Polemik Revitalisasi SMPN 20 Tangsel: Warga Geram, Kepsek Bilang cuma Miskomunikasi
Memang tidak ada berita acara tertulis, tapi kami sudah sampaikan secara resmi dalam pertemuan, termasuk soal alat berat yang akan masuk lingkungan
Penulis: Ikhwana Mutuah Mico | Editor: Joseph Wesly
Laporan Wartawan TribunTangerang.com, [Nama Kamu]
TRIBUNTANGERANG.COM, PAMULANG – Revitalisasi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 20 Kota Tangerang Selatan sempat mengalami hambatan setelah sejumlah warga menolak kelanjutan proses pembongkaran bangunan sekolah.
Diketahui, Revitalisasi SMPN 20 Tangsel mendapat penolakan dari warga Komplek Permata Pamulang, Tangsel.
Proyek pembongkaran bangunan sekolah yang merupakan bagian dari revitalisasi sarana pendidikan ini sempat terhenti.
Sejumlah warga bahkan memasang spanduk sebagai bentuk protes, mempertanyakan legalitas dan transparansi pelaksanaan proyek.
Adapun spanduk tersebut tertulis "Warga RT 01, 02, 04, RW 04 Menolak Proyek Pembangunan/Renovasi SMPN 20 Selama Tidak Ada Ijin Lingkungan Dari Warga yang Terdampak".
Menanggapi hal tersebut, Kepala Sekolah SMPN 20 Tangsel, Frida Tesalonik menegaskan bahwa pihaknya telah melakukan koordinasi jauh hari dengan pihak kelurahan dan RT/RW setempat.
Baca juga: Revitalisasi SMPN 20 Tangsel Disetop Warga, Kepala Sekolah: Ini Semua demi Anak-Anak
Ia menyebut telah dua kali melakukan pertemuan resmi dengan pihak kelurahan untuk menyampaikan rencana pembongkaran dan meminta dukungan.
“Memang tidak ada berita acara tertulis, tapi kami sudah sampaikan secara resmi dalam pertemuan, termasuk soal alat berat yang akan masuk lingkungan. Semua sudah kami komunikasikan dengan Pak Lurah dan perangkat wilayah,” kata Frida saat ditemui TribunTangerang.com di kawasan Serpong, Tangsel, dikutip Jumat (16/5/2025).
Frida mengakui bahwa dirinya sempat menerima pesan dari warga yang ingin berdialog, namun karena kesibukan menjelang ujian dan tanggung jawab di dua sekolah, pertemuan belum sempat dilakukan.
Hal itu diakuinya menjadi salah satu celah komunikasi yang perlu diperbaiki.
Menurut Frida, proyek revitalisasi ini sangat penting mengingat keterbatasan ruang belajar di SMPN 20 yang hanya berdiri di atas lahan seluas 2.300 meter persegi, sementara jumlah calon peserta didik terus meningkat setiap tahun.
Baca juga: Proyek Sekolah Ditolak Warga, Revitalisasi SMPN 20 Tangsel Terkendala Komunikasi
Kekinian, spanduk penolakan telah dicopot dan rencana dialog bersama warga dijadwalkan berlangsung pada Jumat di aula kelurahan.
“Kami siap duduk bersama warga untuk mendengarkan aspirasi mereka. Ini bukan konflik, hanya miskomunikasi. Kami ingin sekolah ini bisa lebih baik dan bisa menampung lebih banyak anak-anak di lingkungan ini,” kata Frida.
Dari informasi yang diterima TribunTangerang.com, revitalisasi SMPN 20 Tangsel ditargetkan rampung pada Desember tahun ini, sementara proses pengisian gedung baru direncanakan akan dimulai pada kuartal kedua 2026 setelah masa evaluasi kualitas bangunan.
Sebelumnya diberitakan, warga Komplek Permata Pamulang, yang tinggal di sekitar Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 20 Kota Tangerang Selatan, menyuarakan kekhawatiran mereka terkait dampak akibat proyek revitalisasi yang sedang berlangsung.
Karena khawatir dampak revitalisasi akan berimbas pada lingkungan sekitar, warga menyatakan penolakan.
Menurut keterangan Ketua RT 02/04, Muhammad Desra Yusuf, salah satu masalah utama yang dikhawatirkan warga adalah meningkatnya jumlah siswa yang dapat berpotensi memperburuk situasi keamanan di lingkungan mereka.
"Karena ini kan berada dekat dengan lingkungan warga nih. Yang pasti kan semakin banyak siswa, maka semakin rame situasinya, maka tingkat kriminalitas semakin tinggi. Termasuk akses masuknya mau seperti apa," kata Desra.
Baca juga: Tidak Pernah Diajak Musyawarah, Revitalisasi SMPN 20 Tangsel Ditolak Warga Pamulang
Desra juga mengungkapkan keresahan warga soal penambahan jumlah lantai dan peningkatan kapasitas siswa, menurutnya hal tersebut akan berimbas pada kemacetan lalu lintas dan peningkatan tingkat kriminalitas.
"Semakin banyak siswa, maka semakin ramai. Ini akan meningkatkan risiko kriminalitas, karena kepadatan yang ada di lingkungan kami. Kami takut jika akses masuk dan keluar sekolah tidak dikomunikasikan dengan jelas, hal ini bisa mengganggu kenyamanan dan keamanan lingkungan," kata Desra.
Terlebih lagi, sekolah berdiri di tengah permukiman ini memang berbatasan langsung dengan rumah warga.
Sehingga, perubahan alur lalu lintas dan penambahan fasilitas yang tidak dibicarakan tersebut membuat warga resah.
Oleh sebab itu, pihaknya juga mengingatkan pentingnya keterlibatan mereka dalam perencanaan pembangunan, agar potensi dampak negatif tersebut bisa diminimalisir.
"Warga di sini bukan menentang pembangunan, tapi kami minta ada keterbukaan dan komunikasi yang lebih jelas. Kami ingin semua pihak, termasuk sekolah, bekerja sama demi menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman," kata Desra.
Seiring dengan berjalannya waktu, warga berharap pihak sekolah dan pemerintah dapat menyelesaikan permasalahan ini melalui musyawarah.
Dari pantauan TribunTangerang.com, warga telah menurunkan spanduk dan membuka ruang dialog untuk menyelesaikan permasalahan ini dengan pihak sekolah serta menyampaikan keresahan mereka.
Meskipun demikian, proses pembangunan belum tampak dilanjutkan. Gedung yang rencananya akan dibangun ulang masih terbengkalai, dan puing-puing sisa pembongkaran masih berserakan di seluruh area sekolah.
Para pekerja juga belum memulai aktivitas, sementara ekskavator berwarna kuning masih terdiam di ujung lahan tanpa ada tanda-tanda pengerjaan. (m30)
Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini
Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News
Ramai Penolakan Revitalisasi SMPN 20 Tangsel, Warga Kini Dukung dengan Syarat |
![]() |
---|
Sempat Ditolak Warga, Pembangunan SMPN 20 Tangsel Bakal Dilanjutkan |
![]() |
---|
Revitalisasi SMPN 20 Tangsel Disetop Warga, Kepala Sekolah: Ini Semua demi Anak-Anak |
![]() |
---|
Proyek Sekolah Ditolak Warga, Revitalisasi SMPN 20 Tangsel Terkendala Komunikasi |
![]() |
---|
Tidak Pernah Diajak Musyawarah, Revitalisasi SMPN 20 Tangsel Ditolak Warga Pamulang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.