Farida Felix Janji Biayai Sekolah 4 Anak Satpam Rumahnya yang Dibunuh Anaknya Abraham Michael
Akibat laporan tersebut, Abraham kena dampat sang ibu karena kelakukannya yang dianggap tidak baik tersebut
TRIBUN TANGERANG.COM, BOGOR- Abraham Michael Mangaraja Gandatua (26) ditangkap polisi setelah membunuh satpam rumahnya, Septian (37).
Septian ditikam oleh Abraham karena kesal koban mengadukan kelakuannya yang kerap pulang malam kepad sangibu Farida Felix.
Akibat laporan tersebut, Abraham kena dampat sang ibu karena kelakukannya yang dianggap tidak baik tersebut.
Merasa urusannya dicampuri, Abraham disebut merencanakan pembunuhan terhadap Septian.
Abraham disebut sudah mempersiapkan pisau. Sebelumnya pelaku disebut membeli pisau di Ace Hardware.
Pria berkepala plotos ini pun melakukan aksinya saat korban tidur.
Pelaku menusuk korban dengan 22 tusukan sehingga membuat korban tewas di lokasi pembunuhan.
Mengetahui anaknya sudah melakukan tindakan kriminal, Farida Felix menyerahkan sang anak ke kantor polisi.
Viral penampakan Abraham yang diborgol di media sosial. Pemuda tersebut membawa makanan dan air mineral di tangannya yang terborgol.
Farida Felix Minta Maaf dan Siap Sekolahkan Anak Korban
Farida Felix berjanji akan menanggung biaya pendidikan sang anak Septian.
Lewat pengacaranya, Bertua Diana Hutapea menyampaikan keinginan Farida Felix untuk bertemu dengan keluarga Septian.
Baca juga: Abraham Michael Bunuh Septian Satpam Rumahnya karena Kesal Diadukan Sering Pulang Malam ke Ibunya
Farida Felix yang berprofesi sebagai pengacara dan pengusaha, berjanji akan menanggung biaya pendidikan anak Septian.
Bertua Diana Hutapea, pengacara Abraham Michael, juga menyampaikan keinginan Farida Felix untuk bertemu dengan keluarga Septian.
"Kami akan menanggung biaya pendidikan dari anak-anak Pak Septian di sekolah dan biaya tunjangan hidup dan juga untuk dukacita," ujar Bertua Diana Hutapea, di Mapolresta Bogor Kota, Senin (20/1/2025).
Selain itu, Farida Felix juga ingin menemui keluarga Septian untuk memberikan gaji terakhir almarhum.
"Kepada keluarga korban, ibu Septian untuk datang menemui kami atau kami menemui beliau untuk memberikan gaji Bapak Septian yang terakhir yang tetap berjalan," lanjutnya.
Adapun Septian dikenal sebagai tulang punggung keluarga bagi istri, Dewi (47), dan empat anaknya.
Dalam tujuh tahun pernikahan, Septian dan Dewi memiliki satu anak, sementara tiga anak lainnya adalah anak sambung Dewi.
Kini, keempat anak Septian terancam putus sekolah akibat kekurangan biaya.
Kakak ipar Septian, Aris Munandar, menjelaskan bahwa keluarga sedang bingung untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Keluarga kebingungan kedepannya sekolah anak-anak. Anak dari korban satu, anak sambungnya tiga," ungkap Aris.
Aris berharap ada perhatian dari pihak keluarga pelaku pembunuhan maupun dari perusahaan tempat Septian bekerja.
"Jadi keluarganya itu berharap sama si korban, tulang punggung keluarga lah," tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, tangis Farida Felix pecah saat Polresta Bogor Kota merilis kasus dugaan pembunuhan yang dilakukan Abraham Michael.
Kini, Abraham Michael telah ditetapkan menjadi tersangka kasus pembunuhan terhadap Septian, satpam di rumah Farida Felix di Lawang Gintung, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/1/2025).
Dalam keterangannya, Farida Felix mengungkapkan putranya dalam kondisi di bawah pengaruh obat-obatan saat menghabisi nyawa satpam rumahnya.
Sambil menangis, Farida Felix juga mengungkap niatnya untuk bertemu dengan keluarga korban.
"Itu membuat kepedihan yang sangat mendalam dalam hati saya," kata Farida Felix, Senin, dilansir TribunnewsBogor.com.
Pengacara tersebut mengaku ingin bertemu keluarga Septian untuk meminta maaf.
"Saya sebenarnya ingin bertemu keluarga Septian, ingin sekali bertemu, tapi saya gak tahu rumahnya, saya gak tahu alamatnya, saya gak tahu nomor teleponnya, saya gak tahu menghubunginya," ujar Farida Felix.
"Kalau bisa bagaimana orang tuanya saya bertemu, saya berlutut minta maaf kepada ibunya Septian, karena anak saya melakukan itu di bawah kontrol obat-obat yang dimakannya," imbuhnya.
