6 Fakta Tewasnya 3 Orang di Acara Pernikahan Anak Dedi Mulyadi: 2 Warga Sipil dan Anggota Polisi
Kedua pengantin juga bukan orang sembarangan. Maulana Akbar adalah anggota DPRD Jawa Barat
TRIBUN TANGERANG.COM, GARUT- Pesta pernikahan Maula Akbar dan Putri Karlina memakan korban jiwa.
Maula Akbar adalah putra Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Sedangkan Putri Karlina adalah putri Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto.
Kedua pengantin juga bukan orang sembarangan. Maulana Akbar adalah anggota DPRD Jawa Barat.
Sedangkan Putri Karlina adalah wakil bupati Garut. Keduanya menikah Rabu (16/7/2025) kemarin.
Namun pesta pernikahan keduanya digelar pada Jumat (18/7/2025) pagi.
Namun besarnya antuasisme warga yang ingin datang ke pesta pernikahan ini membuat warga berdesak-desakan saat hendak masuk ke lokasi acara.
Warga mulai memadati area pada Jumat siang. Banyak warga Garut yang mengantre untuk mendapatkan makanan gratis di dua gerbang pendopo.
Kerumunan warga pun berubah menjadi kepanikan. Warga yang berdesak-desakan pun pingsan karena terinjak-injak.
Nahasnya tiga orang meninggal dalam insiden itu.
Para korban terdiri dari dua warga sipil dan seorang anggota polisi.
Dua korban sipil bernama VA berusia 8 tahun dan Dewi Jubaedah (61).
Sedangkan anggota polisi yang tewas bernama Bripka Cecep Saeful Bahri (39).
Tragedi tersebut terjadi saat acara makan gratis untuk warga Garut di gerbang barat Alun-Alun Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Dua korban merupakan warga sipil dan satu korban tewas adalah anggota kepolisian yang mengamankan acara.
Warga mulai memadati area pada Jumat siang. Banyak warga Garut yang mengantre untuk mendapatkan makanan gratis di dua gerbang pendopo.
Namun, situasi menjadi tak terkendali hingga membuat banyak warga terinjak-injak.
Acara hari ini merupakan acara syukuran pernikahan antara Maula Akbar dan Putri Karlina.
Adapun pernikahan keduanya digelar Rabu (16/7/2025) kemarin.
Berikut 6 fakta meninggalnya tiga orang saat acara nikahan Putri Karlina dan Maula Akbar.
1. Warga Berdesakan
Banyak warga yang datang dalam acara makan-makan gratis ini.
Warga dari segala usia berdesak-desakan di gerbang masuk Pendopo Garut.
Suasana pun menjadi kacau hingga membuat sejumlah warga jatuh dan terinjak-injak warga lain.
Mengutip TribunJabar.id, banyak orang yang mengulurkan tangan untuk meminta bantuan setelah jatuh.
Para petugas juga berdesakan saat membantu para warga yang jatuh terinjak.
2. Tiga Orang Meninggal
Tiga orang pun meninggal dunia karena desak-desakan hingga terinjak-injak warga lainnya.
Dari tiga korban tersebut, satu di antaranya bocah berusia delapan tahun, VA
VA adalah warga Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut.
Ibunda VA, MP, membenarkan bahwa anaknya meninggal dunia dalam kejadian tersebut.
"Ia itu anak saya yang meninggal," ujarnya kepada awak media di ruang jenazah RSUD dr Slamet Garut, dikutip dari TribunJabar.id.
Korban kedua adalah warga Jakarta Utara yang bernama Dewi Jubaedah (61).
3. Polisi Jadi Korban
Seorang anggota Polres Garut yang mengamankan jalannya acara, Bripka Cecep Saeful Bahri (39), juga ikut jadi korban meninggal dunia.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Hendra Rochmawan mengonfirmasi hal tersebut.
"Jadi anggota kami itu telah gugur atas nama Cecep, anggota Bhabinkamtibmas Polsek di Polres Garut," ujar Hendra.
Dikutip dari TribunJabar.id, Bripka Cecep sempat mengatur warga yang berdesakan.
Bahkan, ia membantu warga yang pingsan karena kepadatan di sekitar pintu pendopo.
"Yang bersangkutan ini setelah membantu, mengatur, mengangkat orang yang berdesakan pingsan karena ingin masuk ke pendopo di acara resepsi itu," katanya.
