3 Anak Buah Kapal yang Meninggal di Korea Selatan Dipulangkan ke Tanah Air Lewat Bandara Soetta
Tiga jenazah ini bekerja di Korea Selatan sebagai ABK perusahaan penangkapan ikan yang berangkat dari Indonesia secara resmi atau sesuai
Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Joseph Wesly
(TribunTangerang/Gilbert Sem Sandro)
JENAZAH ASAL KORSEL- Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, Abdul Kadir Karding (ketiga dari kanan) saat proses serah terima tiga jenazah kepada keluarga di Terminal Kargo Jenazah Bandara Soekarno-Hatta, Benda, Kota Tangerang, Banten, Rabu (23/4/2025). (TribunTangerang/Gilbert Sem Sandro)
Laporan Wartawan,
TRIBUNTANGERANG.COM, Gilbert Sem Sandro
TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG- Sebanyak tiga jenazah anak buah kapal yang bekerja di Korea Selatan dipulangkan ke Tanah Air, pada Rabu (23/4/2025) sore.
Berdasarkan pantauan TribunTangerang.com, pemulangan tiga jenazah Warga Negara Indonesia atau WNI itu diterima langsung oleh Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding di Terminal Kargo Jenazah Bandara Soekarno-Hatta sekira pukul 17.20 WIB.
Dengan didampingi Kepala Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Banten Budi Novijanto, Karding datang menemui keluarga para korban yang meninggal dunia karena kecelakaan kerja itu di luar negeri itu.
Setelah menyampaikan ungkapan rasa duka cita kepada perwakilan keluarga, Karding memimpin doa untuk kepulangan ke tiga ABK ke pangkuan Yang Maha Kuasa.
Kemudian surat keterangan kematian tiga WNI tersebut diserah terimakan kepada para keluarga, serta penyerahan biaya jaminan kecelakaan kerja sebesar Rp 85 juta.
Karding mengatakan, jenazah ke tiga ABK dipulangkan dari Bandara Incheon menuju Soekarno-Hatta menggunakan pesawat maskapai Garuda Indonesia dengan kode penerbangan GA 879.
"Tiga jenazah ini bekerja di Korea Selatan sebagai ABK perusahaan penangkapan ikan yang berangkat dari Indonesia secara resmi atau sesuai dengan prosedural yang berlaku," kata dia kepada awak media.
Adapun identitas ke tiga jenazah tersebut ialah Musthakfirin, Darji dan Mohammad Hasim Bisri. Di Korea Selatan, mereka bekerja menjadi awak kapal pada perusahaan yang berbeda-beda.
Musthakfirin meninggal dunia akibat terjatuh dari Kapal 628 Seunjin-ho dan ditemukan pada perairan Hongdo, Sinan-gun, Jeollanam-do oleh polisi penjaga pantai.
"Beliau terjatuh dari kapal tempatnya bekerja, rekan-rekan kerjanya sempat mencoba menolong dengan melemparkan tali dan pelampung, namun karena kondisi ombak yang besar akhirnya tidak dapat tertolong dan Pak Musthakfirin tenggelam dan terbawa arus laut," ungkapnya.
Kemudian untuk penyebab meninggal dunia Darji (24) lantaran kapal yang dinaikinya karam di perairan 10 mil laut sebelah timur Geomun-do, Kota Yeosu pada Minggu (9/2/2025) lalu.
Setelah dilakukan pencarian oleh kepolisian Korea Selatan lebih dari dua bulan, jasad Darji akhirnya berhasil ditemukan pada 16 April 2025 sekira pukul 11.43 waktu setempat di dasar laut perairan Korsel.
"Sebenarnya ada 2 ABK lagi yang bekerja di kapal yang sama dengan Darji saat karam yaitu Ahmad Nur Ahya dan Ade Rizki Saputra, namun mereka bisa diselamatkan saat kejadian," paparnya.
Sementara untuk Mohammad Hasim Bisri meninggal dunia akibat sakit saat tengah bekerja di perusahaan Seoyeon Industri di Kota Ulsan, Korea Selatan pada Senin (14/4/2025) pukul 16.06 waktu setempat.
Mulanya Hasim Bisri ditemukan pingsan saat tengah berada di dalam toilet dan selanjutnya sempat dilarikan ke rumah sakit, akan tetapi nyawanya tak tertolong tanpa ditemukan kekerasan fisik pada tubuh.
"AlmarhumBapak Hasim Bisri ini overstay atau melewati batas waktu izin tinggal yang ditentukan cukup lama, karena sudah lebih dari dua tahun di Korea Selatan," terangnya.
"Memang terkadang PMI yang sudah bekerja lama di luar negeri tidak langsung melaporkan kembali ke kementerian ataupun duta besar kalau kontrak kerja mereka diperpanjang perusahaan, itu memang masih menjadi suatu kendala," ujarnya.
Menurut Karding, pihaknya temah memfasilitasi kepulangan tiga jenazah tersebut ke Tanah Air hingga tiba di rumah duka yakni di Jawa Tengah yakni di Dusun Dumpil, Wonosobo dan Desa Prapag Kidul, Kabupaten Brebes.
Pasalnya iring-iringan keluarga para PMI tersebut juga turut mendapat pengawalan dari pihak kepolisian dari Bandara Soetta hingga nanti tiba di kampung halamannya masing-masing.
"Kami sudah siapkan mobil untuk membawa tiga jenazah beserta keluarganya ke Brebes maupun yang ke Wonosobo dan saya telah minta Kepala BP3MI disini untuk memastikan agar pengawalan tidak hanya sampai ke rumah, namun juga sampai pada pemakaman harus dipastikan," ucapnya.
"Marena ini wujud kehadiran negara terhadap seluruh Pekerja Migran Indonesia yang mengalami kecelakaan kerja dan juga yang meninggal di luar negeri saat bekerja," jelas Karding. (m28)
Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini
Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News
Berita Terkait
Baca Juga
Gelar Lokakarya, KP2MI Berkomitmen Lindungi Anak-anak Para Pekerja Migran Indonesia |
![]() |
---|
Dituding Usir WNI agar Kerja di Luar Negeri, Menteri P2MI: Kapasitas Saya Kasih Pencerahan |
![]() |
---|
2 Jenazah PMI yang Meninggal di Korsel Dipulangkan ke Tanah Air Melalui Bandara Soekarno-Hatta |
![]() |
---|
Menteri Karding Paparkan Kronologi Pekerja Migran Meninggal Dunia di Korea Akibat Kecelakaan Kerja |
![]() |
---|
152 PMI Ilegal Dipulangkan dari Arab Saudi, Didominasi Perempuan dari Jawa Barat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.