Menurut Farida Felix, Septian merupakan sosok yang baik.
"Jadi saya sangat sedih, Septian itu anak baik, dia selalu mengucapkan selamat pagi Bu, selamat malam Bu. Saya berharap saya bisa bertemu dengan orang tua Septian dengan istri Septian, saya meminta maaf berlutut di hadapan mereka," ungkap Farida Felix.
Motif Tersangka
Polisi mengungkap penyebab Abraham Michael tega menusuk Septian berkali-kali hingga tewas.
Septian adalah warga Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat, yang sudah 5 bulan bekerja sebagai satpam di rumah Farida Felix di Bogor.
Sebagai seorang satpam, Septian setiap harinya harus mencatat siapa saja yang keluar masuk ke rumah tersebut.
Catatan itu kemudian dilaporkan kepada majikannya, Farida Felix.
Dua malam sebelum kejadian, Septian mencatat jam kepulangan tersangka Abraham Michael yang sering pulang larut malam. Atas laporan Septian, Farida Felix pun menegur tersangka.
"Abraham kena omel ibunya. Ditegurlah dia karena sering pulang malam," kata Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, Kompol Aji Riznaldi Nugroho.
Abraham Michael merasa heran ibunya bisa mengetahui tindakannya. Belakangan, Abraham Michael mengetahui Septian lah yang melaporkan kepada ibunya.
Karena emosi, Abraham Michael langsung mengumpulkan sopir, ART, juga satpam. Dua asisten rumah tangga (ART) bahkan ia suruh pulang ke kampung halaman.
Malam itu kemudian terjadi cekcok antara Abraham Michael dengan Septian. Sampai Abraham Michael nekat menghabisi nyawa Septian di ruang satpam. "Saat subuh si tersangka membunuh Septian," jelasnya.
Akibat hujaman pisau, Septian mengalami luka pada perut. Disebutkan tersangka menusuk korban hingga 22 kali.
Buang Baju ke Sungai
Polisi mengungkap Abraham Michael menusuk Septian menggunakan pisau yang baru dibelinya. Pisau itu berhasil ditemukan polisi di rumah Abraham.
“Untuk pisaunya kita temukan di rumahnya. Jadi, tidak dibuang oleh si tersangka ini,” kata Kompol Aji.
Selain itu, Abraham langsung membuang pakaian terakhir yang digunakan olehnya. Pakaian yang digunakan Abraham itu penuh dengan darah. “Untuk baju yang digunakan tersangka saat membunuh itu dibuang ke Sungai,” ucapnya.
Dalam pemeriksaan, Abraham terbukti positif mengonsumsi narkoba jenis tembakau sintetis.
“Untuk indikasi gangguan jiwa belum tahu. Cuma yang jelas tadi sudah dicek urine dia positif narkoba jenis tembakau sintetis,” kata Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Eko Prasetyo di Mako Polresta.
Dikenal Temperamental
Sejumlah warga yang tinggal di dekat rumah Abraham Michael, menyebutkan bahwa pelaku dikenal temperamental.
“Orangnya suka marah-marah. Tempramen lah gitu,” kata warga Ibu Mamah melansir dari Tribunnewsbogor.com, Jumat (17/1/2025).
Ia juga pernah mendengar bahwa Abraham sering ribut dengan ibunya sendiri yang merupakan seorang pengacara. Bahkan, sampai mencekiknya. “Pernah denger juga sempet nyekik ibunya,” ujarnya.
Bahkan, Abraham Michael tak sungkan sampai menganiaya pekerjanya. "Sering disiksa dipukulin segala macem, kalau salah jalan saya, dulu kan saya sopirin dia," ujar Arif, saksi, dilansir dari Youtube Tribunnewsbogor.
"Ada satpam juga pernah dipukulin sama dia (Abraham) gara-gara masalah meteran listrik juga," bebernya.
Ancam Bunuh Sopir
Sementara itu, sopir di rumah Farida Felix juga nyaris dibunuh Abraham Michael. Pasalnya, sopir bernama itu Wawan itu memegokori tindakan Abraham yang membunuh satpam.
"Saksi (sopir) mendengar ada bunyi seperti keributan di bagian lantai bawah. Saat dilihat terlihat ada darah dan orang yang tergeletak. Tersangka membawa sebilah pisau," kata Aji.
Abraham Michael yang masih membawa pisau lalu mencoba mengejar Wawan. Meski sempat berkelahi, Wawan akhirnya berhasil melarikan diri.
"Ketika terlihat oleh si tersangka, tersangka mencoba naik ke atas, saksi sempat berkelahi juga dengan tersangka sampai akhirnya si saksi bisa melarikan diri dan melapor ke polisi," jelasnya
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com
Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini
Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.