Nahas, saat sedang istirahat, Cecep tiba-tiba pingsan dan dinyatakan meninggal dunia di lokasi dan belum sempat mendapatkan perawatan medis.
"Dan kemudian setelah acara berjalan lancar, baik, tidak ada kerumunan, yang bersangkutan kemudian istirahat, duduk."
"Di saat yang bersangkutan itu meninggal, sebelumnya sempat pingsan," ujarnya.
4. Bripka Cecep Pingsan saat Bertugas
Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Hendra Rochmawan menjelaskan kronologi meninggalnya Bripka Cecep.
Ia mengatakan saat itu, Bripka Cecep sedang bertugas mengurai kerumunan warga yang memadati pintu masuk lokasi.
"Jadi anggota kami itu telah gugur atas nama Cecep, anggota Bhabinkamtibmas Polsek di Polres Garut," kata Hendra, dikutip dari TribunJabar.id, pada Jumat (18/7/2025).
Lebih lanjut Hendra mengatakan, Bripka Cecep sempat membantu orang-orang yang pingsan, namun tiba-tiba personel Bhabinkamtibmas Polres Garut tersebut juga ikut pingsan.
5. Dedi Mulyadi Tak Tahu Ada Acara pada Siang Hari
Setelah mendengar ada tragedi meninggalnya tiga orang dalam acara nikahan anaknya, Dedi Mulyadi menyatakan dukacita.
"Pertama saya menyampaikan turut berdukacita, semoga almarhum dan almarhumah diterima iman Islamnya, diampuni segala dosanya, kemudian ditempatkan di tempat yang mulia di sisi Allah," ujar Dedi, Jumat (18/7/2025).
Ia menuturkantak tahu ada acara makan-makan gratis.
"Acara syukuran Maula dan Putri, secara pribadi saya tuh tidak tahu acara kegiatan itu," tambahnya.
Yang Dedi tahu, ada acara pesta rakyat untuk warga Garut pada malam hari.
"Artinya saya hanya memahami bahwa nanti malam itu ada acara kegiatan saya bertemu warga dalam bentuk pentas seni."
"Saya tidak tahu bahwa ada cara syukuran bersama warga, kemudian warga diundang makan bersama," kata Dedi, dikutip dari TribunJabar.id.
6. Beri Santunan ke Keluarga Korban
Dedi juga minta maaf atas peristiwa ini.
"Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas peristiwa tersebut," katanya.
Selain itu, Dedi juga sudah memerintahkan stafnya untuk menemui keluarga korban dan memberikan uang duka cita.
"Saya menyampaikan, hari ini saya sudah meminta staf saya untuk menemui seluruh keluarganya dan menyampaikan uang duka dari saya sebagai Gubernur Jawa Barat terhadap warga saya yang hari ini yang mendapat musibah," lanjut Dedi.
Uang Rp150 juta diberikan Dedi kepada keluarga korban yang ditinggalkan.
"Kami menyampaikan uang duka Rp150 juta per keluarga," katanya.
Uang tersebut merupakan bagian dari empati terhadap keluarga korban.
Ia berharap peristiwa ini bisa menjadi pembelajaran untuk semua pihak.
"Ke depan pembelajaran penting siapa pun termasuk keluarga saya sendiri, kalau buat acara itu harus diperhitungkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi."
"Termasuk juga penyiapan pengamanan yang cukup. Dan saya selalu mengimbau tidak boleh membuat kegiatan dalam ruang sempit kemudian orangnya terlalu banyak," ucapnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini
Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News
Hotman Paris Murka Dengan Kepala Desa Cianaga Usai Balita Meninggal Karena Cacingan |
![]() |
---|
Respons Dedi Mulyadi Dikritik Atalia Praratya Soal Satu Kelas SMA Negeri Diisi 50 Orang |
![]() |
---|
Siswa SMAN 6 Garut Akhiri Hidup, Ayah Bergetar Tahan Emosi Dengar Pengakuan Guru Fisika yang Berbeda |
![]() |
---|
Pernikahan Anak KDM dan Irjen Karyoto Berujung Maut, Muncul Desakan Pertanggungjawaban Hukum |
![]() |
---|
Putri Karlina, Maula Akbar dan Dedi Mulyadi Minta Maaf Soal Insiden Maut saat Pernikahan di Garut |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.