuk yang pengen usaha, akan kita inkubasi, kita ajari bikin proposal dan sebagainya. Karena saya punya banyak sekali teman yang uangnya miliaran tapi menganggur, dan mereka butuh bisnisman yang mengelola, bisnisman butuh mereka. Kadang-kadang sebelum ketemu investor kakinya gemetaran duluan, itu yang menjadi persoalan. Jadi kita akan tanya, mau kemana, mau ngapain?, jadi kita pengen tidak ada lagi usia produktif itu nganggur di Kota Tangerang
Kalau lewat usia produktif dia ingin berwiraswasta, gimana?
Tentunya akan kita akomodir juga, yang menjadi prioritas ini anak muda, karena mereka yang jadi pilarnya. Kalau mereka kuat, atasnya selamat, bawahnya hebat. Ini pun akan kita urus. Bahkan kita mikirin untuk pekerjaan bagi pensiunan, biar sehat. Karena kita lihat beberapa negara di dunia, itu yang sudah pensiun tetap kerja, tapi kerjanya enggak berat, daripada mereka bingung enggak ada kerjaan jadi sakit, jadi saya juga mikir, perlu peraturan Pemkot soal after life job. Jadi pasca pensiun kenapa enggak
Soal sistem politik kita, apakah tidak akan tersandera dengan kepentingan pusat?
Tersandera hal baik saya kira enggak masalah, kalau berbeda kebijakan dengan Gubernur ya berunding lah saya, intinya saya akan negosiasi, yang paling penting adalah keberanian Pemkot dalam hal ini Walikota, untuk bernegosiasi, sama Gubernur, sama yang di pusat, bahkan sama yang di luar negeri sekalian, untuk membuka market tenaga kerja. Kalau bisa Walikota Tangerang, harus bisa 4 bahas, Inggris, Mandarin, Arab, dan Indonesia, karena itu sizenya sekarang, ada demand besar di situ, karena kalau enggak ya akan begini-begini saja. Oleh karena itu saya kira kalau seandainya ada pandangan berbeda saya saya hadapi, dari dulu saya kaya gitu
Bicara penugasan di Kota Tangerang, kenapa menyanggupi?
Saya bukan orang yang paling bernafsu, tapi saya orang yang paling siap. Karena yang paling penting adalah persiapan kita, ketika yang penting disiapkan kader partai politik adalah kesiapannya. Jadi ketika diuntunjuk, itu paling siap di antara yang ada, jadi kami kira terkait penugasan, ya tugas kita, di mana pun kita, kalau bisa jadi orang yang paling siap, saya kira, saya yang paling siap. Oleh karena itu, ini merupakan sebuah previlage atau tantangan dari partai, untuk membuktikan bahwa kader partai PSI bisa juga ikut Pilkada
Bedanya apa Pilkada di Kota Tangerang dengan ikut Pilkada sebelumnya?
Sama saja, saya merasakan kampanye di mana pun sama saja. Intinya turun ke warga, mau di Bogor, mau di Sumbar, di Tangerang, yang paling penting adalah kemauan kita untuk turun ke warga. Warga pelu ketemu sama orangnya, bukan melihat di baliho saja. Makanya kita fokus untuk turun dari rumah ke rumah, dari gang ke gang, kampung ke kampung
Apakah PAN tidak menyediakan obat sampai harus pindah ke PSI?
Saya kira itu dinamika saja ya, karena yang paling penting itu bukan setia pada orangnya, tapi setia pada valuenya, jadi banyak orang yang salah sangka setelah saya pindah dari PAN ke PSI, tapi saya melihat ini soal pertumbuhan partai, saya resepct sama PAN, untuk orang yang mau belajar politik, saya sarankan masuk PAN, karena pengkaderannya serius, yang cukup modern, saya kira saya harus tumbuh sebagai seorang politisi. Saya melihat PSI adalah tempat tumbuh yang baik, karena partai ini sizenya masih bisa naik
Kenapa warga Kota Tangerang harus pilih Faldo-Fadhlin?
Saya akan kembalikan kota ini kepada pemilik aslinya bapak ibu semua. Bukan satu keluarga atau dua keluarga, dan bapak ibu yang punya kota ini, kota ini diamanahkan anggaran besar, Rp 5 triliun, itu harus kembali ke bapak ibu semua, dalam bentuk fasilitas publik, fasilitas pelayanan dan juga bagaimana bapak ibu bisa tumbuh dan berdaya di kota ini. Jadi kalau bapak ibu percaya kepada kami, Inshaallah kami enggak akan korupsi, kami tidak ingin memperkaya diri, kami ingin bekerja untuk bapak ibu semua. Semoga bapak ibu meridhoi kami, mendoakan kami, semoga bapak ibu berkenan untuk mencoblos kami. (m41)
Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini
Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News
Berita Terkait
Berita Terkait: #Pilkada Kota Tangerang 2024
Pasangan Ruhamaben-Shinta Siap Berikan BPJS dan Beras Gratis di Tangerang Selatan |
![]() |
---|
Dihadiri Tiga Paslon Kepala Daerah Kota Tangerang, Deklarasi Kampanye Damai Berlangsung Meriah |
![]() |
---|
Petugas Gabungan Tertibkan APS Jelang Kampanye Pilkada 2024 di Kota Tangerang |
![]() |
---|
Breaking News: Hasil Pengundian Nomor Urut Calon Wali Kota Tangerang, Faldo-Fadhlin Nomor Urut 1 |
![]() |
---|
Faldo Maldini Minta Petuah Jokowi untuk Menang Pilkada Kota Tangerang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.