Akses SMAN 6 Tangsel Dibuka Kembali Usai Mediasi Buntut Protes SPMB 2025 Jalur Domisili

Setelah sempat ditutup oleh warga yang kecewa atas hasil penerimaan siswa baru, akses utama menuju SMAN 6 Tangerang Selatan kini kembali dibuka.

TribunTangerang.com - Wartakota Network/Ikhwana Mutuah Mic
AKSES SEKOLAH DITUTUP - Penampakan akses utama SMAN 6 Tangsel dibuka oleh Satpol PP Tangsel. (TribunTangerang.com - Wartakota Network/Ikhwana Mutuah Mico). 

Laporan Wartawan TribunTangerang.com, Ikhwana Mutuah Mico

TRIBUNTANGERANG.COM, PAMULANG - Setelah sempat ditutup oleh warga yang kecewa atas hasil penerimaan siswa baru, akses utama menuju SMAN 6 Tangerang Selatan kini kembali dibuka, Senin (14/7/2025) Sore.

Gerbang sekolah dibuka kembali setelah seluruh perwakilan warga yang sebelumnya menutup akses dikumpulkan di Polsek Pamulang untuk menjalani proses mediasi dengan pihak Dinas Pendidikan Provinsi dan Kementerian.

Dari Pantauan TribunTangerang, usai melakukan mediasi, seluruh penanggung jawab warga bersama tim gabungan dari Polres Tangerang Selatan dan Satpol PP langsung menuju SMAN 6 Tangerang Selatan.

Terlihat seorang petugas Satpol PP bernama Fauzi, mengenakan seragam lengkap, sedang melepas rantai yang sebelumnya digunakan untuk menutup pagar sekolah.

Proses pembukaan pagar sempat memakan waktu cukup lama karena warga tidak memiliki kunci dari gembok, sehingga petugas terpaksa melepas rantai secara manual menggunakan paku.

Setelah melalui proses pembukaan, gerbang akhirnya berhasil dibuka oleh petugas. Dua spanduk yang sebelumnya terpasang di pintu gerbang turut dilepas.

Baca juga: Penampakan Kerumunan Siswa Akibat Penutupan Akses SMAN 6 Tangsel Ditutup Warga 

Adapun spanduk tersebut bertuliskan, 'Mohon maaf atas ketidaknyamanannya. Penutupan jalan sementara. Akses ini ditutup karena sistem penerimaan siswa mengabaikan hak anak-anak kami untuk bersekolah di lingkungan sendiri, RW 10.

Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Provinsi Banten Wilayah Tangerang Selatan, Teguh Setiawan, menyampaikan bahwa pembukaan akses dilakukan sesuai kesepakatan dalam rapat bersama yang berlangsung hari ini.

"Sesuai kesepakatan, hari ini akses di SMAN 6 dan SMAN 3 dibuka kembali," ujar Teguh saat ditemui di Polsek Pamulang, Tangsel, Senin (14/6/2025).

Ia menegaskan bahwa masyarakat kini sudah memahami situasi dan kondisi yang ada. 

Menurutnya, jalan yang ditutup adalah jalan umum, sehingga jika penutupan tetap dilakukan, dapat dianggap sebagai pelanggaran terhadap ketertiban umum bahkan berpotensi masuk ranah pidana.

"Tadi Pak Kasatpol PP juga sudah menyampaikan bahwa ini bukan lagi ranah sekolah. Ini sudah menjadi persoalan tentang kenyamanan dan ketertiban umum, serta ketidakpahaman masyarakat," tutup Teguh.

Sebelumnya diberitakan, pada hari pertama tahun ajaran baru, Senin (14/7/2025), gerbang SMAN 6 Tangsel sempat ditutup oleh warga yang kecewa karena anaknya tidak diterima melalui jalur SPMB akhirnya dibuka.

Dari Pantauan TribunTangerang.com, nampak gerbang tidak dibuka sepenuhnya, akses utama sekolah itu hanya terbuka selebar 30 sentimeter cukup untuk dilalui satu orang sehingga menyulitkan akses masuk para siswa.

Baca juga: Bikin Macet dan Kegiatan Anak Terhambat, Orang Tua Mengeluh Akses ke SMAN 6 Tangsel Ditutup

Tiga orang guru berjaga di gerbang, menunggu para siswa masuk melalui area perumahan yang menjadi akses tembus ke sekolah.

Tampak orang tua murid menunggu anak-anak mereka di depan akses masuk sekolah. Sejumlah sepeda motor diparkir di depan gerbang karena tidak bisa memasuki area akses utama.

Suasana di Jalan raya Pamulang permai 1 macet akibat kerumunan orang tua murid yang memadati area sekitar sekolah.

Tampak anak-anak berseragam putih abu-abu hanya diantar hingga depan gang dan turun dari ojek online di depan akses masuk.

Adapun, akses menuju Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 4 dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 6 Tangerang Selatan di kawasan Pamulang, ditutup oleh warga RW 10, Kamis (3/7/2025). 

Aksi penutupan karena memprotes permasalahan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) jalur domisili.

Padahal jarak tempat tinggal mereka berdekatan dengan dua sekolah itu dan masih dalam satu lingkungan yang sama. 

Pada proses penutupan akses tersebut, warga yang tergabung dalam RT 01, RT 02, RT 03, dan RT 04 itu memasang tiga spanduk yang bertuliskan permohonan maaf mereka karena harus menutup akses tersebut. 

Setelah menutup akses jalan. Sekolah, mereka berencana akan bersurat ke Gubernur Banten, Andra Soni untuk mempertanyakan terkait sistem domisili pada SPMB 2025.

"Aksesnya akan kita tutup sampai kita mendapatkan jawaban dari pihak dinas terkait. Besok kita akan membuat surat yang ditujukan kepada Gubernur Banten Andra Soni dan Dinas Pendidikan Provinsi Banten," kata Rangga perwakilan warga RW 10, Pamulang, Tangsel. (m30)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved