Dinas LH Kota Tangerang Angkat Bicara soal Tumpukan Sampah yang Tutupi Akses Warga di Karang Tengah

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kota Tangerang, Wawan Fauzi buka suara soal sampah yang menggunung hingga tutupi akses warga Karang Tengah.

Penulis: Nurmahadi | Editor: Joko Supriyanto
Tribuntangerang.com/Nurmahadi
sampah yang menggunung hingga tutupi akses warga di Komplek Keuangan, Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang. 

Keluhan pun disampaikan para anggota keluarga yang terdampak, salah satunya Dorti (64).

Dorti mengeluh lantaran sampah itu tak kunjung diangkut petugas, padahal sampah tersebut telah menutupi jalan.

Bahkan kata Dorti, mobil miliknya sampai tak bisa parkir di halaman rumah.

"Sudah dua bulan (sampah tersebut belum diangkut)," kata dia saat diwawancara, Senin (6/1/2025).

Dorti mengatakan, hal ini sudah terjadi kedua kalinya. Bahkan, dia sampai menyapu sampah yang berserakan, agar kendaraannya bisa masuk ke halaman rumah.

"Kalau bau ya pasti ya, belatung-belatung, sampah masuk ke dalam. Kita nyapu ya dengan ikhlas. Tapi mobil itu nggak bisa masuk, jadi di situ tuh mobil parkir," ungkapnya.

Menurut informasi yang didapatnya, Dorti menjelaskan sampah itu tak kunjung diangkut lantaran kurangnya armada.

"Selama 20 tahun (kami tinggal) baru dua kali terjadi Itu karena kurangnya armada pak, katanya, kata pengawas sampah ya, saya juga sering bilang sama pengawas sampah," kata Dorti.

"Nah, kadang mereka membakar, biasanya dibakar sama pengawasnya. Kita nungguin, takut kebakaran. Itu kan pasti bisa terjadi, angin kencang kan," tambahnya.

Dorti mengaku, telah melaporkan situasi ini ke Ketua RT dan RW setempat. Pengecekan pun telah dilakukan mereka pagi tadi.

"Kita ngelapor ke RT, RW udah, RT juga udah ngeliat kebenarannya, nah RT juga udah menghubungi ke kecamatan udah, ke kelurahan udah, nah tadi pagi datang itu dari ini kelurahan ngecek, jadi mereka mengadakan sosialisasi mengenai sampah ini, mengadakan rapat nanti malam disitu," ungkapnya.

Dia berharap, sampah yang menumpuk itu bisa segera diangkat, pasalnya di rumah Dorti banyak anak kecil sehingga berpotensi mendatangkan penyakit.

Dorti juga meminta agar armada pengangkut sampat ditambah, agar permasalahan serupa tidak terjadi di lokasi lainnya.

"Ya kita maunya ini diangkat, diterapkan lah kalau memang harus ditambah armada, tolong ditambahin armada. Karena armadanya cuma satu, bentor empat yang buang," ujar Dorti.

"Bentor itu ada yang bentor dari mana kita nggak ngerti kan. Jadi kadang-kadang ya truk itu udah ada isinya, kadang nggak. Jadi nggak keangkat pak," pungkasnya. (m41)
 

Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved