Wawancara Eksklusif

Perjalanan Karier Andra Soni, Dari Pengantar Surat hingga Menjadi Gubernur Banten Terpilih

Andra Soni adalah sosok inspiratif yang mengukir perjalanan hidup luar biasa dari latar belakang yang sederhana

|
Penulis: Ikhwana Mutuah Mico | Editor: Joseph Wesly
TribunTangerang/Ikhwana Mutuah Mico
PERJALANAN ANDRA - Andra Soni saat ditemui TribunTangerang.com di Ciledug, Tangerang Selatan, Jumat (17/1/2025). Andra Soni, dilantik menjadi Gubernur Banten periode 2025-2030, Senin (20/1/2025). (TribunTangerang/Ikhwana Mutuah Mico) 

Sementara itu, yang lain tidak ada yang sekolah, kecuali adik dan saya yang bersekolah di sekolah Kebangsaan.

Sekolah Kebangsaan, bukan SD (Sekolah Dasar) tapi Sekolah Kebangsaan. Sekolah Kebangsaan Larang Kota Bahagia. Namanya Larang Kota Bahagia. 


Sampai kelas 5? 


Sampai kelas 5, diinformasikan bahwa tidak bisa lanjut saya ke SMP (Sekolah Menengah Pertama) karena harus di tempat lain agak menuju kota, beda kecamatan.


Perkembunan sawit juga? 


Iya, perkebunan sawit dan itu harus boarding saya tidak bisa, karena orang tua saya tidak ada dokumen. Kalau orang tua saya punya dokumen, baru boleh. Walaupun warga negara Indonesia.


Karena SMP gak bisa terus lalu gimana?


Kelas lima naik, saya dibawa kakak saya ke Jakarta. Karena tau SMP-nya gak akan bisa. Ibu saya pengen saya sekolah. Karena kakak-kakak saya tidak ada yang lulus SMA. 

Tidak sekolah karena apa? Iya, biaya ekonomi. 

Masuk SMP saya tetap di Jakarta tepatnya di Gandaria, SMA saya diterima lagi di lokasi yang sama, tetapi kelas dua SMA, saya dipindahkan ke Jogja lanjut kelas tiga, saya pindah lagi ke Bandung.

Selesai SMA, sebenarnya saya keterima di Universitas Padjajaran (UNPAD) tapi saya tidak punya uang.

Saya memutuskan kembali ke Jakarta, pertama kali, hari pertama saya tidur di ga ada temen yang bisa saya sambangin malam itu.

Saya sampai di Jakarta malam. Saya tidur di pasar Cipete kolong lalu saya baru ke rumah temen saya, habis itu saya mencari pekerjaan, akhirnya saya kerja di bangunan.

Menjadi tukang bangunan? 


Iya, ngaduk, bobok tembok karena saya kerja di perusahaan elevator bangun satu gedung, kita uji pagi elevatornya bangun 24 lantai.

Halaman
1234
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved