Debat dengan Aura Cinta Soal Wisuda, Dedi Mulyadi: Prioritaskan Masa Depan, Jangan Gaya-gayaan
Perdebatan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dengan remaja asal bekasi Aura Cinta tengah menjadi sorotan.
Dedi kemudian berbalik bertanya apakah Aura siap membayar sewa jika tanah tempat tinggalnya milik orang lain, dengan memberi contoh bagaimana negara dapat meminta warga membayar sewa.
"Saya balik, tinggal di tanah orang lain harus bayar gak sama yang punya tanah? Kalau saya balik nuntut, pemdanya nya minta tagihan dihitung beberapa tahun ke belakang bayar tiap tahun," ujar Dedi Mulyadi
Aura, yang mengaku miskin, menyatakan keinginannya agar pemerintah mengerti kondisi mereka.
"Bapak kan bisa lihat dulu latar belakang saya, saya miskin atau gak, mampu bayar atau enggak," ujar Aura.
Dedi kemudian menanggapi dengan mengatakan, "Kamu miskin enggak?" "Iya, saya mengakui," jawab Aura Cinta.
Kenapa miskin pengin hidup bergaya, sekolah harus ada perpisahan? Kan kamu merasa miskin. Kenapa orang miskin enggak merasa prihatin?" ujar Dedi Mulyadi menekankan bahwa orang yang merasa miskin harus lebih fokus pada masa depan mereka dan menghindari pengeluaran yang tidak perlu.
Aura Cinta kembali menegaskan bahwa dia mendukung kebijakan tersebut, tetapi berharap perpisahan tetap dilaksanakan dengan biaya yang kecil.
"Apa pun itu saya mendukung, cuma jangan dihapus, Pak, gak semuanya bisa terima. Terus kalau wisuda dihapus, dan Bapak juga minta pajak saya, saya miskin," ujar Aura.
Dedi membalas dengan mengatakan bahwa orang miskin harus lebih prihatin dalam membangun masa depan mereka.
"Bukan minta pajak, saya balik, Anda miskin, tapi jangan sok kaya. Orang miskin itu prihatin membangun masa depan. Seluruh pengeluaran ditekan, digunakan untuk masa depan, bisnis, pengembangan mandiri, lah ini rumah enggak punya, tinggal di bantaran sungai," ujar Dedi.
Di akhir forum, mayoritas warga menyatakan setuju dengan kebijakan penghapusan acara wisuda dan study tour karena alasan keadilan dan keringanan biaya.
Dedi menawarkan solusi, yaitu membolehkan siswa mengadakan acara perpisahan secara mandiri tanpa melibatkan sekolah, agar tidak ada pungutan resmi yang membebani orangtua ataupun sekolah.
"Bikin aja sendiri, kumpul-kumpul teman, tapi jangan melibatkan sekolah," ujar Dedi.
Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini
Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News
Respons Dedi Mulyadi Usai Rencana KRL Sampai Karawang Batal |
![]() |
---|
Hotman Paris Murka Dengan Kepala Desa Cianaga Usai Balita Meninggal Karena Cacingan |
![]() |
---|
Respons Dedi Mulyadi Dikritik Atalia Praratya Soal Satu Kelas SMA Negeri Diisi 50 Orang |
![]() |
---|
Siswa SMAN 6 Garut Akhiri Hidup, Ayah Bergetar Tahan Emosi Dengar Pengakuan Guru Fisika yang Berbeda |
![]() |
---|
Pernikahan Anak KDM dan Irjen Karyoto Berujung Maut, Muncul Desakan Pertanggungjawaban Hukum |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.