Rochmat, Pelaku Mutilasi Nyanyi Sephia saat Diinterogasi, Perjelas Statusnya dengan Uswatun Khasanah
Jasad dalam koper merah itu ditemukan tidak memiliki kepala dan kaki. Setelah ditemukan warga, polisi akhirnya mengungkap identitas korban tersebut.
Kasus ini bermula dari penemuan potongan tubuh dalam koper merah di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, pada Kamis (23/1/2025).
Bagian tubuh lainnya ditemukan di Jurug Bang, Desa Slawe, Trenggalek, pada Minggu (26/1/2025).
Baca juga: Rohmad Tri Hartanto Bunuh Uswatun Khasanah di Kediri, Buang Kepala di Trenggalek, Kaki di Ponorogo
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Timur, Kombes Pol Farman, menjelaskan bahwa pembunuhan terjadi pada Minggu (19/1/2025) di sebuah hotel di Kota Kediri.
Sebelumnya, pelaku menjemput korban di Terminal Gayatri, Tulungagung, dengan iming-iming uang Rp1 juta.
Selama di hotel, keduanya terlibat percekcokan. Antok mencekik leher korban hingga kepala korban terbentur lantai.
Uswatun mengalami luka parah dan meninggal di tempat. Panik, Antok memutuskan memutilasi korban menggunakan pisau dapur yang dibeli di minimarket dekat hotel.
Farman memaparkan bahwa tubuh korban dipotong menjadi tiga bagian untuk dimasukkan ke dalam koper.
"Bagian pertama dipotong kepala, lalu paha kiri, dan terakhir betis kanan. Semuanya dilakukan agar tubuh korban muat di koper," ungkap Farman.
Baca juga: Jasad Uswatun Khasanah Korban Mutilasi dalam Koper Merah di Ngawi Dimakamkan dengan Tubuh Tak Utuh
Penyidikan mengungkapkan bahwa Antok menyimpan dendam mendalam terhadap korban.
Uswatun disebut sering melontarkan ucapan yang menghina anak perempuan Antok.
"Korban pernah mendoakan anak pelaku agar menjadi PSK saat dewasa. Itu yang membuat pelaku sakit hati," kata Farman.
Selain itu, korban mendesak pelaku menceraikan istrinya dan menikahi korban secara resmi.
Hal ini memicu tekanan yang semakin memperkeruh hubungan mereka.
Saat dihadirkan dalam konferensi pers di Mapolda Jawa Timur, Senin (27/1/2025), Antok mengenakan baju tahanan dengan wajah tertunduk.
Ia menangis saat mengingat anak-anaknya dan meminta maaf kepada keluarga korban.
"Saya menyesal. Saya minta maaf kepada korban dan keluarganya," ucap Antok sambil berjalan cepat menghindari sorotan kamera media.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini
Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.