Polemik PSN PIK-2 Belum Usai, Muannas Alaidid: Ada Upaya Adu Domba Jokowi dan Aguan

Kesalahan ini dimanfaatkan oleh Said Didu dan kelompoknya untuk melancarkan serangan terhadap Aguan. Mereka mencoba membenturkan Aguan dengan Jokowi,

Penulis: Nurmahadi | Editor: Joseph Wesly
TribunTangerang/Nurmahadi
Konsultan Hukum Proyek Strategis Nasional (PSN) PIK-2, Muannas Alaidid saat diwawancarai, Selasa (10/12/2024) 
Laporan Reporter TribunTangerang.com, Nurmahadi 
TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG- Konsultan Hukum Proyek Strategis Nasional (PSN) PIK-2, menilai jika terdapat upaya manipulasi yang dilakukan salah satu media, terhadap Sugianto Kusuma alias Aguan, terkait PSN PIK-2 dan Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN).
Menurut Muannas, terdapat kekeliruan penyajian kutipan dalam wawancara di media tersebut pada 8 Desember 2024, terkait respons Aguan berinvestasi di IKN.
Dalam berita tersebut lanjut Muannas, Aguan dikutip mengatakan, "Mengapa Anda mau berinvestasi di IKN? Perintah, ha-ha-ha... Kami mesti menjaga wajah presiden." 
Namun, Muannas berpendapat bahwa kutipan tersebut tidak utuh dan keluar dari konteks yang sebenarnya.
“Ada kekeliruan besar dalam cara Tempo mengutip jawaban Aguan. Apa yang sebenarnya dikatakan Aguan adalah, 'Sebagai anak bangsa, muka presiden harus kita jaga di mata dunia.' Itu adalah respons yang penuh penghargaan terhadap presiden, bukan pernyataan yang menggambarkan tekanan dari Presiden Jokowi,” kata Muannas kepada wartawan, Selasa (10/12/2024).
Kekeliruan itu kata Muannas, menimbulkan kesan seolah-olah Aguan ditekan untuk berinvestasi, padahal tidak demikian.
Muannas menilai, kekeliruan dalam penyajian berita ini telah dimanfaatkan oleh kelompok tertentu yang aktif menyerang PSN PIK-2 dan IKN.
“Kesalahan ini dimanfaatkan oleh Said Didu dan kelompoknya untuk melancarkan serangan terhadap Aguan. Mereka mencoba membenturkan Aguan dengan Jokowi," kata Muannas.
"Ini adalah upaya untuk memecah belah dan menciptakan perpecahan di antara mereka yang sebenarnya bekerja untuk kemajuan Indonesia,” tambahnya.
Lebih lanjut, dia mengingatkan bahwa peran media sangat penting dalam menjaga objektivitas dan keakuratan informasi.
Penyajian informasi yang tidak lengkap atau menyesatkan ucap Muannas, dapat dengan mudah dimanfaatkan untuk kepentingan kelompok tertentu yang ingin merusak hubungan antara tokoh-tokoh penting dalam pemerintahan.
“Media harusnya bisa menyajikan informasi yang utuh dan tidak memanipulasi kutipan. Jika tidak, kesalahan ini bisa dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan yang merugikan bangsa dan negara. Kita harus selalu waspada dengan penyebaran informasi yang dapat merusak integritas dan persatuan kita,” paparnya. (m41)

Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved