2 Tip Memilih Kue Keranjang yang Bagus, Pilih Warna dan Tekstur Seperti Ini

Kue keranjang yang disebut juga kue bakul, dodol Tionghoa, dodol Cina atau jenang yang disebut juga sebagai nian gao dalam bahasa Hokkien.

Editor: Joseph Wesly
Tribun Tangerang/Yulianto
Kue keranjang bermerek Ny Lauw Kim Wie siap dikemas dan dipasarkan ke konsumen. 

TRIBUN TANGERANG.COM, JAKARTA- Kue keranjang menjadi menjadi salah satu kue khas atau wajib perayaan tahun baru Imlek.

Kue ini disebut kue keranjang karena wadahnya yang mirip keranjang kecil.

Kue ini diperkenalkan antara tahun 1730 dan 1750, dan pada saat itu biasanya berbentuk oval.

Kue keranjang yang disebut juga kue bakul, dodol Tionghoa, dodol Cina atau jenang yang disebut juga sebagai nian gao dalam bahasa Hokkien.

Kue yang terbuat dari tepung ketan dan gula serta mempunyai tekstur yang kenyal dan lengket.

Biasanya, jelang Tahun Baru Imlek umumnya para pedangang kue di pasaran akan menjajakan aneka kue keranjang

Biasanya kue keranjang dijual dengan beragam kemasan.

Ada yang dibalut plastik dan ada pula yang dibalut daun pisang.

Kemasannya pun menyesuaikan dengan kebutuhan pembeli, ada yang dijual secara eceran, ada pula yang dijual dalam bentuk hampers. 

Sekilas, semua kue keranjang tampak sama, tetapi jika dilihat lebih teliti, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan kue keranjang yang bagus. 

Tips pilih kue keranjang yang bagus

Menurut pemilik sekaligus pengelola rumah produksi Dodol & Kue Ny. Lauw (LKW) generasi ketiga bernama Iin, kue keranjang yang bagus dapat dilihat dari konsistensinya.

"Sebenarnya yang sudah agak keras (lebih bagus), kalau kue keranjang yang lembek itu sebenarnya tidak bagus, (lembek karena) masuk air," kata Iin saat Kompas.com temui di dapur produksi Dodol & Kue Ny. Lauw (LKW), Tangerang, Banten, Jumat (7/1/2025).

Sementara itu, lanjutnya, jika dilihat dari warna kue, Iin menyarankan untuk memilih kue keranjang berwarna merah, dan menghindari kue keranjang berwarna putih.

"Orang maunya kue keranjang warna merah, kalau warna putih kuenya tidak bagus," kata Iin.

Ia menambahkan, kue keranjang yang konsistensinya keras dapat dilunakkan. Caranya,  kukus sebentar di dalam kukusan, kemudian kue keranjang akan kembali kenyal.

Asal Usul

Cerita asal-usul kue keranjang Kue keranjang awalnya merupakan persembahan dalam ritual upacara adat, tetapi perlahan berubah menjadi makanan khas di festival musim semi.

Menurut cerita, kue keranjang berasal dari daerah Suzhou, dan telah ada sejak sekitar 2.500 tahun silam.

Kala itu, China masih terpecah-pecah menjadi beberapa kerajaan, yang sewaktu-waktu dapat berlangsung perang.

Suzhou adalah ibu kota Kerajaan Wu, yang dikelilingi oleh benteng kokoh untuk melindungi dari serangan musuh.

Kehadiran benteng sedikit mengusir rasa cemas semua orang di ibu kota akan kemungkinan perang, kecuali Perdana Menteri Wu Zixu.

Dia berkata kepada para pengawalnya, "Perang tidak bisa dianggap remeh. Tembok yang kokoh memang melindungi kita. Namun, bila musuh mengepung kerajaan kita, tembok juga menjadi penghalang untuk melarikan diri atau mencari makanan.

Apabila kelak sesuatu yang buruk terjadi, ingatlah untuk menggali lubang di bawah tembok itu."

Beberapa tahun kemudian, setelah kematian Wu Zixu, perkataannya menjadi kenyataan. Banyak orang mati kelaparan karena kehabisan pasokan pangan saat ibu kota dikepung oleh musuh.

Para pengawal kerajaan lantas teringat pesan dari Zixu untuk menggali tanah di bawah tembok benteng.

Mereka terkejut ketika menemukan dinding benteng di bagian bawah dibangun dengan menggunakan bata yang dibuat dari tepung ketan dan gula.

Makanan inilah yang menyelamatkan banyak nyawa dari kelaparan. "Bata" itulah yang kemudian disebut-sebut sebagai asal-usul nian gao atau kue keranjang.

Sejak saat itu, orang mulai membuat nian gao setiap tahun untuk memperingati jasa Wu Zixu.

Lama-kelamaan, kue ini menjadi kudapan umum dan lazim disajikan ketika tahun baru.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved