Operasi Patuh Jaya 2025

Remaja hingga Emak-emak Dominasi Pengendara yang Terjaring Operasi Patuh Jaya 2025 di Tangsel

Sebagian kecil ada ibu-ibu. Mungkin ya karena dekat alasannya kenapa tidak menggunakan helm. katanya "wah saya dekat cuma ke situ'

Penulis: Ikhwana Mutuah Mico | Editor: Joseph Wesly
(TribunTangerang/Ikhwana Mutuah Mico)
DIDOMINASI EMAK-EMAK- Kepala Bagian Operasional (KBO) Satlantas Polres Tangsel, Iptu Hery Sulistiono. Iptu Hery mengatakan, remaja dan emak-emak paling banyak terjaring operasi patruh jaya. (TribunTangerang/Ikhwana Mutuah Mico) 

Laporan Wartawan TribunTangerang.com, Ikhwana Mutuah Mico

TRIBUNTANGERANG.COM, SERPONG- Satlantas Polres Tangerang Selatan mencatat temuan puluhan pengendara, sebagian besar ibu rumah tangga, kedapatan tidak memakai helm hanya karena merasa “dekat” dari rumah. 

Kepala Bagian Operasional (KBO) Satlantas Polres Tangsel, Iptu Hery Sulistiono mengatakan, fenomena ini menjadi sorotan dalam kampanye keselamatan berlalu lintas tahun ini.

“Sebagian kecil ada ibu-ibu. Mungkin ya karena dekat alasannya kenapa tidak menggunakan helm. katanya "wah saya dekat cuma ke situ," ujar Hery saat ditemui TribunTangerang.com di Posko Patuh Jaya 2025 Polres Tangsel, Serpong, Jumat (18/7/2025).

Namun, ia menegaskan bahwa kecelakaan lalu lintas bisa terjadi kapan saja, bahkan hanya dalam hitungan meter dari rumah. 

“Sebagian kecelakaan fatal terjadi bukan di jalan raya besar, tapi justru di lingkungan permukiman karena kelalaian pengendara, bisa terjadi kapan saja kepada siapa saja tidak memandang itu jauh atau dekat," ujar Hery menambahkan.

Hery mengatakan selama empat hari pelaksanaan Operasi Patuh 2025, Satlantas Tangsel mencatat 166 pelanggaran di wilayah hukum Polres Tangsel

Dari jumlah tersebut, sekitar 133 pelanggaran melibatkan pengendara sepeda motor yang tidak menggunakan helm.

Baca juga: 4 Lokasi Sasaran Operasi Patuh Jaya 2025 di Kota Tangerang dan 10 Target Operasi

Ia menegaskan, operasi Patuh 2025 bukan semata-mata tentang penindakan. Pihaknya mengedepankan pendekatan 40 persen preventif, 40 persen preemtif, dan 20 persen represif.

“Edukasi tetap kami kedepankan. Kami lakukan teguran, sosialisasi, dan penggunaan sistem ETLE (Electronic Traffic Law Enforcement) mobile. Tapi kalau pelanggaran berulang dan membahayakan orang lain, ya tetap kami tindak tegas,” pungkasnya. (m30)

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved