Megathrust

Antisipasi Gempa Megathrust, DPRD Minta Pemkot Tangerang Tentukan Lokasi Evakuasi dan Mitigasi

Yang pasti dengan gencarnya isu megathrust tentu haris diantisipasi oleh pemerintah daerah, terlepas itu akan terjadi dalam waktu dekat atau tidak,

Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Joseph Wesly
TribunTangerang/Gilbert Sem Sandro
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Tangerang periode 2024-2029, Rusdi Alam saat diwawancarai di Lapangan Ahmad Yani, Tangerang, Banten, Jumat (18/10/2024). 

Laporan Wartawan,

TRIBUNTANGERANG.COM, Gilbert Sem Sandro
TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG- Ancaman gempa berskala besar 'megathrust' menjadi isu yang terus hangat diperbincangkan oleh masyarakat. 
Pasalnya gempa bumi yang berpotensi berskala besar itu mengancam sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk wilayah Jakarta dan sekitarnya. 
Hal itu tak lepas dari posisi Indonesia yang masuk dalam Kawasan Ring of Fire. Dengan status itu, secara geografis Indonesia dilalui oleh jalur pertemuan tiga lempeng teknotik, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik. 
Gempa megathrust adalah gempa bumi yang sangat besar yang terjadi di zona subduksi, wilayah tempat salah satu lempeng tektonik bumi terdorong di bawah lempeng lainnya.
Kedua lempeng biasanya terus bergerak mendekati satu sama lain, tetapi menjadi terjebak di tempat mereka bersentuhan yang akhirnya terjadi regangan melebihi gesekan antara kedua lempeng dan akhirnya gempa besar atau megathrust itupun terjadi.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Klas I Tangerang menyebut kekuatan gempa bumi megathrust dapat mencapai 8,7 skala richer disertai terjangan tsunami.
Menyikapi hal tersebut Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tangerang periode 2024-2029, Rusdi Alam mengaku akan mengecek ulang kesiagaan personil BPBD dalam menghadapi bencana megahtrust.
Tidak hanya itu DPRD juga akan meminta Pemerintah Kota Tangerang untuk membuat pemetaan wilayah yang aman dari ancaman guncangan gempa.
Hal tersebut bertujuan untuk membahas titik-titik daerah yang akan dijadikan sebagai lokasi utama dalam mengevakuasi masyarakat guna meminimalisir korban jiwa.
Nantinya instansi terkait seperti dinas perhubungan, aparat TNI-Polri akan diminta ikut membuat rute perjalanan terdekat bagi masyarakat untuk menyelamatkan diri.
"Yang pasti dengan gencarnya isu megathrust tentu haris diantisipasi oleh pemerintah daerah, terlepas itu akan terjadi dalam waktu dekat atau tidak, kita harus mengantisipasi misalnya seperti kesiagaan personil BPBD," ujar Rusdi kepada TribunTangerang.com, Jumat (18/10/2024).
"Mitigasi bencana itu dibutuhkan untuk kesiapan, apabila memang peristiwa itu terjadi, kita bisa berjalan ke tempat-tempat pengungsian yang akhirnya dijadikan fokus agar warga dapat berlindung ketika terjadi bencana baik di setiap kecamatan ataupun kelurahan," sambungnya.
Selain memastikan keselamatan jiwa masyarakat, Rusdi juga menyoroti kualitas keamanan bangunan objek-objek vital yang menjadi sejarah di Kota Tangerang.
Menjadi daerah yang dialiri oleh salah satu sungai terpanjang di Pulau Jawa, yakni Sungai Cisadane, Kota Tangerang tentu menyimpan segudang sejarah yang perlu disampaikan ke generasi masa depan bangsa.
Oleh karena itu pengkajian untuk menyisir ulang objek wisata, bangunan bersejarah dan objek vital di Kota Tangerang perlu dilakukan demi menekan potensi kerusakan saat gempa bumi berkekuatan besar melanda.
"Kemudian teman-teman di Dinas Permukiman Umum Kota Tangerang akan didorong untuk menganalisa ketahanan bangunan dari goncangan gempa sebab itu menjadi salah satu faktor bagaimana kesiapan pemerintah daerah menghadapi isu megathrust. Jadi objek vital juga perlu disisir supaya termitigasi dari bencana alam yang datang melanda," kata dia.
Kendati demikian masyarakat Kota Tangerang diminta untuk tidak menyikapi isu bencana alam megathrust secara berlebihan atau tidak panik.
Menurut Rusdi, pemerintah daerah akan berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat untuk dapat mengetahui informasi awal terjadinya bencana agar disampaikan ke masyarakat.
"Sekarang ini masyarakat Kota Tangerang sudah cukup cerdas dan tidak merespon isu megathrust secara berlebihan, akan tetapi kita harus tetap selalu siaga karena bencana alam datang kapan saja, yang pasti ketika ada kejadian, tunggu instruksi pemerintah, karena pemerintah pasti akan memprioritaskan keselamatan warga ketika terjadi bencana nasional," ucapnya.
"Kami bersama Pemkot Tangerang akan terus berkomunikasi secara intens dengan seluruh instansi agar minimal masyarakat bisa mengantisipasi terjadinya bencana lewat informasi semacam alarm sehingga dampak korban jiwa bisa diminimalisir," jelas Rusdi. (m28)

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved