Diplomat Muda Tewas

4 Kemungkinan Penyebab Kematian Diplomat Muda Arya Daru Menurut Pakar Forensik Reza Indragiri

Pakar psikologi forensik Reza Indragiri mengungkap empat kemungkinan penyebab kematian Arya yang berkaitan dengan asfiksia atau kekurangan oksigen.

Editor: Joko Supriyanto
Istimewa
KEMATIAN ARYA DARU - Pakar psikologi forensik Reza Indragiri. Reza menyebut empat faktor tersebut antara lain faktor natural (alami), faktor suicide (bunuh diri), faktor homicide (akibat orang lain), dan accident (kecelakaan). 

TRIBUNTANGERANG.COM - Misteri kematian Arya Daru Pangayunan, diplomat muda yang ditemukan tewas di kos Menteng, Jakarta Pusat, memicu beragam spekulasi. 

Pakar psikologi forensik Reza Indragiri mengungkap empat kemungkinan penyebab kematian Arya yang berkaitan dengan asfiksia atau kekurangan oksigen.

Hanya aja, menurut Reza hanya ada satu cara yakni autopsi untuk mencari pemicu hilangnya nyawa Arya.

Dari autopsi yang dispesifikasikan lagi menjadi autopsi psikologi, ia menjelaskan empat faktor asfiksiasi sebagai langkah penyimpulan hasil penyelidikan dan pemeriksaan.

Hal tersebut ia ungkap dalam video channel YouTube Fristian Griec Media , diunggah pada Senin (14/7/2025).

Pada awalnya, sebagai mantan diplomat, Reza mengucapkan duka mendalam atas kematian Arya yang menurutnya mengemban tugas membanggakan sekaligus menanggung beban berat sebagai seorang diplomat.

Kemudian ia menguraikan empat faktor penyebab meninggalnya Arya Daru Pangayunan kekurangan oksigen.

Reza menyebut empat faktor tersebut antara lain faktor natural (alami), faktor suicide (bunuh diri), faktor homicide (akibat orang lain), dan accident (kecelakaan).

Baca juga: Terungkap Aktivitas Arya Daru di Mal Grand Indonesia sebelum Pulang ke Indekos dan Ditemukan Tewas

Hasil analisisnya, dari keempat faktor tersebut yang lebih mengarah kepada tindak pidana adalah faktor homicide, seseorang meninggal karena perbuatan orang lain.

Faktor homicide, dari penjelasan Reza, seseorang kehabisan oksigen akibat perbuatan orang lain.

Ia mencontohkan, para pelaku aksi teror menjalani interogasi mengerikan di penjara Guantanamo, yakni enhanced interrogation technique, dengan metode water boarding.

Metode asfiksia digunakan dalam proses interogasi ini, yakni terperiksa merasakan sensasi tenggelam di dalam air sampai dia sulit bernapas hingga kehilangan nyawa.

"Ini disebut juga meninggal karena perbuatan orang lain, faktor homicide," jelasnya dalam video.

Sementara tiga faktor lain juga dijelaskan Reza Indragiri.

Pertama faktor natural, yakni seseorang meninggal akibat kekurangan oksigen dikarenakan peristiwa yang sifatnya alami.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved